Update Corona di DI Yogyakarta

Antisipasi Hasil Reaktif Jumlah Besar, Gubernur DIY Minta RSHL Beroperasi Penuh

Saat ini, kapasitas RSHL sendiri mampu menampung hingga 200 pasien Covid-19.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Kurniatul Hidayah
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X didampingi Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji, di Kompleks Kepatihan, Selasa (12/5/2020). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Guna mengantisipasi lonjakan jumlah warga yang menunjukkan hasil reaktif dalam rapid test massal yang diselenggarakan di 4 kabupaten/kota di DIY, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Rumah Sakit Hardjolukito (RSHL) dapat beroperasi penuh.

Saat ini, dijelaskan Sultan bahwa kapasitas RSHL sendiri mampu menampung hingga 200 pasien Covid-19.

Namun karena sebagian tenaga medis, baik dokter maupun perawat, dikirim untuk bertugas di Wisma Atlet Jakarta, maka pelayanan untuk pasien Covid-19 hanya dipusatkan di lantai 1.

"Mestinya kan 3 floor, (tapi) karena sebagian dokter dan perawat ke Wisma Atlet. Meski 1 floor, yang positif dirawat di sana 40 persen dari bed yang ada di seluruh rumah sakit yang memang kita peruntukkan untuk menangani Covid-19," bebernya, dalam Jumpa Pers di Kompleks Kepatihan, Selasa (12/5/2020).

Banyak Kasus Covid-19 dari Klaster Indogrosir, Dinkes Kota Yogyakarta Imbau Warga Berbelanja Online

Namun, melihat perkembangan kasus positif Covid-19 di DIY, termasuk dari lonjakan kasus yang berasal dari kluster Indogrosir, ada kekhawatiran hasil dari rapid test massal ini akan mendulang jumlah reaktif yang cukup tinggi.

"Sleman kan takut kalau yang positif besar. Untuk antisipasi, dimungkinkan 2nd floor dan 3rd floor difungsikan. Kemarin kami minta kepasa para bupati, bisa ddak bapak-bapak di kabupaten membantu (mencari) dokter juga paramedis. Nanti kalau orangnya ada, sebagai dasar saya berbicara dengan RSHL. Tapi sampai sekarang saya belum mendengar karena pertemuan dengan bupati baru besok," urainya.

Ia pun berharap, dalam pertemuan dengan kepala daerah se-DIY, Sultan mendapatkan kepastian untuk hal tersebut.

"Sebetulnya ada Rumah Sakit polisi (Bhayangkara) karena pada waktu itu Pak Kapolda menawarkan bahwa RS Bhayangkara juga dimungkinkan untuk bisa menampung para penderita (Covid-19). Pilihan alternatif tetap ada hanya untuk antisipasi saja," ucapnya.

COVID-19 di Yogya : Jumlah yang Sembuh Nyaris 9 Kali Lipat Lebih Banyak dari yang Meninggal

Sultan mengimbuhkan, rapid test tidak hanya dilakukan sekali melainkan dua kali.

Ketika hasil menunjukkan reaktif maka pasien yang bersangkutan harus menjalani isolasi.

"Itu yang Sleman milihnya untuk di Wisma Haji, Gunungkidul juga sudah menyediakan tempat. Mereka sudah menyediakan lokasi sendiri-sendiri dengan harapan mereka tidak mencemari yang lain," bebernya.

Disinggung mengenai ketersediaan rapid test di DIY, Sultan mengatakan untuk sementara ini ada 3.000 rapid test.

"Tapi kabupaten masih punya sisa sekitar 1.000-an jadi diharapkan kabupaten menghabiskan yang 1.000 itu. Kami punya stok 3.000. Sebenarnya (kebutuhan) yang besar itu untuk PCR, tapi itu untuk swab. Yang penting untuk sementara ini kita bisa lakukan untuk Indogrosir dan sebagainya," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved