Gempa Bangkalan Kamis Dinihari Dirasakan di Kebumen, Cilacap, Yogya Hingga Pangandaran
Gempa bumi dengan magnitudo 6,3 terjadi pada Kamis, 6 Februari 2020 pukul 01.12 WIB. Gempa ini berpusat di laut di 69 kilometer timur laut Bangkalan
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Gempa bumi dengan magnitudo 6,3 terjadi pada Kamis, 6 Februari 2020 pukul 01.12 WIB. Gempa ini berpusat di laut di 69 kilometer timur laut Bangkalan di kedalaman 636 kilometer.
BMKG menyatakan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Gempa Bangkalan ini dirasakan di sejumlah daerah.

Berdasarkan perhitungan BMKG, gempa terasa di Bangkalan (II-III MMI), di Trenggalek (II-III MMI), di Pacitan (II-III MMI), Yogyakarta (II-III MMI), Kebumen (II-III MMI), Cilacap (II-III MMI), Pangandaran (II-III MMI), Kuta (II-III MMI) dan dirasakan pula di Kuta Selatan (II-III MMI).
Adapun sebelum gempa Bangkalan, terjadi pula gempa di wilayah Jawa Barat.
Pertama, gempa bumi dengan magnitudo 2,9 terjadi pada Rabu, 5 Februari 2020 pukul 08.31 WIB. Gempa berpusat di darat dengan kedalaman 12 kilometer dan berada di 12 kilometer baratdaya Kabupaten Bandung.

Gempa ini dirasakan hingga II-III MMI di Pangalengan.
Selanjutnya gempa bumi dengan magnitudo 4,2 terjadi di hari yang sama pada pukul 17.49 WIB.
Gempa berpusat di darat dengan kedalaman 109 kilometer dan berada di 39 kilometer tenggara Kabupaten Sukabumi.

Gempa ini dirasakan II MMI di Ciletuh, Pelabuhan Ratu.
Mengenal skala MMI dan Skala Richter
Apa perbedaan Skala Richter dan Skala MMI?
Penemu Skala Richter adalah Charles Richter. Ini ukuran yang digunakan untuk menggambarkan besarnya kekuatan gempa dengan cara mengukur gelombang seismik penyebab gempa. Adapun berdasarkan KBBI, Skala Richter adalah skala yang digunakan untuk memperlihatkan besarnya kekuatan gempa.
Sementara Skala Mercalli mengukur intensitas gempa berdasarkan dampak yang ditimbulkannya.
• Potensi Gempa 8,8 SR dan Tsunami Dahsyat di Pesisir Pantai Selatan Jawa, Berikut Penjelasan BMKG
Untuk lebih jelasnya berikut merupakan ukuran dalam skala richter sebagaimana dikutip dari wikipedia :
< 2.0 : Gempa kecil , tidak terasa
2.0-2.9 : Tidak terasa, namun terekam oleh alat
3.0-3.9 : Seringkali terasa, namun jarang menimbulkan kerusakan
4.0-4.9 : Dapat diketahui dari bergetarnya perabot dalam ruangan, suara gaduh bergetar. Kerusakan tidak terlalu signifikan.
5.0-5.9 : Dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan pada area yang kecil. Umumya kerusakan kecil pada bangunan yang didesain dengan baik
6.0-6.9 : Dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 km
7.0-7.9 : Dapat menyebabkan kerusakan serius dalam area lebih luas
8.0-8.9 : Dapat menyebabkan kerusakan serius hingga dalam area ratusan mil
9.0-9.9 : Menghancurkan area ribuan mil
10.0-10.9 : Terasa dan dapat menghancurkan sebuah benua
11.0-11.9 : Dapat terasa di separuh sisi bumi. Biasanya hanya terjadi akibat tumbukan meteorit raksasa. Biasanya disertai dengan gemuruh. Contohnya tumbukan meteorit di teluk Chesepeak.
12.0-12.9 : Bisa terasa di seluruh dunia. Hanya terekam sekali, saat tumbukan meteorit di semenanjung Yucatan, 65 juta tahun yang lalu yang membentuk kawah Chicxulub
> 13.0 Belum pernah terekam
Sedangkan skala MMI adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902.
• Inilah Jejak Gempa dan Tsunami Dahsyat yang Dibangkitkan Zona Megathrust Pantai Selatan Jawa
Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut.
Oleh karena itu skala Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain.
Itulah kenapa saat ini penggunaan Skala Richter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
• Zona Gelap Jejak Gempa dan Tsunami Purba Selatan Jawa dan Mitos Nyi Roro Kidul
Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.
Berikut merupakan skala MMI sebagaimana dikutip dari situs BMKG :
I MMI : Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang
II MMI : Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
III MMI : Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
IV MMI : Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
V MMI : Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI : Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI : Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
VIII MMI : Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
IX MMI : Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
X MMI : Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI : Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
XII MMI : Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.