Bantul

Paguyuban Jasa Angkut Sampah di Bantul Minta Pemda DIY Serius Tangani Polemik TPST Piyungan

Salah satu paguyuban jasa angkut sampah di Kabupaten Bantul, 'Eker-Eker Golek Menir' meminta Pemda DIY agar lebih serius menyelesaikan polemik overloa

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Ari Nugroho
Istimewa
Pengurus Paguyuban 'Eker-Eker Golek Menir' di sela agenda peringatan hari jadinya yang pertama, di Bantul, Minggu (16/2/2020) 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Salah satu paguyuban jasa angkut sampah di Kabupaten Bantul, 'Eker-Eker Golek Menir' meminta Pemda DIY agar lebih serius menyelesaikan polemik overload-nya tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) di Piyungan, Bantul.

Ketua 'Eker-Eker Golek Menir', Sodik Murwanto berujar, pemerintah harus sesegera mungkin menemukan solusi nan konkrit untuk permasalahan tersebut.

Apalagi, skema kerjasama dengan badan usaha (KPBU) pun sampai sekarang masih belum terealisasi.

Datangkan Teknologi Pengolah Sampah, Lahan Bekas TPST Piyungan Bakal Disulap Jadi Lahan Hijau

Sementara upaya yang ditempuh untuk menghindari antrean panjang di TPST, dengan mewajibkan armada truk dump, dinilainya malah memberatkan paguyuban jasa angkut.

Terlebih, hal tersebut juga tak bisa serta-merta menyelesaikan permasalahan.

Menurutnya, edaran pemakaian dump truk tersebut sebenarnya sudah turun sejak kisaran Maret 2019 lalu.

Namun, pengelola sampah mandiri tidak bisa langsung menerapkan, karena dibutuhkan anggaran yang tak sedikit, untuk memodifikasi armada.

"Memang tidak harus dump ya, asalkan pakai hidrolik. Tapi, kalau lokasi yang sudah overload ini tetap tidak diperhatikan ya sama saja, masalahnya tidak selesai," katanya, di sela peringatan HUT ke-1 'Eker-Eker Golek Menir', di Bantul, Minggu (16/2/20).

Menurutnya, untuk memodifikasi truk dengan hidrolik tersebut, dibutuhkan anggaran sekitar Rp 15-17 juta.

Sementara untuk paguyubannya sendiri, dari sekira 150 armada yang dimiliki, hanya sebagian kecilnya saja, yang sudah dilengkapi hidrolik.

"Ya, baru sebagian kecilnya saja, bisa dihitung dengan jari lah. Mau bagaimana, dana yang dibutuhkan besar. Tapi, kalau sudah jadi aturan, ya harus ditaati, selama Pemda DIY juga serius," tandasnya.

DLH Kota Yogyakarta Gunakan Maggot Kelola Sampah Organik

Sekadar informasi, 'Eker-Eker Golek Menir' sejauh ini membawahi lebih kurang 150 anggota, dimana jumlah pelanggannya mencapai puluhan ribu yang tersebar di seantero Yogyakarta.

Sehingga, jika tidak beroperasi, masyarakat pun terkena dampaknya.

"Dampaknya ke masyarakat kalau kita tidak mendapat rekomendasi karena belum pakai hidrolik itu. Padahal kan kemacetan di TPST ini bukan masalah pokok," timpal sekretaris Sarwo Wijaya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, dalam peringatan HUT yang pertama ini, pihaknya menggelar beragam kegiatan, mulai dari donor darah yang diikuti segenap anggota, hingga agenda bakti sosial.

Menurutnya, hal tersebut sebagai wujud rasa syukur.

"Ya, kita bersyukur dengan capaian sejauh ini, serta berharap ke depan bisa memberikan pelayanan dan kontribusi yang lebih baik lagi untuk masyarakat secara luas," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved