Ramadhan 2020
Jika Salah Mengira Waktu Buka Puasa, Bagaimana Hukumnya?
Apa hukumnya bagi umat muslim yang berpuasa menyegerakan berbuka puasa sebelum waktunya tiba?Padahal azan magrib belum terdengar.Berikut penjelasannya
Penulis: Dwi Latifatul Fajri | Editor: Rina Eviana
TRIBUNJOGJA.COM - Umat muslim yang berpuasa selama satu hari penuh selama Bulan Ramadhan, biasanya menunggu waktu berbuka.
Waktu berbuka dilakukan ketika azan magrib terdengar. Umat muslim disunahkan untuk menyegerakan berbuka dengan air putih atau kurma.
Anjuran menyegerakan berbuka puasa ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW:
لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
Artinya : “Tiada henti-hentinya manusia berada dalam kebaikan tatkala mereka menyegerakan berbuka puasa” (HR Bukhari Muslim).

Waktu berbuka puasa dinantikan bagi beberapa orang.
Butuh kesabaran untuk menunggu waktu berbuka puasa yang menghitung beberapa menit.
Namun, pernahkah Anda mengira waktu berbuka telah tiba sebelum azan magrib berkumandang?
Apakah menyegerakan berbuka sebelum azan magrib akan batal puasa dalam sehari?
Mengutip dari nu.or.id, para ulama Syafi’iyah memberi pandangan tentang batalnya puasa bagi orang yang menyangka telah tiba waktu magrib.
• Lupa Baca Doa Buka Puasa, Bagaimana Hukumnya?
Jika dia berbuka makan dan minum sebelum magrib, hal itu dapat membatalkan puasa. Seperti yang tercantum dalam kitab al-Fiqh al-Manhaji:
إذا أفطر في آخر النهار ظانا غروب الشمس، ثم تبين أنها لم تكن قد غابت بعد بطل صيامه، ووجب عليه القضاء.
Artinya : “Ketika seseorang berbuka di akhir sore, karena menyangka bahwa matahari telah terbenam (tiba waktu maghrib). Lalu tampak padanya setelah itu bahwa matahari belum terbenam, maka puasanya batal dan wajib baginya untuk mengqadha puasa tersebut” (Dr. Mushtafa Said al-Khin dan Dr. Mushtafa al-Bugha, al-Fiqh al-Manhaji ala Madzhab al-Imam as-Syafi’i, juz 2, hal. 54).
Permasalahan ini ditegaskan oleh Imam Syafi’i. Hukum yang sama berlaku untuk umat muslim yang terus makan, padahal waktu azan subuh sudah berkumandang. Maka puasa mereka dianggap batal.
Dalam hal ini, Imam An-Nawawi menjelaskan dalam kitab al-Majmu’ ala Syarh al-Muhadzab
ولو أكل ظانا غروب الشمس فبانت طالعة أو ظانا أن الفجر لم يطلع فبان طالعا صار مفطرا هذا هو الصحيح الذي نص عليه الشافعي وقطع به المصنف والجمهور وفيه وجه شاذ أنه لا يفطر
Artinya :
“Jika seseorang makan karena menyangka matahari telah terbenam. Lalu tampak (padanya) ternyata matahari masih terlihat, atau ia makan karena menyangka fajar belum terbit, namun ternyata telah terbit, maka puasanya menjadi batal.
• Sederet Manfaat Minum Jamu di Bulan Puasa Ramadhan
Hukum puasa ini adalah hukum yang sahih dan telah di nash oleh Imam Syafi’i. Hukum ini dipastikan kebenarannya oleh Mushannif (pengarang) dan mayoritas ulama.
Tetapi beberapa ulama berpendapat lain dan masih mempertimbangkan bahwa puasa tidak batal.(Syekh Yahya bin Syaraf an-Nawawi, al-Majmu’ ala Syarh al-Muhadzab, juz 6, hal. 306)
Untuk umat muslim yang masih ragu-ragu waktu berbuka puasa, sebaiknya nyalakan televisi, radio, maupun dengarkan suara azan masjid untuk memastikan waktu berbuka puasa.
(Tribunjogja.com | Dwi Latifatul Fajri)