Pos Polisi Kentungan Dirusak
Pos Polisi Ketungan Dirusak Orang, UGM : Jika Pelaku Mahasiswa UGM, Kami Akan Beri Pendampingan
Pos Polisi Ketungan Dirusak Orang, UGM : Jika Pelaku Mahasiswa UGM, Kami Akan Beri Pendampingan
Penulis: Santo Ari | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM - Pos Polisi Simpang Ketungan dirusak oleh orang pada Selasa (10/3/2020) pagi.
Petugas kepolisian dari Polres Sleman langsung bergerak cepat dan mengamankan terduga pelaku yang diketahui merupakan mahasiswa semester 10 di UGM.
Terduga pelaku diamankan polisi di kosnya di Jalan Kaliurang tak lama setelah menjalankan aksinya.
Menyikapi hal itu, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni Universitas Gadjah Mada, Paripurna mengungkapkan bahwa pihaknya akan memastikan apakah yang diamankan oleh polisi adalah benar mahasiswa UGM atau bukan.
Dan jika itu benar mahasiswa UGM maka pihaknya akan melakukan pendampingan.
"Kami mendengar dan akan melakukan cek ke sana, itu katanya ada kerusakan di pos polisi Kentungan. Kami akan cek kebenarannya dan tentu kami akan melakukan pendampingan atas proses pemeriksaan nantinya," imbuhnya.
• BREAKING NEWS : Pos Polisi Kentungan Dirusak, Terduga Pelaku Aktif Dalam Aksi Gejayan Memanggil
Terkait aksi perusakan itu, menurutnya adalah tanggung jawab pribadi.
Siapapun yang melakukan perusakan harus mempertanggungjawabkan secara pidana.
"Akan tetapi sebagai institusi kita tentu akan melakukan pendampingan supaya pemeriksaan prosesnya bisa dilakukan seadil-adilnya tanpa ada tekanan," ungkapnya.
Terkait aksi mahasiswanya yang turut aksi demo, ia menuturkan bahwa itu kebebasan berpendapat dan dijamin oleh undang-undang.
UGM pun tidak pernah melarang mahasiswanya untuk berdemo. Namun dia menekankan bahwa konten dari demonstrasi harus dipelajari betul.
"Hindari tindakan yang mengarah kepada kekerasan. Ini kan berarti termasuk tindakan kekerasan, anarkis kan itu," ujarnya.
Rambu-rambu lain yang disarankan ke mahasiswa adalah untuk menghindari kemungkinan ditunggangi oleh pihak lain yang berkepentingan.
"Be smart. Kalau kita melakukan aksi karena sesuatu alasan tentu harus dikaji benar. Dan itu bisa jadi alternatif atau inspirasi pemerintah untuk didengarkan," tutupnya.(Tribunjogja/Santo Ari)