Pemkot Magelang Beri Bantuan untuk Keluarga Penderita Thalasemia
Thalasemia merupakan penyakit kelainan darah berupa hemoglogin yang sedikit karena faktor genetik.
Penulis: Anggara Wikan Prasetya | Editor: Anggara Wikan Prasetya
TRIBUN-JOGJA.com - Dinas Sosial Kota Magelang memberikan bantuan paket sembako untuk Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalasaemia Indonesia (POPTI) Thalasemia.
Thalasemia merupakan penyakit kelainan darah berupa hemoglogin (HB) yang sedikit karena faktor genetik. Untuk bisa mempertahankan kesehatanya, penderita harus transfusi darah rutin.
Bantuan diserahkan melalui Forum Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan (TJSLP) atau Corporate Social Responsibility (CSR) Kota Magelang.
Sebanyak 22 paket diberikan kepada 11 anak thalasemia, 11 orangtua anak, dan 63 paket untuk warga pendamping.
Ketua POPTI Thalasemia Magelang Woro Triaksiwi Wulansari mengatakan, bantuan itu bisa mengurangi beban penderita thalasemia, terlebih di tengah pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19).
"Kami tentu sangat berterima kasih dengan Forum CSR dan Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang karena menaruh perhatian lebih terhadap anak-anak thalasemia," kata Woro dalam keterangan tertulis.
Pernyataan itu ia sampaikan usai penyerahan bantuan di Pendopo Pengabdian kompleks Rumah Dinas Wali Kota Magelang, Selasa (28/4/2020).
Menurut Woro, bantuan sembako itu sangat berharga karena tidak jarang para orangtua kini tidak memiliki pendapatan imbas dari merebaknya Covid-19.
"Selama ini, perhatian Pemkot Magelang terhadap anak-anak thalasemia sangat bagus. Ada yang mendapatkan beasiswa, pelatihan, dan lainnya,” imbuh dia.
Bahkan, ada penderita thalasemia yang diangkat sebagai pegawai honorer. Hal ini jelas merupakan wujud nyata kepedulian yang sangat berarti.
Diharapkan nantinya penderita thalasemia terus diberdayakan dan dimotivasi, termasuk soal kemudahan izin di tempat mereka bekerja saat hendak berobat.
"Mereka sering kesusahan mendapat izin dari perusahaan tempat mereka bekerja untuk transfusi darah rutin. Kalau sekolah, kadang mengganggu sekolahnya karena harus izin tiga hari untuk transfusi darah setiap bulan," kata Woro.
Dia berharap, Pemkot Magelang memahami kondisi mereka dengan memberikan pengertian di sekolah atau tempat mereka bekerja nantinya.
Wujud nyata kepedulian Pemkot Magelang
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Magelang Joko Budiyono menambahkan, selama ini pemerintah serius memperhatikan anak-anak thalasemia.