Innovating Jogja Kembali Digelar, Buka Kesempatan Jaring Start-Up di Bidang Kerajinan dan Batik
Innovating Jogja Kembali Digelar, Buka Kesempatan Jaring Start-Up di Bidang Kerajinan dan Batik
Penulis: Wahyu Setiawan Nugroho | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kementerian Perindustrian melalui Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) yang ada di Yogyakarta kembali menggelar kompetisi penjaringan inovasi bisnis bertajuk Innovating Jogja 2020.
Kompetisi ini sendiri dimulai pada 1 Februari 2020 dengan tahap pendaftaran yang dibuka hingga 31 Maret 2020.
Innovating Jogja sendiri merupakan Inkubator Bisnis Teknologi Balai Besar Kerajinan dan Batik yang sudah rutin digelar tahunan sejak 2016 silam dengan semangat melakukan pencarian start-up berbasis inovasi di bidang kerajinan dan batik yang dilaksanakan melalui sistem kompetisi.
Kepala BBKB Yogyakarta Titik Purwati Widowati menjelaskan kompetisi ini terbuka bagi masyarakat umum yang memiliki ide bisnis terkait kerajinan dan batik yang nantinya akan dibimbing dan dibina oleh mentor berpengalaman.
"Kami membuka kesempatan bagi seluruh Warga Negara Indonesia yang berdomisili di Yogyakarta dan sekitarnya, berusia di bawah 45 tahun, baik pelajar, mahasiswa maupun pengusaha dan masyarakat umum yang memiliki inovasi dan semangat menjadi wirausaha untuk mengirimkan ide dan inovasinya di bidang kerajinan dan batik lewat kompetisi ini," katanya Rabu (12/2/2020).
Ide bisnis ini, kata Titik, tak terbatas pada satu tema saja melainkan apapun yang berkaitan dengan inovasi di bidang kerajinan dan batik.
Baik inovasi produk baru, inovasi proses produksi baru, inovasi bisnis hingga ide inovasi dalam pemanfaatan prinsip industri 4.0 di bidang kerajinan dan batik.
• Selama 2019, 4 Paket Proyek di Kota Yogya Gagal Lelang
• Bupati Klaten Dorong Pemdes Inovasi Kembangkan Potensi Desa
Dijelaskan lebih lanjut, sejak dihelat pertama kali pada 2016 silam, program Innovating Jogja ini telah melahirkan berbagai usaha kerajinan dan batik yang hingga saat ini terus berkembang.
Contoh usaha yang berkembang berkat Innovating Jogja ini diantaranya, usaha bermerek Wastraloka yang menyediakan kerajinan lukis yang diaplikasikan pada tempat makan dan minum berbahan kaleng.
Ada juga brand Janedan yang memproduksi kerajinan kulit menjadi tas dan dompet dengan kespesialannya yakni tanpa jahitan.
"Kedua usaha ini hingga kini masih eksis dalam bidang usaha kerajinan dan batik dan terus berkembang usahanya," papar Titik.
Selain itu, dikatakan masih ada beberapa usaha lain yang berkembang berkat upaya inkubasi bisnis dari tahun-tahun sebelumnya.
Febriyo Hadikesuma Coaching Partner Innovating Jogja 2020 menambahkan nantinya peserta yang telah melakukan pendaftaran ide hingga 31 Maret 2020, akan disaring secara administratif oleh panitia dan calon peserta yang ide dan inovasinya tersaring akan diminta melakukan presentasi pada tanggal 7-9 April 2020 di Balai Besar Kerajinan dan Batik.
• Peringati HPN dan HUT RSPD Klaten 2020, Pemkab Klaten Gelar Gebyar Pelayanan Publik
"Berdasarkan presentasi tersebut tim juri akan memilih calon peserta yang akan mengikuti kegiatan bootcamp yang akan dilakukan selama 3 hari 2 malam pada tanggal 14-16 April 2020," katanya.
Dalam bootcamp tersebut, kata Bio, akan dilakukan penajaman visi bisnis, workshop rencana bisnis dan rencana kerja melalui pendampingan konsultan Bisnis dari Bio Hadikesuma Management Training and Consulting (BHMTC).
Peserta yang terpilih akan mendapatkan fasilitas bahan produksi sebesar 20 juta rupiah, pendampingan dan konsultasi bisnis dan akses pengguna laboatorium produksi di Balai Besar Kerajinan dan Batik.
"Hingga pada akhirnya tim juri memilih tiga sampai empat ide bisnis yang berhak menjadi tenant inkubator bisnis teknologi Innovating Jogja 2020," paparnya. (Tribunjogja/Wahyu Setiawan Nugroho)