Sepi Pembeli, Pedagang Daging Sapi di Pasar Argosari Gunungkidul Alami Kerugian
Para pedagang daging sapi di pasar Argosari Wonosari Gunungkidul mengalami kerugian lantaran dagangannya sepi pembeli
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Alexander Ermando
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Area penjualan daging di Pasar Argosari, Wonosari terlihat begitu suram pada Kamis (20/02/2020).
Sebagian besar lapak kosong melompong. Hanya ada satu-dua pedagang yang masih ada di situ.
Salah satunya adalah Waginem (64). Wajahnya yang muram jelas menunjukkan bagaimana hasil penjualan hari itu.
Tumpukan daging masih terlihat di meja lapaknya.
"Pembelinya turun drastis, mereka masih takut untuk membeli daging," katanya pada Tribun Jogja.
Padahal, Waginem mengatakan daging yang ia pilih berasal dari sapi yang sehat dan bebas penyakit seperti Antraks. Persediaan daging ia ambil dari Kecamatan Semanu.
Selain sapi, Waginem juga menyediakan daging kambing. Jika biasanya ia mengambil sebanyak 2 kg daging sapi, saat ini stok yang ia sediakan hanya sebanyak 1 kg.
Setiap harinya, Waginem bersama pedagang yang lain berjualan di Pasar Argosari sejak pukul 03.00 WIB dini hari hingga siang hari.
"Tapi sejak sepi pembeli karena isu Antraks, banyak yang memilih menutup lebih cepat atau tidak berjualan sama sekali," tuturnya.
Sekretaris Disperindag Gunungkidul, Virgilio Soriano, mengakui hingga saat ini penjualan daging sapi masih belum stabil. Sebab kencangnya isu Antraks membuat warga urung membeli daging.
Virgilio juga mengatakan tingkat konsumsi daging anjlok. Pihaknya pun turut berupaya mengembalikan kepercayaan masyarakat agar tetap membeli daging sapi.
"Sampai saat ini kami terus berupaya menstabilkan tingkat penjualan dan konsumsi daging sapi agar kembali normal," kata Virgilio dihubungi siang ini.(*)