Yogyakarta
Pemda DIY Masih Memvalidasi Data Penerima BST
Anggota Komisi D DPRD DIY Syukron Arif Muttaqin berharap agar penyaluran BST ini dilakukan dengan hati-hati dan jangan sampai double sasaran.
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemda DIY saat ini tengah mengkaji dan memvalidasi data penerima bantuan sosial tunai (BST) bagi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.
Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi data ganda penerima BST ataupun salah sasaran.
BST tersebut akan diberikan kepada fakir miskin, lansia dan penyandang disabilitas.
Anggota Gugus Tugas Sosial Kemasyarakatan Dinsos DIY Agus Setyanto dalam acara yang disiarkan langsung oleh Tribun Jogja mengatakan saat ini Dinsos DIY dan Diskominfo DIY tengah memvalidasi data agar tidak double sasaran.
"Karena perlu diketahui bahwa bansos ini kan ada berbagai sumber yang diperuntukkan kepada masyarakat, tentunya ini tidak boleh ganda ketika masyarakat itu menerima," katanya.
• Dinsos DIY Mulai Salurkan Bantuan pada Lansia Terlantar
Sebab, selain bansos dari Kemensos, Pemda DIY juga mengucurkan bansos dari APBD provinsi, APBD kabupaten kota, dan APBdes.
Agus menerangkan, sumber data penerima BST tersebut tidak hanya berasal dari data Dinsos DIY saja, tetapi juga data dari berbagai OPD (Organisasi Perangkat Daerah).
"Dari berbagai OPD ini di-cleansing, harapannya kalau sudah ada bansos ya diawasi atau Dinas Sosial jangan sampai nanti tumpuk di OPD lain," ungkapnya.
Oleh sebab itu, hingga saat ini data penerima BST masih berproses untuk dilakukan cleansing di Diskominfo DIY.
"Kami juga ikut mengawasi jangan sampai nanti terjadi double sasaran, sudah dapat, dapat lagi. Makanya ini memang perlu waktu untuk cleansing data. Harapannya seminggu dalam waktu dekat ini tidak sampai akhir minggu ini mudah-mudahan nanti bisa terealisasikan bantuannya," kata dia.
Anggota Komisi D DPRD DIY Syukron Arif Muttaqin berharap agar penyaluran BST ini dilakukan dengan hati-hati dan jangan sampai double sasaran.
• Pemkab Sleman Salurkan Bantuan Sosial ke 11 Desa Terdampak Covid-19
"Jangan sampai ada double data, orang yang sudah dapat, dapat lagi, itu kan jadi persoalan. Marena memang jumlahnya terbatas, ketika terjadi double penerima ini akan terjadi kecemburuan sosial," jelasnya.
Agar tidak salah sasaran atau double penerima BST, kata Syukron, anggota dewan turun langsung ke lapangan untuk memantau agar tidak mendapati double penerima BST.
"Semua anggota dewan terjun kelapangan bahkan kita ikut memantau bagaimana proses penyaluran ini agar tepat sasaran," tuturnya.
Syukron berpesan agar tidak terjadi double penerima atau salah sasaran, maka cleansing data harus benar-benar dilakukan hingga clear.
Selain itu, proses penyaluran BST pun juga harus diawasi agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
"Masyarakat sudah hampir dua bulan di rumah. Ini catatan betul, kalau sudah selesai (cleansing data) segera luncurkan. Saya kira masyarakat hari ini sudah sangat membutuhkan (BST)," ucapnya.(TRIBUNJOGJA.COM)