Jawa
Tanah Retak dan Bergerak di Magelang, 8 Rumah Rusak, Warga Mengungsi
Hingga Jumat (6/3/2020) tanah terus mengalami pergerakan, sehingga warga mesti mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ari Nugroho
Jumlah jiwa sebanyak 215, tetapi tak seluruhnya turut mengungsi.
Mereka mengungsi ke sejumlah rumah warga ataupun saudara yang berada di tempat yang lebih aman.
Saat ini, penurunan tanah pun diduga masih terjadi di zona merah, membuat warga harus menyingkir terlebih dahulu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edy Susanto, menuturkan, terjadi keretakan tanah di lokasi tersebut.
Pihaknya pun tengah meminta bantuan dari PVMBG Bandung untuk mengkaji soal kejadian tersebut.
• Fenomena Aneh, Tanah Bergerak Seperti Bernapas
Ia mengatakan, pergerakan tanah memang terpantau secara kasat mata sekitar 5 sentimeter.
Pemicunya, diduga adalah air dari hujan yang turun derasa beberapa waktu terakhir di lokasi tersebut.
"Pergerakan tanah kasat mata, melihat keretakan itu selebar itu, 5 sampai sekian sentimeter, yang jelas ada pergerakan. Kalau hujan tambah lebar retakannya. Pemicunya hujan ataupun air. Jadi panjang sekali retakan, untuk ditahan tidak longsor, kami tidak yaki. Kmai meminta bantuan PVMBG mengkaji itu, PVMBG Bandung, untuk menentukan tingkat kerawanan," kata Edy, Jumat (6/3/2020).
Sementara itu, warga setempat mengungsi karena merasa takut dan khawatir retakan tanah terus terjadi.
Jumat (6/3/2020) ini sudah dua hari warga mengungsi.
Sementara logistik masih terus diupayakan oleh BPBD Kabupaten Magelang.
"Ya ada longsor, membuat masyarakat takut dan mengungsi, retakan-retakan. Mulai mengungsi tadi malam. Ini malam kedua, dua malam pengungsinya. Imbauan kepada warga, mereka sudah betul, mengungsi dulu sementara, mengungsi tinggal masyarakat sudah mengungsi, tinggal kita melayani logistik itu yang jadi harus segera diselesaikan," katanya.(TRIBUNJOGJA.COM)