Strategi Ganjar Pranowo Tangani Penyebaran Virus Corona di Jawa Tengah

Ganjar Pranowo mengandalkan perpaduan cara tradisional dan ilmu teknologi dalam mengatasi pandemi Covid-19 di wilayah yang ia pimpin

Editor: Muhammad Fatoni
dok.istimewa
Ahli matematika Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Sutanto Sastroredja 

Selain itu, Ganjar juga intens berdiskusi dengan ilmuwan lain di Indonesia, dari ahli virus, ahli penyakit dalam, dokter gizi, ulama sampai ahli forensik.

Bahkan untuk menganalisis kemungkinan persebaran dan jangka waktunya, Ganjar mengundang khusus ahli statistik.

"Itu kan bukan ilmu beliau tapi beliau sangat memahami. Beliau tidak segan tanya pada ilmuan, itu hal yang sangat istimewa. Saya juga belum melihat pemimpin daerah lain melakukan hal serupa," katanya.

Melihat upaya Ganjar tersebut, dirinya pun tidak heran jika semakin hari pasien sembuh di Jawa Tengah terus mengalami peningkatan, serta tingkat kenaikannya tidak terlalu signifikan.

Data terakhir kasus COVID-19 di www.corona.jatengprov.go.id menampilkan jumlah positif sebanyak 363. 268 orang dirawat, 80 sembuh dan meninggal dunia sebanyak 45 orang.

Namun, memadukan cara-cara tradisional dengan yang berbasis ilmu pengetahuan tersebut belumlah cukup.

Karena nyatanya sampai sekarang kasus COVID-19 terkonfirmasi di Jawa Tengah juga masih ada dan terus bertambah.

Tanto mengatakan dirinya telah menghitung secara matematis sejak kasus COVID-19 masuk ke Indonesia.

Menurutnya sampai saat ini dirinya belum pernah mendengar rencana aksi penanganan COVID-19, minimal dalam jangka 100 hari.

Padahal, lanjut dia, jika ada kalkulasi waktu yang jelas, tahapan-tahapan pencegahan bisa dilakukan secara presisi.

Bahkan menurut penghitungannya, jika upaya psycal distancing dan karantina dilakukan dengan konsisten maka pada 100 hari COVID-19 di Indonesia atau pada tanggal 10 Juni pagebluk ini akan berakhir.

"Ketika rencana aksi itu tidak ada maka bersiaplah menghadapi ini semakin lama. Langkah selanjutnya yang mesti diambil adalah penanganan berbasis desa. Khususnya penerapan jaring pengaman ekonomi, sosial," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved