Travel

Mengenal Lebih Dekat Obyek Wisata Bukit Rhema, Gereja Ayam Tempat Syuting Film AADC

Mengenal Lebih Dekat Obyek Wisata Bukir Rhema, Gereja Ayam Tempat Syuting Film AADC

Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Hari Susmayanti
Tribun Jogja/Yudha Kristiawan
Sejumlah wisatawan menikmati suasana di area Bukit Rhema yang berada di Gombong Kembanglimus Borobudur Magelang Jawa Tengah saat akhir pekan. Bangunan di objek wisata ini lebih dikenal dengan sebutan Gereja Ayam. Keindahan panorama dari Bukit Rhema menjadi daya tarik tersendiri selain gaya arsitektur bangunan yang unik berbentuk kepala burung Merpati bermahkota. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Destinasi wisata yang satu ini memiliki daya pikat kuat dari gaya arsitektur bangunannya.

Selanjutnya, pemandangan alam dari bangunan ini menjadi magnet lainnya sehingga wisatawan tertarik berkunjung ke sini. Namanya Bukit Rhema atau terlanjur dikenal dengan sebutan Gereja Ayam.

Terletak di perbukitan Menoreh, Desa Gombong Kembanglimus, Magelang, Jawa Tengah.

Bukit Rhema kini menjadi salah satu destinasi wisata favorit para wisatawan. Gaya arsitektur bangunan utama yang menyerupai kepala burung Merpati bermahkota inilah yang menjadi daya pikat utama wisatawan berkunjung ke sini.

Di akhir pekan bulan Januari kemarin, redaksi Wigo berkunjung ke Bukit Rhema.

Perjalanan dari kota Yogyakarta sengaja mengambil rute alternatif jalur sebelah barat menyusuri pinggiran sungai Progo. Sepanjang rute ini suasana asri pedesaan sangat terasa.

Apalagi bakal melewati Kalibawang yang terkenal sebagai salah satu daerah penghasil buah durian dan buah naga.

Bila memiliki cukup waktu, bisa singgah sebentar di lapak-lapak penjual durian dan buah naga di pinggir jalan di Kalibawang.

Perjalanan melewati rute ini dari Kota Yogyakarta kurang lebih memakan waktu sekitar 1 jam 25 menit dengan kondisi lalulintas lancar.

5 Tempat Wisata Favorit di Jogja untuk Menikmati Sunset Selain Pantai, Bikin Sore Kamu Mengesankan

Tak sulit mencari lokasi Bukit Rhema bagi yang baru pertama kali berkunjung. Melalui bantuan aplikasi peta digital, pengendara akan diarahkan melewati Candi Borobudur dan kira kira 15 menit kemudian sampailah di Bukit Rhema.

Bagi yang membawa kendaraan bermotor baik roda dua dan empat suda disediakan lahan parkir yang cukup luas.

Sejumlah wisatawan menikmati suasana di area Bukit Rhema yang berada di Gombong Kembanglimus Borobudur Magelang Jawa Tengah saat akhir pekan. Bangunan di objek wisata ini lebih dikenal dengan sebutan Gereja Ayam. Keindahan panorama dari Bukit Rhema menjadi daya tarik tersendiri selain gaya arsitektur bangunan yang unik berbentuk kepala burung Merpati bermahkota.
Sejumlah wisatawan menikmati suasana di area Bukit Rhema yang berada di Gombong Kembanglimus Borobudur Magelang Jawa Tengah saat akhir pekan. Bangunan di objek wisata ini lebih dikenal dengan sebutan Gereja Ayam. Keindahan panorama dari Bukit Rhema menjadi daya tarik tersendiri selain gaya arsitektur bangunan yang unik berbentuk kepala burung Merpati bermahkota. (Tribun Jogja/Yudha Kristiawan)

Selanjutnya pengunjung bisa memilih berjalan kaki atau naik mobil Jip/Jeep. Kira kira bila memilih berjalan kaki wisatawan harus menyiapkan cukup tenaga karena menaiki anak tangga sejauh 150 meter.

Terlebih dahulu oleh pengelola pengunjung diarahkan membeli tiket masuk sebesar Rp 20 ribu perorang. Bila menghendaki tiket naik Jip dikenakan biaya Rp 30 ribu untuk perjalanan naik dan turun.

Lantaran akhir pekan kala itu wisatwan ramai dan mobil jip hanya tersedia satu unit sementara waktu tunggu hingga 20 menit, redaksi Wigo memilih berjalan kaki saja sembari menikmati suasana alam di area Bukit Rhema.

Setelah sukses menaiki puluhan anak tangga sepanjang 150 an meter, sampailah di depan bangunan utama Bukit Rhema.

Bangunan unik berupa kepala burung Merpati bermahkota langsung memikat wisatawan untuk berfoto ria.

Salah satunya, Ririn asal Bekasi. Ia bersama rombongan rekan se kantornya baru pertama kali berkunjung ke Bukit Rhema atau yang lebih dikenalnya dengan nama Gereja Ayam.

Ririn pun tak melewatkan kesempatan untuk langsung berfoto dengan latar belakang bangunan ikonik tersebut.

"Aku penasaran dari dulu pengin ke sini karena viral di media sosial dan karena muncul di scene film AADC 2. Begitu ada waktu ke Magelang aku usul berkunjung ke sini. Kesampaian juga akhirnya. Memang unik bangunannya dan instagramable," kata Ririn usai berfoto ria.

Redaksi Wigo pun tak mau kalah dengan Ririn, beberapa kali mengambil gambar dengan latar belakang bangunan kepala burung Merpati bermahkota ini.

3 Tepat Wisata Instragramable di Jogja, Bentuk dan Arsitekturnya Unik Banget

Setelahnya puas berfoto di bagian depan, redaksi Wigo masuk ke dalam bangunan utama Bukit Rhema ini.

Ada seorang petugas yang meyambut ramah kedatangan para wisatawan. Setelah meminta tiket masuk, wisatawan diberi informasi tentang sejarah singkat Bukit Rhema dan apa saja yang bisa dinikmati di dalam bangunan utama Bukit Rhema ini.

"Ini memang dikenal dengan nama Gereja Ayam, padahal sebenarnya memang bukan kepala ayam tapi burung Merpati bermahkota. Dulunya memang difungsikan sebagai tempat ibadah satu agama namun seiring perjalanannya siapapun dari penganut agama apapun diperbolehkan berdoa di sini," terang Devi, petugas pintu masuk bangunan Bukit Rhema secara singkat sembari menunjukkan pintu utama kepada para wisatawan.

Memasuki bangunan ini di lantai paling dasar seperti memasuki sebuah gua yang di dalamnya terdapat banyak ruang kecil yang difungsikan untuk berdoa.

Di salah satu sudut bangunan di lantai doa ini terdapat sebuah papan kayu yang ditempel di dinding. Papan tersebut berisi harapan harapan wisatawan yang ditulis di selembar kertas kecil.

Setelah puas berkeliling di lantai ini, redaksi Wigo melanjutkan perjalanan naik ke lantai selanjutnya. Total ada 7 buah lantai di bangunan utama Bukit Rhema ini.

Setiap lantai dihiasi mural bertema nasionalisme yang menarik untuk dijadikan spot foto.

Ada dua lantai yang menjadi favorit para wisatawan. Pertama lantai di mana terdapat sebuah resto bernama Kedai Rakyat Wdank Bukit Rhema untuk menikmati kuliner dengan pemandangan alam perbukitan yang menyejukkan mata.

Tiket masuk bisa ditukarkan dengan seporsi singkong goreng khas Bukit Rhema di kedai ini. Selain itu, pengunjung juga diberikan potongan sebesar Rp 5 ribu untuk pemesanan kopi AADC dan menu nasi goreng dengan menunjukkan kupon potongan yang diberikan dengan bersamaan dengan tiket masuk.

Setelah menikmati kopi Mamet, Cinta dan Rangga, yakni menu kopi di kedai ini yang diambil dari nama nama tokoh film AADC, redaksi Wigo melanjutkan ke spot favorit berikutnya, yakni ke lantai paling atas tepat di bagian bangunan kepala burung Merpati bermahkota.

Spot ini lah yang menjadi viral karena muncul dalam adegan e Ada Apa Dengan Cinta (AADC) 2.

Untuk bisa menikmati keindahan alam dari spot ini, pengunjung harus bersabar karena antre. Kapasitas tempat di lantai ini terbatas hanya bisa menampung sekitar 10 orang.

Masing masing wisatawan diberikan waktu sekitar 10 menit agar semua bisa menikmati keindahan dan berfoto ria di spot favorit ini.

Benar saja, pemandangan dari spot ini memang indah, bila beruntung, ketika cuaca cerah sejumlah gunung bisa terlihat dari sini, seperti gunung Sumbing dan Suroloyo serta Candi Borobudur.

Bila masih memiliki waktu cukup, pengunjung bisa sekalian menikmati pemandangan dari objek wisata Punthuk Setumbu yang bisa ditempuh dalam waktu sekitar 10 menit dari Bukit Rhema.
Di sini pengunjung bisa menikmati kemegahan Candi Borobudur dari atas ketinggian.

Sejarah Bukit Rhema

Sejumlah wisatawan menikmati suasana di area Bukit Rhema yang berada di Gombong Kembanglimus Borobudur Magelang Jawa Tengah saat akhir pekan. Bangunan di objek wisata ini lebih dikenal dengan sebutan Gereja Ayam. Keindahan panorama dari Bukit Rhema menjadi daya tarik tersendiri selain gaya arsitektur bangunan yang unik berbentuk kepala burung Merpati bermahkota.
Sejumlah wisatawan menikmati suasana di area Bukit Rhema yang berada di Gombong Kembanglimus Borobudur Magelang Jawa Tengah saat akhir pekan. Bangunan di objek wisata ini lebih dikenal dengan sebutan Gereja Ayam. Keindahan panorama dari Bukit Rhema menjadi daya tarik tersendiri selain gaya arsitektur bangunan yang unik berbentuk kepala burung Merpati bermahkota. (Tribun Jogja/Yudha Kristiawan)

Daniel Alamsjah adalah sosok dibalik berdirinya Bukit Rhema ini. Melalui perjalanan spiritualnya, di awal tahun 1990 an ia mendapatkan Ilham dan mulai mendirikan bangunan ini.

Sekitar 10 tahun lamanya barulah bangunan ini berdiri utuh dan sudah mengalami beberapa kali perbaikan dan penambahan ornamen dan bangunan lain sebagai fasilitas pendukung.

Bukit Rhema memiliki 7 lantai, masing-masing lantai menyuguhkan storry telling yang berbeda. Di antaranya menceritakan erjalanan spiritual manusia, makna doa, soal kebaikan Tuhan, mujizat dan kearifan Lokal.

Tempat Wisata di Jogja yang Pernah Digunakan Untuk Syuting, Ada Rute Trip Cinta dan Rangga

Tema tema tersebut dituangkan apik dalam sebuah mural di setiap lantai.  Lambat laun setelah berdiri, Bukit Rhema terus berkembang menjadi wisata religi, wisata edukasi dan wisata alam.

Bukit Rhema sebagai rumah doa segala bangsa memiliki fungsi sebagai tempat bagi umat yang ingin berdoa secara khusus dengan fasilitas ruang-ruang doa pribadi.

Sedangkan untuk wisata edukasi, Bukit Rhema juga difungsikan sebagai tempat edukasi tentang bahaya narkoba, bahaya merokok dan edukasi tentang nasionalisme.

Sementara sebagai destinasi wisata alam, Bukit Rhema berdiri di atas perbukitan Menoreh yang dikelilingi dengan pegunungan sehingga memiliki pemandangan yang indah. Bukit Rhema menjadi salah satu tempat yang tepat menikmati keindahan sunrise.

Pegunungan Menoreh sendiri dikenal dalam sejarah sebagai basis pertahanan Pangeran Diponegoro bersama para pengikutnya dalam Perang Jawa melawan Hindia Belanda.(Tribunjogja/Yudha Kristiawan)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved