Jawa

9 Tahun Menjabat, Walikota Magelang: Masih Ada Pekerjaan Rumah

Ada beberapa pekerjaan rumah yang mesti dikejar seperti peningkatan kesejahteraan masyarakat, pengentasan kemiskinan dan memajukan daerah pada umumny

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ari Nugroho
Dok Humas Pemkot Magelang
Walikota Magelang, Sigit Widyonindito, memberikan pengarahan umum kepada jajaran di acara Refleksi 9 Tahun Kepemimpinan Walikota Magelang, di Gedung Wiworo Wiji Pinilih, Kompleks Pemkot Magelang, Senin (17/2/2020). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Sigit Widyonindito telah menjabat selama 9 tahun sebagai Walikota Magelang.

Dalam kepemimpinannya, berbagai hal telah dicapai.

Seperti banyaknya pembangunan di Kota Magelang.

Namun, ternyata ada beberapa pekerjaan rumah yang mesti dikejar seperti peningkatan kesejahteraan masyarakat, pengentasan kemiskinan dan memajukan daerah pada umumnya.

Hal tersebut yang masih diusahakan oleh Walikota Magelang, Sigit Widyonindito, di sisa-sisa masa jabatannya yang mulai habis di tahun 2020 ini.

64 Peserta Ikuti Pelatihan Keterampilan di BLK Kota Magelang

Selama 9 tahun, ia memimpin Kota Magelang banya keberhasilan maupun prestasi yang telah diraih.

Namun, ia mengakui masih ada beberapa hal yang masih belum tercapai.

"Kita masih banyak pekerjaan rumah, baik untuk mengentaskan kemiskinan, memajukan kota, kesejahteraan rakyat maupun lainnya," kata Sigit, dalam acara Refleksi 9 Tahun Kepemimpinan Walikota Magelang, di Gedung Wiworo Wiji Pinilih, Kompleks Pemkot Magelang, Senin (17/2/2020).

Dia pun mengajak seluruh unsur pimpinan agar dapat berpikir visioner atau maju dalam mengelola kota.

Hal ini bukan hanya tugas Walikota atau Wakil Walikota Magelang saja, tetapi seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan seluruh pejabat.

"Saat saya menjabat, angka pengangguran di Kota Magelang masih sekitar delapan koma sekian persen. Sekarang turun menjadi empat koma sekian persen. Angka kemiskinan yang tadinya 15 persen, sekarang menjadi 7 persen. Kami terus berusaha, agar saat saya mengakhiri (masa jabatan), dapat turun lagi," katanya.

Pemkot Magelang Minta Warga Pro Aktif Gunakan Layanan Sensus Penduduk Online

Di segi fisik, sejumlah capaian strategis adalah pembangunan kembali Pasar Rejowinangun, Universitas Tidar berhasil menjadi universitas negeri, penataan pedagang kaki lima (PKL) khususnya kuliner, penataan taman kota, status Gunung Tidar jadi kebun raya.

Pemkot Magelang juga melaksanakan pembangunan kawasan strategis yakni kawasan sentra ekonomi Lembah Tidar, kawasan Gelora Sanden, kawasan Alun-alun dan Taman Kyai Langgeng.

Kepala Bappeda Kota Magelang Joko Soeparno, mengatakan, selain aspek fisik, capaian non fisik juga diraih seperti terlihat pada Indikator Makro Daerah.

Pertumbuhan ekonomi Kota Magelang meningkat, tahun 2018 sebesar 5,59 persen dari 5,42 persen di tahun 2017 dan 5,18 persen di tahun 2016.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita Kota Magelang 2018 Rp 67,2 juta per kapita, dari sekitar Rp 62 juta pada 2017 lalu.

Angka kemiskinan Kota Magelang pun menunjukkan penurunan yakni 7,46 persen di 2019.

Indeks Pembangunan Manusia tahun 2018 tercatat sebesar 78,31, tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,43 persen.

Inflasi bisa terkendali pada angka dibawah 3 persen.

Aspek pendidikan dan kesehatan juga masih menjadi prioritas.

Seperti yang tampak pada masa kepemimpinan periode ke dua dengan adanya program pendidikan gratis dan pemberian layanan kesehatan bagi masyarakat serta kesejahteraan ASN juga selalu menjadi prioritas.

"Kondusivitas wilayah secara umum juga terjaga, hubungan eksekutif dan legislatif juga bisa terjaga keharmonisannya. Selama ini Kota Magelang juga tidak mengalami bencana yang berakibat fatal," katanya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved