Wabah Virus Corona
Mayjen Chen Wei, Veteran SARS dan Ebola yang Kini Pimpin Riset Vaksin Corona
Mayjen Chen Wei memimpin riset untuk menemukan vaksin Virus Corona untuk penyembuhan COVID-19
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Di antara sekian banyak tim medis dan ilmuwan lainnya, Mayor Jenderal Chen Wei memiliki tempat istimewa. Perempuan berusia 54 tahun ini memimpin riset vaksin Virus Corona untuk penyembuhan COVID-19. Tak hanya itu, Wei juga merupakan veteran SARS pada 2002-2003 lalu dan wabah Ebola di Afrika Barat pada 2014 - 2016. Ia pun aktif dalam penanggulangan bencana gempa bumi di Sinchuan pada tahun 2008.
Mayor Jenderal Chen Wei dikenal sebagai seorang ahli di bidang biokimia. Ia juga memimpin riset vaksin Virus Corona di Wuhan Institute of Virology, sebuah laboratorium dengan klasifikasi keamanan tertinggi.
Wei diterjunkan ke pusat episentrum wabah COVID-19 di Wuhan pada pertengahan Januari 2020 lalu bersama dengan para ilmuwan lainnya.
Pada masa-masa awal wabah Virus Corona di Wuhan, Wei dan timnya bekerja dalam penyembuhan pasien bersamaan dengan penelitian untuk mencari vaksin COVID-19.
Sejak saat itu, metode yang mereka lakukan menjadi salah satu yang diakui secara resmi dalam proses penyembuhan pasien COVID-19 di China.
Dalam sebuah laporan, Wei mengatakan bahwa para pekerja medis di Wuhan juga menggunakan bantuan alat spray yang mereka kembangkan saat wabah SARS pada 2002-2003 lalu.
Alat itu membantu para petugas medis supaya tak tertular Virus Corona.
Menurut Wei, alat yang berupa semprotan itu berfungsi baik untuk meningkatkan imunitas dan mencegah penularan. Sayangnya tidak dapat diproduksi massal karena adanya kesulitan teknis.
Di antaranya karena membutuhkan dana yang sangat besar dan juga menimbulkan efek samping.
Mereka juga memandang bahwa prioritas sekarang adalah bagaimana caranya menemukan vaksin untuk COVID-19.
Percobaan klinis vaksin COVID-19
Pada Selasa (17/3/2020) kemarin, uji klinis vaksin COVID-19 dimulai.
Ini merupakan vaksin yang dikembangkan oleh tim Chen Wei yang bekerjasama dengan produsen vaksin Can Sino Biological.
Dalam foto-foto yang menyebar viral, bahkan disebutkan bahwa Chen Wei sendiri menjadi relawan untuk ujicoba vaksin ini.
Vaksin yang diujicoba ini merupakan satu di antara sembilan spesimen vaksin lainnya yang juga dikembangkan.
Para ahli mengakui, sampel vaksin inilah yang paling memungkinkan.
Kontribusi Mayjen Chen Wei
Chen Wei dikenal atas kontribusinya dalam penanggulangan wabah SARS dan pada saat penanggulangan bencana gempa bumi di Sinchuan. Ia juga diterjunkan dalam upaya membantu menanggulangi wabah Ebola di Afrika Barat.
Sumber militer sebagaimana dilansir South Morning China Post mengatakan bahwa Wei adalah sosok yang paling mampu dalam menanggulangi wabah coronavirus lantaran ia memiliki begitu banyak pengalaman menghadapi situasi yang sama.
'Jika dibandingkan dengan ahli epidemiologist lainnya, semisal Zhong Nanshan (84) dan Li Lanjuan (72), Chen Wei tentu saja lebih muda. Ia juga memiliki kemampuan dalam memimpin tim dan membangun hubungan antara personel medis militer dan sipil yang dikirimkan ke Wuhan,' kata sumber itu.
Chen Wei lahir di kota kecil Lanxi di provinsi Zhejiang timur, Chen lulus dengan gelar kimia dari Universitas Zhejiang pada tahun 1988 dan diterima di Universitas Tsinghua tahun berikutnya untuk studi pascasarjana.
Pada tahun 1989, ia bertemu calon suaminya, Ma Yiming, yang saat itu adalah seorang teknisi di kilang anggur di Qingdao.
Tiga tahun kemudian, ia bergabung dengan Tentara Pembebasan Rakyat dan menjadi ahli virologi di Akademi Ilmu Kedokteran Militer.
Untuk mendukung penelitian Chen Wei, Ma Yiming mengambil alih tugas rumah tangga mereka..
Dalam laporan CCTV, Ma mengatakan bahwa ketika Chen Wei dan timnya berada dalam isolasi mengembangkan semprotan hidung pada tahun 2003.
"Selama waktu itu, kita hanya bisa melihatnya di CCTV ... Anakku melompat dan mencium layar TV ketika dia melihat ibunya di program itu," kata Ma.
"Saya tidak ingin dia melakukan pekerjaan rumah, itu akan membuang-buang bakatnya. Dia seharusnya melakukan sesuatu yang lebih berguna bagi banyak orang,” katanya.
Pada 2013, Chen menjadi delegasi Kongres Rakyat Nasional yang mewakili PLA. Dua tahun kemudian, ia dipromosikan menjadi jenderal besar.
Pada tahun 2018, Chen terpilih sebagai anggota Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China, badan penasihat politik utama negara itu. (*/SCMP/Washington Post)