6 Rekomendasi LIPI untuk Beradaptasi dan Hidup 'Berdamai' dengan Covid-19

Berdasarkan data global hingga Rabu (20/5/2020) pagi, ada 213 negara yang sudah terjangkit Covid-19, rinciannya total infeksi 4.985.825 kasus

Editor: Muhammad Fatoni
imperial.ac.uk
Ilustrasi pandemic Coronavirus 

TRIBUNJOGJA.COM - Penyebaran virus corona masih terus terjadi di seluruh dunia.

Setiap hari, dilaporkan masih ada penyebaran dan penularan kasus baru di berbagai negara di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. 

Berdasarkan data global hingga Rabu (20/5/2020) pagi, ada 213 negara yang sudah terjangkit Covid-19, rinciannya total infeksi 4.985.825 kasus.

Sementara di Indonesia, hingga Selasa (19/5/2020), jumlah kasus terkonfirmasi adalah 18.496, sejak kasus pertama Covid-19 di Tanah Air, yakni 2 Maret 2020.

UPDATE Virus Corona di Seluruh Dunia 20 Mei 2020, Daftar 20 Negara dengan Catatan Kasus Tertinggi

UPDATE Sebaran Virus Corona di Indonesia hingga Rabu 20 Mei Pagi, Rincian Lengkap dari 34 Provinsi

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah mengeluarkan keterangan bahwa kemungkinan besar vaksin dapat didistribusikan secara massal kepada masyarakat pada akhir tahun 2021.

Dengan demikian, butuh waktu sekitar 1,5 tahun hingga vaksin benar-benar tersedia dan dapat digunakan untuk mencegah paparan virus corona SARS-CoV-2.

Pandemi Global Virus Corona
Pandemi Global Virus Corona (Science Alert)

Melihat kondisi ini, Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Laksana Tri Handoko, menyebutkan pentingnya melakukan mitigasi berbasis data untuk dapat bertahan dan beradaptasi dengan Covid-19 ini.

"Sampai vaksin ditemukan dan imunisasi massal dilakukan, adaptasi masyarakat dengan Covid-19 harus melalui mitigasi yang terkontrol dan berbasis data," kata Handoko.

Berikut 6 rekomendasi LIPI agar kita bisa hidup berdamai dan beradaptasi dengan Covid-19.

1. Kontrol dan mitigasi terukur

Menurut Handoko, kontrol dan mitigasi yang terukur ini dapat berperan untuk menyeimbangkan dilakukannya pengaktifan kembali aktivitas ekonomi masyarakat.

Dalam hal ini, kata dia, mitigasi yang bisa dilakukan bisa berfokus pada skrining massal di simpul mobilitas publik berbasis Rapid Diagnostic Test (RDT) dan uji Polymerase Chain Reaction (PCR) di lokasi kerumunan permanen seperti di rumah sakit, sekolah, kampus dan perkantoran serta industri.

2. Data akurat PDP dan ODP

Sebagai bentuk mitigasi beradaptasi dengan Covid-19 ini, Handoko menyebutkan bahwa penanganan Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) memerlukan data yang akurat, masif, dan terukur.

"Pasien positif dan keluarganya dikenakan masa isolasi dan karantina. Untuk pasien positif dari masyarakat berpenghasilan rendah, keluarganya ditetapkan sebagai penerima bantuan sosial," ujar dia.

Selain itu juga diperlukan disinfeksi menyeluruh di lokasi dengan kasus konfirmasi positif Covid-19 berdasarkan tes laboratorium atau PCR.

ILUSTRASI - Masyarakat Sleman yang merupakan pengunjung indogrosir melakukan rapid test massal hari kedua , Rabu (13/5/2020).
ILUSTRASI - Masyarakat Sleman yang merupakan pengunjung indogrosir melakukan rapid test massal hari kedua , Rabu (13/5/2020). (Dok Humas Pemkab Sleman)

3. Perketat protokol penanganan Covid-19

Jumlah kasus konfirmasi positif terinfeksi Covid-19 semakin meningkat, dan tidak ada yang tahu pasti kapan berakhir.

Oleh sebab itu, kata Handoko, pengetatan pelaksanaan protokol utama penanganan Covid-19 masih perlu dilakukan.

Pengetatan protokol penanganan Covid-19 antara lain seperti kewajiban memakai masker di semua lokasi dan kondisi, jaga jarak di semua aktivitas, serta menjaga kebersihan dan sterilisasi area di mana berada.

"Bila perlu dilakukan dengan mekanisms pemberian denda bagi yang melanggar," kata dia.

4. Pengerahan infrastruktur dan SDM

Tes secara massal sudah digaungkan sejak awal virus corona SARS-CoV-2 teridentifikasi di Indonesia, Maret lalu.

Infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) yang kurang disebut menjadi tantangan dalam tes massal Covid-19 di Tanah Air.

Pengerahan seluruh infrastruktur dan SDM ini perlu dilakukan untuk meningkatkan kapasitas uji berbasis RDT dan PCR.

Dengan melakukan pengadaan nasional untuk RDT dan test kit PCR dari sumber teruji serta rekrutmen SDM untuk operator swan, ekstraksi sampel dan analisis hasil uji.

"Alat PCR yang ada di seluruh instansi dan kampus dikelola secara terpadu sehingga distribusi sampel dapat diatur dengan baik dan hasil cepat keluar,” ujar Handoko.

Prediksi Ahli Ada Penambahan 40 Ribu Kasus Virus Corona Baru di Jawa Akibat Mudik Lebaran

Terobosan Baru! Virus Corona Bisa Diblokir dengan Antibodi Seorang Pasein Sembuh dari SARS

5. Pembentukan tim pakar

Pandemi Covid-19 ini menghantam semua sektor dalam kehidupan setiap negara.

Oleh sebab itu, membentuk tim pakar dari setiap sektor yang bersangkutan, akan lebih baik untuk mengevaluasi dan memberikan rekomendasi teknis lebih lanjut secara berkala.

Tim pakar ini bisa terdiri dari praktisi dan ilmuwan di sektor terkait dan ahli epidemiologi.

“Sehingga rekomendasinya berbasis data dan perkembangan sains dengan didukung rekayasa teknologi untuk mendukung implementasi,” jelas dia.

ILUSTRASI - Suasana RDT massal hari ketiga di GOR Pangukan, Kamis (14/5/2020)
ILUSTRASI - Suasana RDT massal hari ketiga di GOR Pangukan, Kamis (14/5/2020) (IST| Dok Humas Sleman)

6. Penguatan ketahanan

Penguatan ketahanan dalam mitigasi beradaptasi dengan Covid-19 ini, bisa dilakukan dengan mempercepat riset terkait konten lokal. Rekomendasi penguatan ketahanan ini meliputi berbagai hal sebagai berikut:

- Pengembangan suplemen penguat imunitas tubuh dari bahan alam lokal
- Karateristik biologi virus SARS-CoV-2
- Pembuatan bahan dan test kit uji PCR lokal
- Metode baru uji virus secara molekular sehingga lebih murah dan mudah dilakukan di berbagai fasilitas
- Pengembangan Rapid Diagnostic Test lokal
- Pengembangan alat sterilisasi barang berbasis disinfektan untuk area publik.

“Juga penciptaan model bisnis baru untuk UMKM melalui teknologi tepat guna berbasis riset, sehingga bisa menjangkau pasar yang lebih luas dengan daya tahan lebih lama,” kata Handoko.

(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas, Kompas.com/Ellyvon Pranita)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sembari Menunggu Vaksin, Ini 6 Rekomendasi LIPI Beradaptasi dalam Pandemi Covid-19"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved