Es Kopyor Jadi Menu Takjil Favorit Bek PSS Sleman Asyraq Gufron Saat Berbuka Puasa
Asyraq Gufron Ramadhan, palang pintu andalan PSS Sleman, memilih es kopyor sebagai menu pembuka favoritnya.
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMn - Bulan Ramadhan identik dengan hadirnya berbagai macam hidangan manis atau takjil seperti kolak, es buah, es cincau bubur manis hingga kurma.
Sajian tersebut seolah menjadi menu favorit bagi setiap umat muslim saat berbuka puasa.
Bagi kalangan pesepakbola profesional, nikmat puasa juga dilengkapi dengan mencicipi takjil setiap berbuka.
Asyraq Gufron Ramadhan, palang pintu andalan PSS Sleman, memilih es kopyor sebagai menu pembuka favoritnya.
• Selama Ramadan, Gelandang PSS Sleman Fokus Jaga Kebugaran Fisik
• Sambut Ramadan, Penjaga Gawang PSS Sleman Tak Lakukan Persiapan Khusus
Saking favoritnya, Gufron mengakui jika es kopyor harus selalu ada saat ia berbuka puasa bersama keluarga.
"Kalau ditanya menu favorit, banyak juga sih, tapi yang paling wajib itu es kopyor," ujarnya pada Tribunjogja.com, Minggu (26/4/2020).
Eks Persis Solo itu mengatakan jika es kopyor yang menjadi menu favoritnya tersebut dibeli langsung dari langganan keluarganya di dekat rumahnya di Surabaya.

Sehingga, lanjut Gufron, rasa dan kualitas dari es kopyor tersebut sudah teruji karena sudah langganan sejak lama.
Menurut Gufron, selain menyukai es kopyor, saat berbuka dirinya juga termasuk orang yang suka makan gorengan.
Gorengan tersebut juga dipesan di tempat langganan keluarganya.
"Selain es kopyor, ya suka gorengan juga. Semua jenis gorengan. Dua menu ini jadi menu pembuka karena udah terbiasa sejak kecil," ungkapnya.
Di sisi lain, pemilik nomor punggung 5 di skuat Super Elang Jawa itu juga mengatakan jika dirinya tetap melaksanakan latihan mandiri di saat menjalankan ibadah puasa.
• Banyak Waktu di Rumah, Kapten PSS Sleman Antusias Sambut Ramadan Tahun Ini
• Arthur Irawan, Fullback PSS Sleman Fokus Jaga Kondisi Selama Libur Kompetisi
Latihan tersebut guna mempertahankan kebugaran fisik meski kompetisi sedang berhenti lantaran penyebaran wabah virus Corona semakin meluas di Indonesia.
"Kalau latihan tetap ya. Saya pilih intensitas sedang dengan durasi 30 menit," imbuhnya.
Ia pun berharap wabah corona cepat berlalu dan kompetisi kasta tertinggi bisa bergulir kembali secepatnya. (*)