Studi Terbaru, Virus Corona Tak Hanya Menyerang Paru-Paru Tapi Juga Pembuluh Darah
Virus SARS-CoV-2 memang merupakan virus baru di dunia kesehatan dan telah menyebabkan pandemi di dunia. Banyak penelitian yang terus memperlihatkan ba
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
Berdasarkan temuan ini, para peneliti menyarankan terapi untuk menstabilkan endotelium sambil menangani replikasi virus.
Di atas vaksinasi yang mengurangi replikasi virus, Ruschitzka menyarankan penguatan kesehatan pembuluh darah mungkin menjadi kunci untuk merawat pasien Covid-19.
“Semua pasien yang beresiko dan lansia harus diperlakukan dengan sangat baik berkaitan dengan kondisi kardiovaskular. Semakin baik mereka dirawat, semakin besar kemungkinan mereka selamat dari infeksi Covid-19,” katanya.
“Kita tahu bahwa penghambat enzim pengonversi angiotensin atau obat jantung yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan obat antiinflamasi membuat endotelium lebih kuat,” katanya.
Tak hanya itu, sebuah studi baru oleh salah satu ilmuwan top China telah menemukan kemampuan virus corona yang bisa bermutasi. Ini memberikan dampak yang berbeda di berbagai belahan dunia.
Profesor Li Lanjuan dan rekan-rekannya dari Universitas Zhejiang menemukan dalam kumpulan kecil pasien banyak mutasi yang sebelumnya tidak dilaporkan.
Mutasi ini termasuk perubahan yang sangat langka sehingga para ilmuwan tidak pernah menganggapnya mungkin terjadi. Mereka juga mengkonfirmasi untuk pertama kalinya dengan bukti laboratorium bahwa mutasi tertentu dapat membuat strain lebih mematikan dari yang lain.
"Sars-CoV-2 bisa bermutasi yang mampu secara substansial mengubah patogenisitasnya," tulis Li dan rekan-rekannya dalam makalah non-peer-review yang dirilis pada layanan pracetak medRxiv.org pada hari Minggu.

Studi Li memberikan bukti kuat pertama bahwa mutasi dapat mempengaruhi seberapa parah virus menyebabkan penyakit atau kerusakan pada inangnya.
Li mengambil pendekatan yang tidak biasa untuk menyelidiki mutasi virus. Dia menganalisis strain virus yang diisolasi dari 11 pasien Covid-19 yang dipilih secara acak dari Hangzhou di provinsi timur Zhejiang, dan kemudian menguji seberapa efisien mereka dapat menginfeksi dan membunuh sel.
Mutasi paling mematikan pada pasien Zhejiang juga telah ditemukan pada sebagian besar pasien di seluruh Eropa, sedangkan strain yang lebih ringan adalah varietas dominan yang ditemukan di bagian Amerika Serikat, seperti negara bagian Washington.
Sebuah studi terpisah menemukan bahwa strain New York telah diimpor dari Eropa. Tingkat kematian di New York serupa dengan di banyak negara Eropa, jika tidak lebih buruk.
Tetapi mutasi yang lebih lemah tidak berarti memiliki resiko yang lebih rendah untuk semua orang. Dua pasien berusia 30-an dan 50-an yang tertular strain yang lebih lemah menjadi sakit parah.
Meskipun keduanya bertahan pada akhirnya, pasien yang lebih tua membutuhkan perawatan di unit perawatan intensif.
Temuan ini bisa menjelaskan perbedaan dalam mortalitas regional. Infeksi pandemi dan tingkat kematian bervariasi dari satu negara ke negara lain, dan banyak penjelasan telah diajukan.