Wabah Virus Corona
Korea Utara Batalkan Sejumlah Agenda Publik untuk Antisipasi Masuknya Virus Corona
Hingga kini wabah virus corona masih menjadi problematika di berbagai negara. Dilansir dari media Korea, Korea Utara telah membatalkan Marathon
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
Pyongyang belum melaporkan kasus virus ini, yang telah menewaskan lebih dari 2.000 orang di negara tetangga China. Namun, media pemerintah mengisyaratkan sejumlah orang telah dikarantina setelah menunjukkan gejala.
Para ahli telah memperingatkan bahwa jika COVID-19 menyebar ke Korea Utara, sistem kesehatannya mungkin tidak dapat mengatasinya, karena kekurangan pasokan medis, personel dan infrastruktur yang memadai untuk menangani wabah.
Mengenai laporan itu, Kementerian Unifikasi Seoul menegaskan bahwa mereka akan mengawasi dengan cermat situasi di Korea Utara.
Ditanya apakah Seoul sedang mempertimbangkan untuk memberikan barang bantuan dan bantuan jika sanksi diabaikan, Cho Hey Sil, wakil juru bicara kementerian, mengatakan bahwa pihaknya sedang memantau situasi dengan cermat dan berbagi informasi dengan organisasi internasional dan sipil untuk kemungkinan kerja sama antar-Korea mengenai upaya karantina.
Kementerian mengatakan sebelumnya akan mempertimbangkan permintaan lembaga internasional untuk bantuan untuk membantu memerangi COVID-19 di Korea Utara jika permintaan resmi dibuat. Cho menambahkan Seoul belum menerima permintaan tersebut pada hari Jumat.
Berbagai sanksi terhadap perdagangan, investasi dan perjalanan yang berkaitan dengan Korea Utara diberlakukan oleh Dewan Keamanan PBB atas program senjata nuklir dan rudal balistik negara itu.
Kegiatan kemanusiaan tidak dilarang di bawah sanksi internasional, tetapi penyediaan materi terkait membutuhkan pengabaian sanksi dari komite sanksi UNSC.
Di masa lalu, PBB telah memberikan pengabaian sanksi atas permintaan IFRC dan organisasi bantuan lainnya untuk peralatan medis dan pasokan bantuan.
Saat ini Korea Utara telah memperketat tindakan karantina terkait bea cukai di tengah proliferasi lintas-batas virus corona yang berasal dari China sebagai mitra dagang utamanya.
Semua barang yang tiba di pelabuhan Korea Utara atau melewati jembatan perbatasan harus disimpan di daerah terpencil selama 10 hari tanpa kecuali, sepenuhnya didesinfeksi dan kemudian dikirim sesuai dengan prosedur yang relevan, kata Rodong Sinmun, surat kabar resmi partai berkuasa Korea Utara, mengatakan dalam laporan.
Semua bahan dan wadah pengemasan harus didesinfeksi dari atas ke bawah, tambahnya, mengutip sebuah studi tentang virus COVID-19 yang menunjukkan tingkat kelangsungan hidup yang tinggi.
"Bahan yang dibawa dari negara lain dapat digunakan sebagai pembawa untuk menyebarkan virus," kata surat kabar itu.
Ia mengklaim lagi bahwa masih belum ada satu pun kasus yang dikonfirmasi tentang virus di Korea Utara, yang berbagi perbatasan dengan China.
Korut komunis yang tertutup dikenal karena pembatasan ketat pada arus informasi dan media pemerintah yang dikontrol ketat.
( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )
