Mengenal Masjid Huaisheng, Masjid Tertua di China yang Dibangun untuk Menghormati Nabi Muhammad

Saat berkunjung ke Guangzhou, tepatnya di No. 56 Guangta Road, kamu akan melihat sebuah bangunan dengan menara masjid (minaret) setinggi 36 meter yang

Editor: Joko Widiyarso
Instagram Kitabkids
Masjid Huaisheng di China 

Masjid tersebut kembali dibangun lagi pada 1695 setelah hancur karena api. Ada kemungkinan masjid telah melewati beberapa renovasi yang tidak tercatat waktunya.

Gaya bangunan masjid yang khas Masjid Huaisheng memiliki gaya arsitektur tradisional China yang dipadukan dengan gaya arsitektur Arab.

Beberapa bebatuan yang dipakai untuk menutupi halaman balai utama berasal dari Dinasti Ming. Kaligrafi Arab terlihat di seluruh dinding dan pilar yang ada di sana.

Beberapa tulisan dalam karakter Mandarin juga terlihat. Saat ini, beberapa bangunan yang masih berdiri dengan megah adalah Pagoda Cahaya, Balai Utama, Paviliun Wangyue, Paviliun Prasasti, ruang penerima tamu, dan lain-lain.

Menurut China Culture, Pagoda Cahaya atau menara masjid, terletak tepat di depan Balai Utama. Menara tersebut merupakan fitur yang paling menonjol dari Masjid Huaisheng.

China Tantang Amerika Bawa Bukti Virus Corona dari Lab Wuhan, Menlu Mike Pompeo Malah Tidak Yakin

Para pengunjung bisa menaiki menara tersebut melalui tangga heliks. Awalnya, di atas menara tersebut terdapat sebuah ayam emas.

Namun pada 1392, patung tersebut dihancurkan oleh badai. Setelah itu, orang-orang menggantinya dengan sebuah patung berbentuk seperti labu.

Lampu di bagian atas menara berfungsi sebagai mercusuar bagi kapal-kapal untuk bernavigasi di malam hari di sepanjang sungai Zhujiang.

Balai Utama merupakan salah satu yang dibangun kembali pada tahun 1935. Terdapat beberapa ukiran khas lokal di dalamnya seperti pohon alongan (mata naga), dan pohon api (mata feniks).

Ukiran inilah yang membuat Masjid Huaisheng juga disebut sebagai Masjid Naga dan Feniks (The Dragon and Phoenix Mosque).

Fitur-fitur yang terdapat dalam Masjid Huaisheng:

1. Menara masjid

Menara ini memiliki permukaan yang halus sama seperti menara lainnya dalam arsitektur Islam.

Menara juga berbeda dari pagoda yang biasa ada dalam gaya arsitektur China. Dahulu, balkon yang berada di puncaknya dijadikan sebagai tempat para muazin untuk mengumandangkan azan.

Tidak hanya itu, balkon tersebut dulunya juga digunakan oleh para pelaut untuk memeriksa kondisi udara sekitar.

Boaz Solossa, Striker Haus Gol di Liga Indonesia dengan Rekor yang Belum Terpecahkan hingga Kini

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved