Kisah Ajaib Seorang Pria Berubah Jadi Jenius Setelah Gegar Otak Akibat Penganiayaan

Peristiwa ajaib terjadi pada seorang pria bernama Jason Padgett. Ia tiba-tiba berubah menjadi jenius di bidang matematika setelah mengalami gegar otak

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
Jason Padgett 

Otaknya menyala paling kuat di korteks parietal kiri, area di belakang mahkota kepala yang diketahui memadukan informasi dari berbagai indra.

Ada juga beberapa aktivasi di bagian lobus temporal (terlibat dalam memori visual, pemrosesan sensorik dan emosi) dan lobus frontal (terlibat dalam fungsi eksekutif, perencanaan dan perhatian)

Adapun sebelum cedera, Padgett adalah seorang atlet dan pelukis. Pria asal Tacoma, Washington ini juga bukan termasuk orang yang menonjol di bidang akademis.

Bahkan ia pun tak lulus dalam ujian pra - aljabar dalam pelajaran matematika. .

Tapi setelah cidera kepala yang dialaminya pada 2002, Padgett mampu mengembangkan kemampuan visual matematis dan konsep fisika secara intuitif.

Banyak kalangan menyebut bahwa cidera itu telah membuka bagian dari otaknya yang membuat segalanya sesuatu di dunia ini tampak memiliki struktur matematis.

"Saya melihat bentuk dan sudut di mana-mana dalam kehidupan nyata" - dari geometri pelangi, hingga fraktal dalam pusaran air, dan itu semua benar-benar indah," ungkap Padget kepada LiveScience.

Padgett, yang baru berhasil menerbitkan sebuah memoar dengan Maureen Seaberg disebut "Struck by Genius" (Houghton Mifflin Harcourt, 2014), adalah salah satu dari sekumpulan individu yang langka dengan sindrom kecerdasan yang didapat, di mana orang normal mengembangkan kemampuan luar biasa setelah cedera parah atau penyakit.

Selain kemampuan matematis Padgett, adapula yang mampu mengembangkan kemampuan musik atau artistik yang luar biasa, tetapi hanya sedikit orang yang memiliki kemampuan matematika seperti Padgett.

Setelah peristiwa itu, para periset mengklaim telah berhasil menemukan bagian otak manusia yang memungkinkan berkembangnya kecerdasan seperti tu.

Hebatnya, kemampuan ini sebenarnya dimiliki oleh setiap orang hanya saja belum digunakan maksimal atau belum aktif di semua otak manusia. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved