Update Corona di DI Yogyakata

Masih Ada 5000 Pekerja Migran Jateng-DIY yang Tertahan di Luar Negeri

Pemulangan 84 Anak Buah Kapal (ABK) dari Australia di Terminal Giwangan telah usai.

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Hasan Sakri
Sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) mengikuti pemeriksaan kesehatan saat tiba di terminal Giwangan, kota Yogyakarta, jumat (8/5/2020) Puluhan PMI dari beberapa negara yang sebelumnya telah menjalani karantina di Jakarta dipulangkaan ke sejumlah daerah melalui terminal Giwangan yang sebelumnya melakukan perjalanan menggunakan sejumlah bus dari Jakarta. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemulangan para Anak Buah Kapal (ABK) dari Australia di Terminal Giwangan telah usai.

Jumlah yang dipulangkan setelah pendataan sebanyak 84.

Dari jumlah tersebut 16 diantaranya warga DIY.

Sementara 68 sisanya berasal dari Kabupaten Klaten, Purworejo, Magelang, Boyolali dan Kebumen.

Kepala Balai Pelayanan, Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) yang sekarang berubah menjadi Badan Perlidungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Yogyakarta, Suparjo menyampaikan, pemulangan tersebut dilakukan bertahap.

Untuk hari ini, total ada 84 ABK kapal pesiar yang beroperasi di Australia.

BREAKING NEWS : Update Covid-19 DIY 8 Mei 2020, Ada Tambahan 6 Kasus Positif

Sejak pertengahan Maret lalu, mereka menanti kepastian pemulangan dari Pemerintah pusat.

"Dan malam ini kami sudah memastikan bahwa semuanya dalam konsisi sehat. Tadi para ABK sudah melaksankan serangkaian test dan pendataan," katanya saat ditemui, Jumat (8/5/2020) .

Ia menyebut, masih ada sekitar 300 ABK yang berada di Jakarta dan sedang menjalani karantina.

Rencananya mereka akan dipulangkan secara bertahap.

Dari 300 tersebut merupakan para ABK yang berasal dari DIY dan Jawa Tengah (Jateng).

Ia mengatakan, khusus pekerja migran asal DIY-Jateng total masih ada 5.000 orang yang masih bertahan di luar negeri. 

"Pemulangan terus dilakukan. Hampir semua sektor dilakukan pemulangan secara bertahap. Untuk ABK di luar negeri masih ada sekitar 100 orang lagi," terangnya.

Untuk ABK pesiar sendiri tidak ada masalah dalam pemulangan.

Namun, ia menyadari jika butuh waktu sekitar dua minggu untuk mengurus izin pulang oleh pemerintah.

Ratusan WNI Positif Covid-19 di Luar Negeri, BP3TKI Yogyakarta Masih Pastikan Warga DIY

Meski begitu, Parjo justru mengantisipasi pemulangan secara mandiri yang akan dilangsungkan mulai 18 Mei mendatang selama hampir satu pekan.

Alasannya, pihaknya harus berkoordinasi dengan PT Angkasa Pura terkait kesiapan maskapai yang akan digunakan.

"Yang justru kami siapkan betul-betul ini untuk pemulangan mandiri. Karena mereka tidak ada yang mengkoordinir. Ini saja kami masih rapat terus dengan pihak Angkasa Pura. Semoga saja bisa lancar," imbuhnya.

Lebib lanjut Parjo menjelaskan, sejak pertengahan Maret para ABK tersebut telah menunggu kejelasan untuk repatriasi.

Setelah hampir tiga minggu, surat izin dan pengajuan repatriasi telah disetujui.

Mereka pun dikirim ke Indonesia dengan menaiki Kapal Pesiar Carnival Splendor dari Australia menuju pelabuhan Tanjung Priok.

"Setelah itu, pertengahan April mereka sampai ke Jakarta dan menjalani test kesehatan. Yang positif di karantina di wisma atlet, sementara mereka ini yang dinyatakan negatif," imbuhnya.

Ia menjelaskan, ada tiga klaster untuk pemulangan para pekerja Migran di Indonesia yang dimungkinkan pulang secara masal.

Bandara YIA Bakal Menjadi Tempat Kedatangan WNI dari Malaysia

"Itu ada dari India, Malaysia dan para ABK. Yang mandiri itu kebanyakan dari Malaysia dan India. Ini yang perlu kami siapkan nantinya," ungkap mantan Kepala P2MI Jateng ini.

Sementara itu, Agensi Kapal Pesiar PT Cemerlang Tunggal Inti Nusa, Rafael M Triyanto menambahkan, sebagai agensi pihaknya telah berupaya untuk membantu mengurus kepulangan para ABK tersebut.

Hingga tiga tahun terakhir sudah ada sekitar 5.021 ABK yang sudah diberangkat melalui jasa agensinya.

Dari jumlah tersebut 10 persen atau 100 orang diantaranya berasal dari Yogyakarta.

Meski protokol kesehatan di kapal pesiar sangatlah ketat, namun pihaknya tetap melakukan pemulangan karena sejak Februari lalu sudah tidak ada tamu di kapal pesir tersebut. 

Rafael, melanjutkan kapal Pesiar Carnival Splendor berkapasitas sekitar 3700 tamu. 

"Namun sejak Februari sudah tidak ada tamu. Para ABK akhirnya harus dipulangkan," tegasnya.

Ia menjamin jika para ABK dalam kondisi sehat dan siap menjalani karantina 14 hari ke tempat asal masing-masing. (TRIBUNJOGJA.COM)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved