Wabah Corona
Pertolongan Pertama Psikologis Bernama Psychological First Aid yang Penting Diketahui Selama Pandemi
Guru besar Fakultas Psikologi UGM, Prof Kwartarini Wahyu Yuniarti, mengatakan pada gejala-gejala gangguan mental atau psikologis juga memiliki P3K ter
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL – Tekanan psikologis masyarakat di tengah pandemi Covid-19 semakin meningkat.
Hal itu disebabkan tekanan datang dari berbagai sisi, yakni kesehatan, ekonomi, sosial, dan sebagainya.
Jika pada tubuh terjadi gangguan fisik, kita mengenal pertolongan pertama bernama P3K atau pertolongan pertama pada kecelakaan. Semisal, P3K untuk orang yang terkena luka bakar atau patah tulang.
Guru besar Fakultas Psikologi UGM, Prof Kwartarini Wahyu Yuniarti, mengatakan pada gejala-gejala gangguan mental atau psikologis juga memiliki P3K tersendiri. Yaitu dikenal dengan istilah psychological first aid (PFA).
• UPDATE Terkini Virus Corona di Indonesia Rabu 6 Mei 2020: Kasus Positif 12.438, Pasien Sembuh 2.317
“PFA sama seperti P3K-nya kedokteran medis. Tidak harus dokter yang menangani, tapi orang yang ada di situ bisa menangani. Dengan tetap membutuhkan ilmunya sedikit, seperti P3K untuk patah tulang misalnya,” ujar Kwartarini dalam seminar daring Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) beberapa waktu lalu.
Dia menambahkan, di masa pandemi masyarakat mengalami kondisi yang sporadis, uncertainty ( ketidakpastian) tinggi, perubahan terjadi sangat cepat, dan informasi banyak diwarnai hoaks.
“Secara psikologis apa yang perlu kita lakukan? Sederhana sebenarnya, kita mendengarkan, kita memberi nasihat, tapi tidak sok tahu, dan tidak menjadi over heroic,” tutur Wakil Dekan Fakultas Psikologi UGM itu.
Lebih lanjut, kata Kwartarini, akumulasi stres bisa menjadi penyakit fisik.
“Pikiran itu bisa menyesuaikan, tetapi tubuh tidak. Seperti orang Jakarta yang sudah terbiasa dengan macet, tapi tubuhnya tidak pernah bisa terbiasa. Akhirnya asmanya kambuh, hipertensinya kambuh, jadi yang tadinya akut menjadi kronik,” paparnya.
• Patut Ditiru, Bocah Bantul Sumbangkan Celengan Satu Tahun Demi Bantu Korban Pandemi
Bagi seseorang yang memiliki ilmu PFA, ia akan mampu mengidentifkasi gejala-gejala gangguan psikologis pada orang lain. Mana yang perlu diteruskan ke psikolog, dokter, atau cukup dengan PFA saja.
Kwartarini juga mengingatkan, sebelum membantu kebutuhan psikologis orang lain, yang utama perlu dilakukan ialah dukung kondisi psikologis diri kita sendiri terlebih dahulu. “Bahagiakan diri sendiri dulu sebelum membahagiakan orang lain,” tandasnya.
Kepala Centre for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi UGM, Diana Setiyawati menjelaskan PFA atau yang dikenal sebagai pertolongan pertama psikologis merupakan bantuan secara psikologis yang paling dasar bagi orang-orang yang sedang mengalami kejadian traumatis.
Aktivitas yang dilakukan dalam PFA secara umum merupakan rangkaian perlakuan yang ditujukan untuk mengurangi tingkat stres seseorang setelah terjadinya suatu kejadian traumatis, sehingga tidak muncul dampak-dampak negatif lanjutan yang berpotensi muncul.
“Secara umum prinsip tindakan PFA terbagi menjadi tiga aksi, yaitu look (melihat), listen ( mendengar), link ( menghubungkan),” ungkap Diana.