Bantul

Pedagang Pakaian Pasar Bantul Mengeluh, Terpaksa Tutup Atau Buka Setengah Hari

Paramita mengatakan kiosnya sempat tutup pada Senin-Selasa (23-24/3/2020) dikarenakan di Pasar Bantul dilakukan penyemprotan disinfektan.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Maruti A. Husna
Seorang pedagang pakaian di Pasar Bantul sedang menata dagangan di kios yang baru dibuka 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Sekitar pukul 07.45 WIB pada Jumat (27/03/2020), jejeran kios sandang dan perkakas rumah tangga di Pasar Bantul banyak tutup.

Hanya satu-dua kios yang terlihat masih buka.

Berbeda dengan sisi pasar yang menjual kebutuhan pangan dan sembako yang masih cukup ramai seperti biasa.

Seorang pedagang pakaian, Paramita, terlihat sedang bersiap menata pakaian untuk dipajang di kiosnya.

Sementara, kios-kios sandang lain di sekitarnya masih tutup.

"Sejak diberitakan ada yang positif (Covid-19) pengunjung langsung turun. Omzet sehari biasanya Rp1 juta, sekarang hanya Rp200-300 ribu. Ada pengunjung tapi cuma lewat," ungkap Paramita.

Tas Rajut dari Bantul Ini Diekspor Hingga Amerika dan Eropa

Perubahan lainnya, di hari-hari biasa Paramita membuka kios sejak pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB.

"Kalau seperti ini hanya buka setengah hari. Hari ini kalau nggak ada perubahan (tetap sepi pengunjung) habis Jumatan tutup," sambungnya.

Paramita mengatakan kiosnya sempat tutup pada Senin-Selasa (23-24/3/2020) dikarenakan di Pasar Bantul dilakukan penyemprotan disinfektan.

Ia hanya berharap, wabah Covid-19 segera berlalu.

"Kalau bisa sebelum puasa sudah berakhir. Puasa biasanya paling berpengaruh (tinggi untuk penjualan)," tukas pedagang yang menjual berbagai pakaian dewasa mulai dari pakaian rumahan hingga pesta itu.

Penurunan pembeli juga sangat terasa bagi pedagang lain, Mardiyah.

Penjual alat-alat rumah tangga di Pasar Bantul itu mengungkapkan kondisi sepi pengunjung terjadi dalam sepekan terakhir.

"Yang menjual pakaian hampir semua tutup. Banyak yang mengeluh, tidak ada pembeli. Kami juga sama," ujar Mardiyah.

Lebih lanjut, kata Mardiyah, penurunan penjualannnya dalam sehari mencapai 80 persen.

Meningkat Pesat, Jumlah ODP Covid-19 di Bantul Mencapai 207 Orang

"Biasanya jualan sampai sore. Sudah seminggu ini hanya sampai siang. Kalau nggak jualan, nggak makan. Kalau kami disuruh di rumah harusnya ada bantuan. Kami tidak pernah ada bantuan," tutur pedagang yang tinggal di daerah Imogiri itu.

Sementara, Martiyem, pedagang panganan khas Jawa semisal lupis dan ongol-ongol mengeluhkan harga bahan baku dagangannya yang banyak naik.

"Gula jawa naik, gula pasir naik jadi Rp18 ribu. Harga-harga sembako rata-rata naik," tuturnya.

Ditanya terkait pembeli dagangannya, Martiyem mengatakan jumlah pembeli tidak jauh berbeda dari biasa. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved