UPDATE Wabah Virus Corona, Masyarakat China Gunakan Masker Khusus untuk Anjing Peliharaan

Virus corona ini seperti SARS-CoV dan MERS-CoV, yang menyebabkan saluran pernapasan akut. virus corona mewabah di Wuhan dan negara China.

Penulis: Dwi Latifatul Fajri | Editor: Iwan Al Khasni
boredpanda.com
boredpanda.com, Wabah Virus Corona, Masyarakat China Gunakan Masker Khusus untuk Anjing Peliharaan Mereka 

Tribunjogja.com - Virus corona mewabah di Wuhan dan negara China. Virus corona ini seperti SARS-CoV dan MERS-CoV, yang menyebabkan saluran pernapasan akut. 

Untuk mengurangi penyebaran virus, masyarakat Wuhan maupun warganegara China memakai masker setiap hari.

Tak hanya manusia yang memakai masker, hewan peliharaan seperti anjing memakai masker untuk pencegahan virus.

Awalnya virus corona berasal dari Wuhan, China.

Penyebaran virus ini diduga berasal dari hewan seperti kelelawar lalu menyebar ke manusia. Kemudian virus ini menyebar ke berbagai negara.

Mengutip dari Bored Panda, menurut peta yang melacak penyebaran virus corona, hampir 10.000 orang saat ini terinfeksi virus. Lebih dari 200 orang meninggal akibat penyebaran virus corona.

Gejala penyakit ini menyebabkan penderita demam, batuk dan sesak napas. Kondisi bervariasi dari orang yang sakit ringan hingga orang yang sakit parah dan sekarat.

Wabah Virus Corona, Mahasiswa asal Gunungkidul yang Kuliah di China Ini Akhirnya Memutuskan Pulang

boredpanda.com, Salah satu warga menggunakan masker untuk anjing untuk melindungi penyebaran virus corona
boredpanda.com, Salah satu warga menggunakan masker untuk anjing untuk melindungi penyebaran virus corona (boredpanda.com)

Kasus yang berawal dari pasar makanan hewan liar di Wuhan dikabarkan menjadi awal penyebaran virus.

Virus corona menunjukkan kesamaan genetik seperti virus SARS-CoV dan virus corona dari kelelawar. Kelelawar diduga menjadi awal mula penyebaran virus corona di China.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan wabah virus corona China sebagai darurat kesehatan global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).

Selain itu WHO juga memberi konfirmasi melalui Instagram, hewan peliharaan atau hewan rumahan tidak ada bukti virus corona.

Meski belum ada laporan infeksi virus ke hewan peliharaan, beberapa warga di China membeli dan memakaikan masker untuk anjing mereka. Masker ini dilakukan untuk pencegahan virus corona.

Zhou Tianxiao (33), penjual online dari Beijing mengaku penjualan masker untuk anjing naik 10 kali lipat sejak virus corona menyebar di Wuhan. Zhou memulai bisnis online ini sejak 2018 melalui situs Taobao.

"Sebagian besar anjing di China mulai menggunakan masker. Orang-orang ingin anjing peliharaan mereka tetap sehat" ucap Zhou Tianxiao mengutip dari Nypost.com.

Hasil Penyelidikan Tim Medis China: Virus Corona Menempel di Gagang Pintu dan Feses Pasien, Waspada!

boredpanda.com, Masker khusus untuk anjing upaya pencegahan virus corona pada hewan peliharaan
boredpanda.com, Masker khusus untuk anjing upaya pencegahan virus corona pada hewan peliharaan (boredpanda.com)

Awalnya Zhou menjual masker khusus anjing untuk perlindungan dari polusi udara. Masker ini dapat mencegah anjing untuk menjilat orang yang terinfeksi virus corona.

"Meski tidak seprofesional masker medis yang dipakai manusia, namun makser ini bermanfaat untuk anjing" ucap Zhou.

Zhou menjual masker khusus anjing seharga 49 yuan ($7) atau Rp 96,222.00 untuk satu kardus kecil. ( Tribunjogja.com | Dwi Latifatul Fajri )

Hasil Penyelidikan Tim Medis China: Virus Corona Menempel di Gagang Pintu dan Feses Pasien

TRIBUNjogja.com --- Pejabat kesehatan China meminta orang-orang untuk lebih menjaga kesehatan pribadi.

Hal ini setelah jejak virus Corona ditemukan pada pegangan pintu.

Dikutip dari Sout China Morning Post, Senin (3/2/2020), Wakil Kepala Pusat Pencegahan Penyakit Menular Guangzhou, Zhang Zhoubin mengatakan pihaknya telah mengumpulkan 660 sampel untuk pengujian terkait virus Corona.

"Dalam penyelidikan kami baru-baru ini, kami menemukan virus Corona baru pada gagang pintu (di rumah pasien). Ini mengingatkan saya bawa kita harus melakukan langkah terbaik dalam menjaga kebersihan di rumah. Selain itu, penting untuk sering mencuci tangan," katanya.

Zhang melanjutkan, terbuka kemungkinan virus Corona berada pada benda-benda seperti ponsel maupun lampu.

Sebelumnya, ilmuwan China juga menemukan jejak virus Corona pada feses atau kotoran manusia pasien yang terinfeksi.

Hal ini mengindikasikan cara penularan virus Corona yang mematikan.

Kasus Virus Corona Terus Meningkat, Ribuan Kasus dalam Sehari

Jumlah kematian dan kasus terinfeksi virus Corona terus meningkat.

Otoritas kesehatan China mengumumkan jumlah kasus kematian terbaru mencapai 361.

Sementara jumlah kasus terinfeksi meningkat menjadi 17.205.

Jumlah ini meningkat tajam yang dipicu oleh penyebaran Corona pada hari Minggu dengan 2.829 kasus baru dan 57 kematian.

Dari kematian yang baru dilaporkan, 56 berada di Provinsi Hubei, yang menjadi pusat penyebaran virus Corona dan satu kematian di Chongqing.

Penularan Virus Corona Menurut Ketua IDI

Di Indonesia, ratusan WNI yang dipulangkan dari Kota Wuhan kini menjalani observasi atau karatina selama 14 hari di Natuna.

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr Daeng Faqih mengimbau agar masyarakat Natuna tidak perlu resah dengan adanya karantina tersebut.

Selain tempat karantina yang jauh dari tempat penduduk, Daeng juga mengatakan penyebaran virus corona lewat kontak dengan orang yang terkangkit.

Pernyataannya ini ia sampaikan dalam progarm Apa Kabar Indonesia Pagi, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouToube Talk Show tvOne, Senin (3/2/2020).

"Sebenarnya kami menjelaskan ke masyarakat untuk tidak terlalu takut," ujarnya.

"Karena prinsip yang dikeluarkan oleh WHO yang penting tidak terjangkau, bukan permasalahan jauh dan dekatnya," imbuhnya.

Daeng menuturkan yang terpenting adalah tidak bersentuhan masyarakat yang sehat.

"Masyarakat tidak perlu takut karena penularan virus corona itu dengan kontak dekat," jelasnya.

Penularan melalui kontak dekat yang dimaksud adalah adanya hubungan langsung dengan penderita seperti percikan ludah, terkena napas atau batuk dari orang yang positif terjangkit virus corona.

Atau menyentuh langsung ke makanan yang dimakan orang terinfeksi virus.

"Ada cara untuk penularannya yang WHO mengatakan istilahnya dengan droplet (partikel air kecil)," jelasnya.

Sehingga untuk mencegah terinfeksi virus corona, yakni dengan tidak melakukan kontak dengan penderita.

"Jadi kalau sudah dikarantina kemudian terhindar dari kontak seperti itu, saya pikir masyarakat tidak perlu khawatir," jelasnya.

Daeng juga menyebut virus tersebut tidak akan tahan lama berada di udara bebas.

"Kalau droplet itu, dalam jarak tiga meter sudah jatuh ke tanah dan tidak bertahan lama," ujarnya.

"Virus itu tahan lama kalau masuk ke medium yang bisa tumbuh, contoh di tubuh kita," jelasnya.

Di sisi lain Daeng juga memaklumi dengan rasa khawtir masyarakat setempat akan virus ini.

"Oleh karena itu fungsi kami adalah menjelaskan ke mereka bahwa tidak perlu panik," kata Daeng.

"Karena apa yang sudah disiapkan oleh pemerintah tidak memungkinkan ada kontak dengan dunia luar," imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved