Pendidikan
UNY Kukuhkan Edi Istiyono Sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penilaian Pembelajaran Fisika
Salah satu kompetensi pendidik dalam dimensi pedagogik adalah dapat menyelenggarakan penilaian, evaluasi proses dan hasil belajar dengan kompetensi in
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Seorang pendidik harus memiliki kompetensi pendidik yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.
Salah satu kompetensi pendidik dalam dimensi pedagogik adalah dapat menyelenggarakan penilaian, evaluasi proses dan hasil belajar dengan kompetensi inti.
Penilaian hasil belajar berubah sebagai akibat reformasi di seluruh dunia khususnya bidang pendidikan sains, mempromosikan pergeseran dari pengajaran tradisional menjadi keterampilan algoritmik, keterampilan berpikir tingkat rendah atau Lower Order Thinking Skills (LOTS) menjadi keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS).
Hal itu dikatakan Prof. Dr. Drs. Edi Istiyono, M.Si. dalam pidato pengukuhannya berjudul ‘PhysCoTeHOTS-CAT: Solusi Penilaian HOTS Berbasis TIK sebagai Tuntutan Pembelajaran Fisika Masa Kini’ sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penilaian Pembelajaran Fisika pada Sabtu (7/3/2020).
• Mahasiswa UNY Olah Sabun Herbal dari Daun Singkong
Ia mengatakan keterampilan berpikir merupakan aspek penting dalam proses belajar mengajar terutama pada pendidikan tinggi.
“Berpikir merupakan kemampuan kognitif untuk memperoleh pengetahuan. Kemampuan berpikir dapat didefinisikan sebagai proses kognitif yang dipisah-pisah ke dalam langkah-langkah nyata yang kemudian digunakan sebagai pedoman berpikir," katanya.
Peserta didik dengan menggunakan HOTS dapat meningkatkan kinerja belajar dan mengurangi kelemahan mereka.
HOTS merupakan proses berpikir kritis dan kreatif yang pada akhirnya dapat digunakan peserta didik dalam menyelesaikan kegiatan.
HOTS didefinisikan ke dalam tiga kategori, yaitu didefinisikan dalam hal transfer, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
Ia memaparkan, fisika dikenal sebagai mata pelajaran terkategori sulit bagi peserta didik dan membutuhkan kemampaun berpikir logis, kritis, kreatif dan objektif, sehingga diperlukan HOTS dalam pembelajarannya.
Oleh karenanya dengan melatih peserta didik terbiasa untuk menyelesaikan persoalan HOTS Fisika, maka diharapkan peserta didik mampu menyelesaikan persoalan fisika dan melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi mereka.
• Dukung Pengembangan Sekolah, UNY dan Tanoto Foundation Latih Sekolah Mitra
Ada beberapa keterampilan yang merupakan HOTS yang selanjutnya disebut HOTS Fisika, meliputi HOTS Bloomian, HOTS Marzanoian, Critical Thinking Skills, Creative Thinking Skills dan Problem Solving Skills.
Tes lengkap untuk mengukur HOTS Fisika atau Complete Test for HOTS Physics selanjutnya diberi nama PhysCoTeHOTS.
Menurut dia, implementasi penilaian berbasis HOTS dalam fisika di SMA masih rendah.
Namun seiring dengan perkembangan masyarakat, penguasaan kompetensi abad ke-21 dan revolusi industri 4.0 penggunakan CAT untuk penilaian hasil belajar Fisika yakni PhysCoTeHOTS-CAT dinilai efektif.
"Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran fisika khususnya dan pembelajaran pada umumnya perlu ditingkatkan pembelajaran berbasis HOTS yang diikuti penilaian HOTS berbasis TIK dan khususnya CAT," paparnya
Hasil bahwa PhysCoTeHOTS-CAT yang dikembangkan efektif digunakan, sesuai dengan beberapa penelitian yang relevan sebelumnya.
CAT dapat memperkirakan tingkat kemampuan peserta didik dalam waktu yang lebih singkat daripada metode pengujian lainnya. (TRIBUNJOGJA.COM)