Pasangan Calon Pengantin di Wuhan Bombardir Aplikasi Pernikahan Seusai Lockdown Dicabut
Aplikasi pengajuan pernikahan itu memang ikut terdampak lockdown sejak sepanjang Februari hingga dan Maret
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Saat lockdown, apparat keamanan China membatasai secara ketat pergerakan warga. Setiap orang yang tidak punya alasan kuat, dipaksa masuk ke rumah mereka.
Transportasi dihentikan, dan jalan-jalan sepi kecuali lalu lalang patroli polisi dan pekerja darurat. Dua minggu yang lalu, China mengakhiri isolasi Provinsi Hubei, tapi belum termasuk Wuhan.
Angka infeksi virus Corona menurun, dan kasus-kasus baru yang ditemukan umumnya warga China yang baru kembali dari luar negeri.
Selasa (7/4/2020), China untuk pertama kali mengumumkan negaranya nol kematian akibat paparan virus Corona.
Kota Wuhan melaporkan hanya ada dua infeksi baru dalam 14 hari terakhir. Meski demikian pemerintah China masih mengantisipasi gelombang susulan wabah virus Corona.
Kekhawatiran utama mereka adalah kasus baru yang masuk ke negara ini, para pasien tidak menunjukkan gejala, tetapi masih dapat menularkan virus ke orang lain.
Para pejabat kesehatan China masih menyarankan orang-orang di Wuhan untuk tidak meninggalkan lingkungan mereka, kota, dan provinsi, kecuali jika benar-benar diperlukan.
Untuk antisipasi dini, para petugas kesehatan masih dikerahkan di berbagai tempat Termasuk di lingkungan perumahan, mal, toko, pusat-pusat layanan.
Mereka memeriksa telepon pintar masing-masing orang yang ditanamkan aplikasi khusus. Setiap orang harus memindai QR Code, guna diperiksa kode di dalamnya.
Orang-orang hanya diizinkan pergi melanjutkan kegiatannya, jika mereka memiliki kode kesehatan hijau atau membawa dokumen yang menetapkan alasan yang sah.
Liu Xiaomin, warga Shanghai, akhirnya bisa meninggalkan Wuhan. Dia dan keluarganya pergi ke Wuhan untuk liburan Tahun Baru Imlek.
Ketika kota itu diisolasi, mereka langsung terjebak di sana dan tidak pernah bisa pergi lagi.

Seorang pekerja migran, yang kantornya di Guangdong, memgaku ia akan akan kembali ke kota asalnya di Xiangyang.
"Saya sangat senang, saya akan pulang hari ini," katanya kepada Reuters di dalam stasiun kereta api Hankou, Wuhan.
"Suasana hatiku akan lebih baik, tetapi ketika aku tiba di sana, aku tidak akan ke mana-mana dulu,” akunya."