Cerita ABK Sampai di Yogyakarta dengan Berbagai Cara, Tujuannya Pulang ke Bandung

Agus sudah satu bulan penuh terkatung-katung di pelabuhan Tanjung Perak, Kota Surabaya. Kapal yang biasa membawanya melaut terjebak lockdown di Suraba

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM / Miftahul Huda
Kondisi Agus Siregar ABK Asal Bandung Barat yang numpang kendaraan dari Surabaya-Jogja menuju kampung halaman, Minggu (17/5/2020). 

TRIBUNJOGJA.COM, Yogyakarta - Anak Buah Kapal asal Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat bernama Agus Siregar. Pria berusia 56 tahun ini hanya satu dari diantara puluhan atau bahkan ratusan ABK yang tak bisa melaut lantaran beberapa wilayah telah berlakukan lockdown.

Agus sudah satu bulan penuh terkatung-katung di pelabuhan Tanjung Perak, Kota Surabaya. Kapal yang biasa membawanya melaut terjebak lockdown di Surabaya dan sudah tidak lagi beroperasi.

Akhirnya, Agus pun memilih untuk pulang kampung. Namun, ia bingung lantaran bus jarak jauh sudah tidak beroperasi mulai April lalu.

Pria yang sudah puluhan tahun berprofesi sebagai ABK ini pun tak tahu, harus pulang menggunakan moda transportasi apa. Kapal bugis yang biasa membawanya ke perairan Kalimantan pun sudah tidak beroperasi dan menepi di Tanjung Perak mulai Maret lalu.

Yang ia butuhkan saat ini hanyalah bagaimana untuk sampai di Padalarang dengan selamat. Meski guratan wajah yang merindukan moment berkumpul untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarganya di Bandung Barat sana, tak bisa disembunyikan dari sorot matanya yang nanar.

Sudah tiga hari dua malam, Agus berjalan dari Surabaya menuju Yogyakarta. Rencananya memang ia ingin menempuh perjalanan melalui jalur Selatan, menuju Cilacap hingga ke Tasikmalaya.

Tak terhitung sudah berpuluh kilometer dirinya berjalan. Sesekali ia menghentikan langkahnya, untuk menepi ke masjid sekedar meminta bantuan makan kepada takmir masjid di jalur sepanjang jalur Surabaya-Jogja.

"Malam pertama saya bermalam di Jombang. Dari Surabaya numpang kendaraan truk. Karena kalau naik bus, saya tidak punya surat keterangan sehat. Sudahlah, pasrah saja sama Tuhan, nanti juga pasti sampai di rumah," katanya, saat dijumpai Tribunjogja.com di Jalan Mangkubumi, Kecamatan Gondokusuman, Yogyakarta.

Agus memang hendak menuju Stasiun di Yogyakarta. Ia bertekad untuk menumpang kereta barang menuju Bandung. Namun, niatnya sirna ketika memastikan ke Stasiun Tugu yang juga lengang tanpa aktivitas.

Biasanya, Agus memang dari Surabaya transit ke Yogyakarta. Ia baru akan melanjutkan perjalanan dengan bus atau kereta menuju Bandung.

Namun, untuk saat ini kondisi keuangannya benar-benar menipis. Ia mengaku kehabisan perbekalan untuk menuju Bandung.

Ia menceritakan, Jumat pagi dirinya mulai berangkat dari Surabaya. Pria yang mengalami gangguan penglihatan pada mata kirinya ini kemudian numpang jalan dengan truk barang yang melintas ke Jombang.

"Di Jombang saya istirahat satu malam. Karena kalau tengah malam kondisi haus sulit untuk mencari air, jadi saya putuskan untuk bermalam," imbuhnya.

Setelah itu, sejauh kurang lebih 15 kilometer ia tempuh dengan berjalan kaki menuju ke Sragen. Upaya untuk numpang kendaraan truk pun berkali-kali ia coba.

Namun, pria ini sadar jika dibeberapa kota sudah mulai berlakukan pemeriksaan surat-surat kesehatan para penumpang.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved