Update Corona di DI Yogyakarta

Ekonomi Lesu UMKM di Kulon Progo Beralih Produksi Masker Agar Tetap Eksis

Widya Pernik menciptakan masker dengan desain yang unik dan menarik, serta berhiaskan aneka motif yakni bunga, batik dan masih banyak lainnya.

Penulis: Andreas Desca | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Produksi masker oleh UMKM di Kulon Progo 

TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kulon Progo harus memutar otak untuk tetap memperoleh penghasilan di tengah lesunya perekonomian akibat Pandemi COVID-19.

Beralih ke produksi barang yang mempunyai potensi penjualan tinggi, layaknya masker, menjadi satu dari beberapa langkah yang dilakukan oleh Widya Pernik.

Widya Ningtyas Virgo Kartika (43) selaku pemilik Widya Pernik, Rabu (1/4/2020) menuturkan bahwa sejak 17 Maret 2020, dirinya mulai memproduksi masker berbahan kain katun premium dan perca.

UMKM yang terletak di Dusun Klebakan, Kalurahan Salamrejo, Kapanewon Sentolo itu menciptakan masker dengan desain yang unik dan menarik, serta berhiaskan aneka motif yakni bunga, batik dan masih banyak lainnya.

Komunitas Penjahit Jogjakarta (KPJ) Bagikan Masker kain Gratis ke Rumah Sakit dan Panti Asuhan

Widya mengakui bahwa sampai saat ini sudah lebih dari 5.000 masker berhasil diproduksi dan dijualnya.

Harga yang dipatok untuk sebuah masker itupun cukup terjangkau, Rp5.000 untuk satu buah masker berbahan kain perca, Rp8.000 bahan katun dengan tali kain, dan Rp10.000 bahan katun dengan tali karet.

Masker-masker buatannya tersebut, sebagian besar dikirim ke luar daerah karena banyaknya order dari konsumen diluar daerah.

"Puji Tuhan dalam sehari kita bisa menjual sekitar 400 buah masker," ujarnya.

Baginya, dapat memproduksi dan menjual ratusan masker dalam sehari merupakan pencapaian yang luar biasa.

Gejala Virus Corona Selain Batuk dan Sesak Napas, Berdasarkan Pengalaman Pasien Positif COVID-19

"Produksi masker ini belum lama saya geluti, selama ini kita fokus dalam usaha produksi souvenir," tegasnya.

Menurut penuturannya, keuntungan dari penjualan masker tersebut dapat menjaga eksistensi UMKM yang dikelolanya.

Pada awalnya, akibat wabah ini, sejumlah pesanan souvenir untuk berbagai acara terpaksa ditunda pihak pemesan dan itupun membuat dirinya cukup resah.

"Pada Maret, sebenarnya orderan mulai masuk namun sekarang dipending karena Corona. Padahal kita sudah tahap acc desain. Tapi apa boleh buat karena keadaan, ya mau gimana lagi," ujarnya.

Penundaan itu tak ayal sangat mempengaruhi pemasukan Widya Pernik yang bisa meraup keuntungan bersih hingga Rp10 juta per bulan dari pesanan souvenir.

Beri Pesan Penyemangat Lawan COVID-19, Pengusaha Batik di Yogyakarta Produksi Masker Kain

"Dari situlah saya putar otak, nyari apa yang sekiranya bisa dijual, hingga akhirnya saya milih buat masker," katanya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved