Jumlah Pasien Positif Virus Corona di Daerah Istimewa Yogyakarta

Jumlah pasien positif Covid-19 di DIY bertambah 1 kasus sehingga total per 27 Maret 2020 tercatat 19 orang telah dinyatakan positif.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Iwan Al Khasni
corona.jogjaprov.go.id
umlah pasien positif Covid-19 di DIY bertambah 1 kasus sehingga total per 27 Maret 2020 tercatat 19 orang telah dinyatakan positif. 

- Jumlah Pasien Positif Virus Corona di Yogyakarta Sebanyak 19 Orang

- Penjelasan Hasil Lab Lama di Kasus 2 PDP Meninggal

- Bilik Sterilisasi Lingkungan Kerja Pemprov DI Yogyakarta

Tribunjogja.com, Yogyakarta - Jumlah pasien positif Covid-19 di DIY bertambah 1 kasus sehingga total per 27 Maret 2020 tercatat 19 orang telah dinyatakan positif.

Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih mengatakan bahwa 1 pasien positif Covid-19 tersebut adalah laki-laki usia 53 tahun asal Bantul.

Terkait berbedanya data antara DIY dan pusat soal jumlah pasien positif Covid-19 di DIY, Berty menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan kroscek.

"Kami hanya menerima tambahan 1 orang positif dan sudah kami kroscek ke pusat ternyata ada tambahan 5 hasil positif yang sudah kami cek ke seluruh rumah sakit, tidak ada sampel atas nama tersebut. Sehingga tambahan positif di DIY hari ini sudah sesuai, 1 positif," bebernya, Jumat (27/3/2020).

Selain laporan tentang pasien positif Covid-19 di DIY, per 27 Maret 2020 Apsien dalam Pengawasan (PDP) tercatat 143 pasien telah menjalani pemeriksaan dengan rincian 37 orang dinyatakan negatif, 19 orang positif (1 sembuh, 3 meninggal), dan 87 orang masih menunggu hasil (4 di antaranya meninggal dunia).

Dari data tersebut, 2 orang yang sedang menunggu hasil lab meninggal dunia pada 26 Maret 2020.

Sementara 2 PDP yang meninggal sebelumnya yakni laki-laki usia 73 tahun asal Jetis di RS Panembahan Senopati pada 18 Maret 2020 dan laki-laki usia 66 tahun asal Wonosari di RS Panti Rapih pada 24 Maret 2020.

Seribuan Warga Diketahui Pulang Kampung Lebih Awal ke Gunungkidul, Bupati Lapor Sri Sultan

Peta Wilayah Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Peta Wilayah Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (google.com)

Juru Bicara Pemda DIY untuk Penanganan Covid-19 Berty Murtiningsih menjelaskan bahwa dua pasien yang meninggal pada 26 Maret 2020 tersebar di dua rumah sakit rujukan yang berbeda.

"Laporan dari RSUD Sleman, PDP meninggal wanita 80 tahun, masuk RS 16 Maret, meninggal 26 Maret. Lalu RS Panti Rahayu, telah kita dapatkan info PDP meninggal Wanita 59 tahun, alamat Gunungkidul masuk RS 19 Maret meninggal tadi malam (26/3)," ucapnya.

Berty menambahkan, PDP di RS Panti Rahayu memiliki anak yang baru pulang dari Jakarta sementara PDP di RSUD Sleman yang meninggal diketahui baru pulang dari Jakarta.

Berty mengatakan, bahwa Dinas Kesehatan DIY, dalam hal ini bidang kesehatan dalam Gugus Tugas Penanganan Covid 19 DIY telah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan se-DIY untuk meningkatakan pemantauan kesehatan.

"Tentunya sampai ke pelayanan kesehatan di tingkat pertama, yaitu Puskesmas dan berkoordinasi dengan pemangku wilayah masing-masing," bebernya.

Ia mengatakan bahwa mereka yang datang dari daerah terjangkit, harus dilakukan pengamatan dan karantina mandiri selama 14 hari.

"Dan apabila ada gejala sakit maka harus segera menghubungi fasilitas pelayanan kesehatan pemeriksaan lebih lanjut," ungkapnya.

Hasil Lab

virus corona
virus corona (https://www.cdc.gov/)

Terpisah, terkait lamanya hasil lab yang keluar, terlebih untuk 2 PDP yang telah meninggal terdahulu,

Kepala Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta Irene memberikan penjelasannya.

"Kami mulai ditunjuk secara resmi oleh pusat pada 17 Maret 2020. Kalau yang masuk sebelum itu, mungkin dikirim ke Litbangkes," bebernya.

Lebih lanjut, Irene menjelaskan teknis pemeriksaan spesimen yang masuk di BBTKLPP Yogyakarta.

Setiap satu pasien mengumpulkan 4 spesimen, yakni masing-masing 2 osofaring dan 2 nasofaring yang diambil di hari berbeda.

"Pemeriksaan orofaring nasofaring hari pertama, lalu orofaring nasofaring hari kedua. Darah kita nggak periksa, kita kirim ke Litbang. Litbang yang periksa. Kita nggak bisa periksa satu, minimal dua. Satu orang nggak satu, untuk memutuskan, minimal dua sampel berbeda hari pertama dan kedua. Misal tanggal 22 dari sampel hari pertama, kita tunggu sampel kedua tanggal 23," bebernya.

Irene mengungkapkan, bila tidak ada antrean, maka hasil akan keluar dalam waktu 24 jam.

"Kami harap antrean selesai segera. Kita kerja lembur, kerja sampai dini hari. Sehari sampel yang masuk banyak, bukan sedikit," ungkapnya.

Bilik Sterilisasi

Bilik Sterilisasi yang dibuat BLPT Disdikpora DIY untuk upaya pencegahan penularan Covid-19.
Bilik Sterilisasi yang dibuat BLPT Disdikpora DIY untuk upaya pencegahan penularan Covid-19. (istimewa)

Pemda DIY sedang merancang bilik sterilisasi yang nantinya akan ditempatkan di berbagai titik di lingkungan kerja Pemda DIY.

Kepala Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) Disdikpora DIY Triana Purnamawati menjelaskan bahwa pihaknya mendapatkan tugas untuk membuat bilik sterilisasi tersebut.

"Bilik sterilisasi ini mempunyai fungsi istilahnya yang masuk memjadi steril karena ada semprotan cairan desinfektan. Kami telah meminta pendapat pimpinan kami mulai Sekda, PLT Kepala Disdikpora, Dinkes untuk melihat fungsi dan dilihat dari sisi efektifitasnya. Jadi rencana ada beberapa OPD memiliki ini agar ketika masuk kantor dalam kondisi aman. Rencana diperuntukan OPD di DIY," bebernya, Jumat (27/3/2020).

Ia menjelaskan bahwa bilik sterilisasi tersebut dari segi fisik memiliki struktur yang kuat alias kokoh sehingga ketika dipindah tidak ada kekhawatiran akan pecah. Selain itu, Ana menyebut bahwa butiran desinfektan yang disemprotkan dalam bilik berbentuk kabut, bukan air sehingga tidak akan membuat baju basah.

"Bentuknya kabut ke seluruh badan, nyaman, dan tidak membuat basah. Kami sudah ada kerjasama dengan BPBD. Cairan ada di sana, kami yang memproduksi bilik. Cairannya dari mereka," ucapnya.

Bilik sterilisasi sendiri memiliki ukuran yakni lebar 1 meter, panjang 1,2 meter, dan tinggi 2 meter. Terkait kapasitas desinfektan yakni sebanyak 1 liter cairan bisa digunakan untuk sterilisasi 10 orang di dalam bilik.

"Setelah kita kaji, ada alat yang harus kita cari karena barang langka. Harga per unit sekitar Rp 9,5 juta harganya. Kita upayakan satu hari ada dua unit yang diproduksi," ujarnya.( Tribunjogja.com | Kurniatul Hidayah )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved