Jejak Wabah Ada Sejak Masa Prasejarah, Fosil Sangiran 38 Beri Bukti Petunjuk

Jejak Wabah Ada Sejak Masa Prasejarah, Fosil Sangiran 38 Beri Bukti Petunjuk

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Hari Susmayanti
zoom-inlihat foto Jejak Wabah Ada Sejak Masa Prasejarah, Fosil Sangiran 38 Beri Bukti Petunjuk
Wikipedia
Homo erectus.

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Jejak wabah penyakit mematikan diyakini ada sejak masa prasejarah. Secara bergelombang di berbagai peradaban, penyakit yang membunuh ini muncul bergantian.

Di situs purba Sangiran, ditemukan tengkorak Homo erectus yang relatif masih utuh. Di bagian kepalanya ditemukan jejak penyakit, yang diduga karena infeksi.

Sementara di fosil tulang paha manusia Trinil, ada petunjuk terjadi inflamasi otot yang membuat pertumbuhan tulang jadi tidak normal.

“Di bagian parietal kiri dan kanan, ada lesion atau jejak penyakit, mungkin infeksi atau apa, masih belum begitu jelas,” kata Sofwan Noerwidi.

Demikian paparan peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta yang sedang menimba ilmu paleontologi prasejarah di Paris, Prancis, Selasa (21/4/2020) sore.

Presentasi dilakukan jarak jauh via aplikasi Zoom, dan ditayangkan secara langsung via akun You Tube Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas).

Sofwan Noerwidi mengirimkan makalah pendek yang dipresentasikannya, ke Tribunjogja.com.

Ia mengizinkan publikasi atas materi tersebut, selain perbincangan virtual yang berlangsung dua jam.

Diskusi dimoderatori Rama Putra Siswantara dari Puslit Arkenas.

Makalah Sofwan diberi judul “Wabah Dalam Sejarah Peradaban Manusia”.  

Secara kronologis, Sofwan memaparkan periodisasi zaman, jejak-jejak wabah yang pernah dibuat atau muncul, serta cara manusia meresponnya.

Secara teknis, jejak masa lalu terkait wabah dan penyakit itu bisa diketahui dari ekofak dan artefak. Lalu lewat prasasti serta relief-relief di candi-candi kuno di Nusantara.

“Fosil prasejarah yang ditemukan di Gua Harimau, Sumatera Selatan, juga pernah ditemukan jejak lesion pada tengkorak. Mungkin akibat TBC atau leprosy (lepra),” kata Sofwan.

Mbah Ngatirah, Saksi Hidup Pagebluk Pes : Suami Istri yang Meninggal Bersama Dikubur Pokcuk

Sedikitnya bukti petunjuk dari masa purba ini, membuat misteri apakah penyakit itu berkategori wabah atau hanya dialami sebagian orang waktu itu, menjadi sulit dipastikan.

Di masa berikutnya, ketika masyarakat mulai mengenal gambar, tulisan, semakin banyak jejak yang bisa dibaca pada masa kemudian.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved