UPDATE Terbaru Kasus Virus Corona di Dunia, Jumlah Korban Tewas Tembus 102.755
UPDATE Terbaru Kasus Virus Corona di Dunia, Jumlah Korban Tewas Tembus 102.755
TRIBUNJOGJA.COM - Jumlah korban meninggal di seluruh dunia akibat virus corona hingga Sabtu (11/4/2020) sudah menembus lebih dari 100.000 orang.
Dikutip Tribunjogja.com dari Worldometer, hingga Sabtu (11/4/2020) pukul 14.00 WIB, total korban meninggal dunia mencapai 102.755 orang.
Sementara total seluruh warga yang terinfeksi virus corona mencapai 1.700.378 orang.
Negara-negara di Eropa masih menjadi penyumbang tertinggi kasus virus corona.
Angka memilukan itu dicatat setelah Inggris melaporkan kenaikan tertinggi pada data harian semenjak mereka mengalami wabah itu.
Negeri "Ratu Elizabeth" itu disebut melewati angka kematian harian yang dibukukan oleh Spanyol dan Italia, dilaporkan Sky News Jumat (10/4/2020).
Total kasus virus corona mencapai 73.758 orang dengan korban meninggal mencapai 8.958 orang.
Sedangkan kasus tertinggi kedua tercatat di Amerika Serikat dengan total kasus 502.876 dengan korban meninggal sebanyak 18.747 kasus.
• Kisah Ibu Hamil Istri Dokter Terjangkit Virus Corona, Semangatnya Dipuji Ganjar Pranowo
• Kisah Pilu PDP Virus Corona Asal Madiun, Meninggal Jelang Pernikahan Hingga Dikira Kena Santet
Berikut daftar lima besar negara dengan kasus virus corona terbanyak :
1. Italia: 18.849
2. Amerika Serikat ( AS): 18.747
3. Spanyol: 16.081
4. Perancis: 13.197
5. Inggris: 8.958
Karena terdapat jeda antara kasus terkonfirmasi dengan mereka yang sudah meninggal, angka kematian diperkirakan bakal terus bertambah.
Merujuk kepada situasi di Inggris, di mana 19.304 terbukti positif dalam 24 jam terakhir, Wakil kepala tim medis Profesor Jonathan Van Tam menyebut negaranya masih berbahaya.
"Situasinya masih berbahaya. Kami masih harus tetap mengambil kebijakan demi kebijakan untuk menanggulanginya," terang Van Tam.
Dia menekankan bahwa masih terlalu prematur untuk menyebut mereka sudah melewati puncak, dan menegaskan agar publik tetap menerapkan social distancing.
Penasihat sains Perdana Menteri Boris Johnson, Sir Patrick Vallance, menerangkan bahwa bisa menahan korban meninggal di bawah 20.000 adalah "hasil yang bagus".
Inggris dan AS mengalami peningkatan kematian dalam beberapa hari terakhir, dengan tren penurunan mulai terjadi di Italia dan Spanyol.
Dalam konferensi pers, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa kini mereka sudah menggeber tes Covid-19, dengan dua juta orang telah diperiksa.
Dia percaya diri menyatakan jumlah pasien yang dirujuk ke rumah sakit akan mengalami penurunan substansial, dan menegaskan AS "mendekati puncak" wabah.
Sementara dia menuturkan korban yang meninggal "mengeriakan", Trump mengklaim ribuan nyawa terselamatkan karena kebijakan social distancing.
Dia mengharapkan total kematian bakal kurang dari 100.000 orang. Sementara penasihatnya, Dr Anthony Fauci, memprediksi bakal ada 200.000 mortalitas.
Kebanyakan dari mortalitas itu terjadi di New York, di mana pemerintah setempat menggali kuburan massal bagi korban tanpa keluarga.
Data terbaru menunjukkan bahwa warga AS dari kulit hitam atau Hispanik dua kali kemungkinannya lebih besar tewas karena Covid-19.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Korban Meninggal karena Virus Corona di Seluruh Dunia Lewati 100.000 Orang