Rapid Test Corona Covid-19 Langsung Dilaksanakan Hari Ini, Jakarta Selatan Jadi Lokasi Pertama
Tes tersebut dilakukan terhadap sejumlah warga di Jakarta Selatan yang diduga terinfeksi virus corona
TRIBUNJOGJA.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut rapid test atau tes cepat virus corona (Covid-19) sudah mulai dilakukan pada Jumat (20/3/2020) ini.
Tes tersebut dilakukan terhadap sejumlah warga di Jakarta Selatan yang diduga terinfeksi virus corona karena melakukan kontak dengan pasien positif Covid-19.
"Rapid test sudah dilakukan sore hari ini di wilayah yang dulu sudah diketahui ada kontak tracing pasien positif dan didatangkan dari rumah ke rumah," kata Presiden Jokowi lewat siaran live streaming di akun YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (20/3/2020).
• Mengenal Avigan dan Klorokuin, Obat untuk Pasien Virus Corona COVID-19 yang Didatangkan Pemerintah
• Pemerintah RI Siapkan 1 Juta Alat Pemeriksaan Massal Virus Corona Covid-19
Jakarta Selatan dipilih menjadi lokasi rapid test masal pertama karena banyak warga yang diketahui melakukan kontak dengan pasien positif Covid-19.
Menurut Kepala Negara, pemerintah memprioritaskan wilayah yang paling rawan.
"Indikasi yang paling rawan di Jakarta Selatan," kata Presiden Jokowi.
Juru bicara pemerintah untuk oenanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan, rapid test adalah mekanisme pemeriksaan spesimen pasien terduga Covid-19 bukan menggunakan metode swab tenggorokan (mengambil cairan di tenggorokan), melainkan dengan sampel darah.
Metode ini disebut memiliki keunggulan.
Salah satunya, tidak membutuhkan sarana prasarana pemeriksaan laboratorium pada bio security level II.
"Artinya tes ini bisa dilaksanakan di hampir seluruh RS di Indonesia," ujar Yuri. Metode ini juga hasilnya lebih cepat diketahui.
Jumlah Kasus Terus Bertambah
Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, memberikan data terbaru terkait pasien yang positif mengidap Covid-19 akibat virus corona.
Hingga Jumat (20/3/2020), pemerintah memastikan ada 369 kasus Covid-19 di Indonesia.
Jumlah ini bertambah 60 kasus dari pengumuman yang disampaikan Yurianto kemarin.
"Ada 60 kasus baru, sehingga jumlah total 369," ujar Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jumat sore.
