Kisah Mahasiswi Asal Luwu Panjat Pohon di Atas Bukit Demi Cari Sinyal untuk Kuliah Online
Kisah Mahasiswi Asal Luwu Panjat Pohon di Atas Bukit Demi Cari Sinyal untuk Kuliah Online
TRIBUNJOGJA.COM, LUWU – Wabah virus corona di Tanah Air membuat aktifitas sekolah dan perkuliahan secara tatap muka dihentikan sementara waktu.
Sebagai penggantinya, sekolah maupun kampus melaksanakan kegiatan belajar mengajar maupun perkuliahan dengan sistem online.
Tentunya, bagi masyarakat perkotaaan, sistem KBM maupun perkuliahan secara online tidak jadi masalah karena sarana dan prasarana pendukung, terutama jaringan internet sudah terpenuhi.
Namun bagi masyarakat yang tinggal di daerah pedalaman, tentunya jaringan internet menjadi kendala tersendiri.
Para mahasiswa atau pelajar harus berjuang ekstra untuk bisa mendapatkan sinyal.
Hal itupula yang dialami oleh Sartika.
Mahasiswi di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan ini bahkan harus rela menempuh perjalanan dua jam dan memanjat pohon hanya demi mendapatkan sinyal untuk kuliah online.
“Kami sengaja mengunggah di Instagram curhatan kami mahasiswa di kampung ini yang harus bertaruh mencari signal demi menyelesaikan tugas kuliah,” kata Sartika saat ditumui di lokasi, Rabu (13/5/2020).
Mahasiswi Universitas Cokroaminoto Palopo bersama rekannya yang lain menjadikan tempat tersebut sebagai kampus alam.
"Sebelum kami naik ke gunung, biasanya kami patungan dulu untuk beli pulsa data sebelum kami bersama kawan mahasiswa lain di desa ini," ucap Sartika.
Selain masalah signal internet, terkadang mereka harus mencari tempat berteduh ketika hujan deras.
“Kendala yang kami alami jaringan yang lambat loading, kuota internet tidak memadai.
Belum lagi kami harus menanjak saat bulan puasa ini, jadi kami kadang kurang fit,” ujar Sartika.
Demi menyelesaikan tugas kuliah, mereka terkadang bertahan di tempat tersebut hingga larut malam.
“Ada mata kuliah pagi ada juga sore, jadi kami di sini smapai sore online, kadang juga sampai tengah malam karena ada tugas yang harus diselesaikan, jadi kadang sampai pukul 23.00 Wita baru kembali ke rumah bersama teman-teman, termasuk saat buka puasa,” tutur Sartika.