Sejarah Berdirinya Warung Mie Ayam Tumini, Mie Ayam Paling Populer di Yogya

Kabar duka datang dari keluarga besar Bu Tumini, pemilik warung mie ayam paling populer di Yogya, Mie Ayam Tumini.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Mona Kriesdinar
Tribun Jogja/ Hamim Thohari
Mie Ayam Tumini 

TRIBUNJOGJA.COM - Kabar duka datang dari keluarga besar Bu Tumini, pemilik warung mie ayam paling populer di Yogya, Mie Ayam Tumini.

Bu Tumini, meninggal dunia pada Jumat (7/2/2020) malam sekitar pukul 21.30 WIB.

Pemilik Mie Ayam Bu Tumini Sari Rasa Jati Ayu meninggal dunia
Pemilik Mie Ayam Bu Tumini Sari Rasa Jati Ayu meninggal dunia (dok.istimewa)

Perempuan bernama lengkap Tumini tersebut menghembuskan napas terakhir di salah satu rumah sakit di Bantul.

Lokasi Warung Mie Ayam Bu Tumini

Kabar meninggalnya owner Mie Ayam Bu Tumini Sari Rasa Jatiayu ini dibenarkan oleh kepala dusun Sawahan 5 Desa Jatiayu, Karangmojo, Surahno.

Mie Ayam Tumini
Mie Ayam Tumini (Tribun Jogja/ Hamim Thohari)

Dihubungi Tribunjogja.com via telepon, Surahno mengatakan Tumini meninggal lantaran sesak napas.

"Informasi dari keluarga, awalnya Bu Tumini tidak sakit. Terus tadi malam sesak napas dan dibawa ke rumah sakit dan meninggal di rumah sakit,"katanya, Sabtu (8/2/2020).

BREAKING NEWS : Pemilik Mie Ayam Bu Tumini Sari Rasa Jati Ayu Meninggal Dunia

Menurut Surahno, jenazah Tumini kemudian dibawa ke kampung halamannya di Jatiayu, Karangmojo, Gunungkidul.

Kemudian jenazah dikebumikan di pemakaman umum Sawahan 5 pada Sabtu (8/2/2020) pukul 11.00 WIB.

"Pemakamannya jam 11.00 tadi,"ucapnya.

Tumini sendiri meninggalkan 5 orang anak dan 8 cucu.

Sejarah berdirinya warung mie ayam Tumini

Mie Ayam Bu Tumini Sari Rasa merupakan salah satu warung mie ayam yang sangat terkenal di Yogyakarta.

Warung Mie Ayam Bu Tumini Sari Rasa Jatiayu terletak di jalan Imogiri Timur, tepatnya sebelum terminal Giwangan Yogyakarta.

Warung mie ayam ini setiap hari selalu dipenuhi pengunjung. Bahkan warga yang hendak makan di warung ini harus rela mengantre.

Bu Tumini Dikabarkan Sempat Sesak Napas Sebelum Akhirnya Meninggal Dunia

Dalam kesempatan wawancara tahun 2015 lalu, Waluyo (35), seorang pegawai Mie Ayam Bu Tumini, menjelaskan bahwa warung ini telah ada sejak awal 1990-an.

Rasanya yang mantap, dan memiliki ciri khas yang tidak anda temukan di warung mi ayam lainnya membuat warung ini mampu bertahan di tengah menjamurnya warung mi ayam.

Mi Ayam Tumini

Mi Ayam Bu Tumini memiliki ciri khas mi berukuran cukup besar dengan kuah yang kental berwarna kecoklatan.

Kuah dengan cita rasa gurih manis tersebut berasal dari proses pemasakan ayam yang digunakan untuk toping mi ayam.

Saat anda mencicipi mi ayam ini, kenyalnya mi berpadu pas dengan gurih manisnya kuah. Rasanya akan semakin pas dengan tambahan sambal.

Mi Ayam Tumini

"Untuk menjaga kualitas rasa, kami membuat sendiri mi-nya. Dalam sehari kami menghabiskan sekitar 70 kilogram terigu. Jika ditotal dengan mi yang diambil pedagang lainnya, jumlahnya bisa mencapai dua kuintal tepung," ujar Waluyo.

Untuk ayam, dalam sehari warung mi ayam yang buka mulai pukul 10.00 tersebut menghabiskan sekitar 50 kilogram ayam.

Dijelaskan Waluyo, jika dihitung per porsi, dalam sehari warung tersebut bisa menjual lebih dari 700 porsi mi ayam.

"Setiap satu kilogram tepung terigu menghasilkan 11 porsi mi ayam," jelasnya.

Mi Ayam Tumini

Di warung ini pengunjung hanya bisa memesan mi ayam, karena tidak ada pilihan menu makanan lainnya.

Tetapi ada beberapa pilihan mi ayam, yakni mi ayam ceker, mi ayam jumbo, mi ayam ekstra ayam, ada juga pilihan sawi ayam.

Untuk harga, satu porsi mi ayam biasa, harganya cukup Rp 8 ribu, mi ayam jumbo Rp10 ribu, mi ayam ekstra ayam Rp10 ribu, mi ayam ceker Rp10 ribu, dan sawi ayam Rp 5 ribu.

Mi Ayam Tumini

Meskipun setiap harinya selalu dipadati pembeli, tetapi Mi Ayam Bu Tumini tidak buka cabang lainya.

Setiap pembeli harus rela antre untuk mendapatkan satu porsi mi ayam legendaris ini, terlebih pada jam makan siang.

Hal tersebut juga harus dialami oleh Dian (28). "Jika datang ke sini pasti selalu ramai dan antre. Meskipun harus antre, tetapi rasanya sebanding. Kuahnya yang kental dan gurih manis tidak ditemukan di mi ayam lainnya," ungkapnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved