UPDATE Terkini Jumat 1 Mei 2020, Jumlah Pasien Positif Virus Corona di Indonesia, 10.551 Kasus
Pasien positif DKI Jakarta tersebut bertambah 145 orang dibandingkan sehari sebelumnya yang berjumlah 4.138 orang.
TRIBUNjogja.com JAKARTA - - Pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Indonesia merilis data sebaran kasus virus corona di Indonesia.
Hingga Jumat (1/5/2020) pukul 15.30 WIB, jumlah pasien positif virus corona mencapai angka 10.551 kasus, sembuh 1.591, Meninggal 800.
Hari sebelumnya jumlah jumlah pasien positif virus corona di Indonesia tercatat sebanyak 10,118 kasus.
DKI JAKARTA

Jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di DKI Jakarta mencapai 4.283 orang hingga Jumat (1/5/2020) ini.
Pasien positif tersebut bertambah 145 orang dibandingkan sehari sebelumnya yang berjumlah 4.138 orang.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Fify Mulyani mengatakan, dari total pasien positif Covid-19 itu, terdapat 427 pasien yang sudah ditanyatakan sembuh.
"Sementara dari total 4.283 orang kasus positif, jumlah pasien meninggal sebanyak 393 orang,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Minggu (1/5/2020) dikutip Tribunjogja.com dari laman kompas.com
Dari data tersebut, jumlah pasien yang sembuh dari Covid-19 bertambah 15 orang, dibandingkan sebelumnya yang hanya 412 orang.
Namun, peningkatan jumlah juga diikuti dengan penambahan angka kematian sebanyak 12 orang dari Kamis kemarin yang masih berjumlah 381 orang.
Fify mengungkapkan, saat ini terdapat 2.151 pasien yang masih menjalani perawatan di rumah sakit, sebanyak 1.132 orang melakukan isolasi mandiri di rumah, dan 1.567 orang lainnya menunggu hasil laboratorium.
Lebih lanjut, terdapat 215 orang yang saat ini masih dalam proses pemantaun (ODP) dan 980 pasien dalam pengawasan (PDP) yang masih menjalani perawatan.
“Sedangkan, untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) sebanyak 1.319 orang,” ungkapnya.
Adapun hingga saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih terus melakukan tes cepat atau rapid di seluruh wilayah Ibu Kota.
Fify mengatakan ada 79.152 orang di Jakarta yang sudah menjalani rapid test dengan presentase positif Covid-19 sebesar empat persen.
Nantinya, orang yang terindikasi positif Covid-19 berdasarkan hasil rapid test akan menjalani pemeriksaan lanjuta dengan metode polymerase chain reaction (PCR).
Hasil tes dari rapid test adalah reaktif (ada reaksi terhadap keberadaan antibodi) atau non-reaktif (tidak ada reaksi terhadap keberadaan antibodi).
Jika Anda sempat membaca hasil rapid test adalah positif atau negatif, harus dimaknai sebagai positif atau negatif terhadap keberadaan antibodi dalam tubuh, bukan positif atau negatif terhadap keberadaan virus corona penyebab Covid-19.
Indonesia Peringkat 36, Malaysia 47, USA 1
Data Worldometers jumlah kasus virus corona atau Covid-19 di dunia tembus angka 3.302.909 kasus.
Data pada ditampilkan laman tersebut di atas pada (1/5/2020) dari seluruh total kasus yang mencapai angka 3,3 juta tersebut, ada sebanyak 233.765 orang meninggal
dunia.
Sedangkan angka pasien sembuh berjumlah lebih dari 1 juta orang, tepatnya 1.038.390.
Angka-angka di atas merupakan gabungan dari tata seluruh negara di dunia yang terjangkit virus corona, termasuk Indonesia.
Pada Kamis (30/4/2020) Indonesia berada di peringkat 37, namun pada Jumat (1/5/2020) posisi Indonesia bergerak ke atas menjadi peringkat 36 dunia.
Posisi Indonesia di bawah Ukrania dan di atas Denmark dengan total kasus positif corona Indonesia mencapai angka 10,551 kasus.
Berdasarkan data yang dirangkum Tribunjogja.com dari Worldometers, berikut negara dengan jumlah kasus terbanyak mulai Amerika hingga Finlandia:
1. USA 1,095,304
2. Italy 205,463
3. UK 171,253
4. France 167,178
5. Germany 163,009
6. Turkey 120,20
7. Russia 114,431
8. Iran 94,640
9. Brazil 87,187
10. China 82,874
11. Canada 53,236
12. Belgium 48,519
13. Netherlands 39,316
14. Peru 36,976
15. India 35,043
16. Switzerland 29,586
17. Portugal 25,045
18. Ecuador 24,934
19. Saudi 22,753
20. Sweden 21,092
21. Ireland 20,612
22. Mexico 19,224
23. Singapore 17,101
24. Pakistan 16,817
25. Chile 16,023
26. Israel 16,004
27. Austria 15,561
28. Japan 14,088
29. Belarus 14,027
30. Qatar 13,409
31. Poland 12,877
32. UAE 12,481
33. Romania 12,240
34. Ukraine 10,861
35. S. Korea 10,774
36. Indonesia 10,551
37. Denmark 9,158
38. Serbia 9,009
39. Philippines 8,772
40. Bangladesh 8,238
41. Norway 7,738
42. Czechia 7,689
43. Dominican Republic 6,972
44. Australia 6,766
45. Panama 6,532
46. Colombia 6,507
47. Malaysia 6,00
48. South Africa 5,647
49. Egypt 5,537
50. Finland 4,995
Perjalanan Virus Corona
Amerika Serikat kini menjadi negara yang terbanyak tertular virus corona, angkanya tembus hingga angka 1,095,023 kasus.
Jumlah itu jauh dari peringkat kedua yang ditempat Spanyol di angka 239,639 kasus.
Sedangkan Itali peringkat dan posisi empat ditempat Inggris dengan 171,253 kasus.
Pada tanggal 31 Januari, 2 kasus virus corona novel pertama diketahui ada di Inggris, dilanjutkan temuan 2 kasus pertama di Rusia dan kasus pertama di Swedia dan di Spanyol dilaporkan.
Sedangkan Kanada melaporkan kasus ke-4. P
Pada hari yang sama Amerika Serikat menyatakan Coronavirus sebagai Emergency Kesehatan Masyarakat mengeluarkan aturan karantina selama 14 hari untuk warga AS yang memasuki AS dari Tiongkok (wajib jika masuk dari provinsi Hubei).
Mereka juga mengeluarkan perintah untuk menolak masuk ke orang asing yang telah melakukan perjalanan ke Cina dalam dua minggu terakhir.
Sebelumnya, pada 30 Januari, jumlah total kasus coronavirus yang baru melampaui SARS kemudian Organisasi Kesehatan Dunia mendeklarasikan wabah koronavirus sebagai Global Emergency Health Health Global.
Disaat yang sama CDC mengkonfirmasi kasus pertama penularan dari manusia ke manusia. Kasus-kasus penularan dari manusia ke manusia ini adalah yang paling mengkhawatirkan, menurut WHO.
Apalagi, Jerman, Jepang, Vietnam dan Amerika Serikat telah melaporkan kasus pada pasien yang tak langsung mengunjungi Cina, tetapi tertular virus dari orang lain yang pernah mengunjungi Wuhan, Cina.
Wuhan (kota tempat virus berasal) adalah kota terbesar di Cina Tengah, dengan populasi lebih dari 11 juta orang.
Kota itu, pada 23 Januari, menghentikan semua jaringan transportasi kemudian lockdown jutaan orang didalam satu kota.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan lockdown sebuah kota sebesar Wuhan "belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kesehatan masyarakat. (*)