Raja Egrang Setia Ajak Generasi Milenial Mengenal Permainan Tradisional
Raja Egrang setia hadir di Alun-alun Selatan Yogyakarta untuk mempopulerkan dan melestarikan permainan tradisional
TRIBUNJOGJA.COM - Sejak 2015 hingga sekarang, Raja Egrang setia hadir di Alun-alun Selatan Yogyakarta untuk mempopulerkan dan melestarikan permainan tradisional.
Raja Egrang adalah penyewaan aneka permainan tradisional mulai dari egrang, gasing, yapolo, bakiak, egrang tali, sumpitan (tulup), pletokan, dan yoyo tradisional. Raja Egrang mangkal setiap sore.
Uniknya, penyewa mainan tak dipatok tarif khusus. Penyewa dipersilakan memberikan uang sewa seikhlasnya.
Kepada tribunjogja.com, Danang Tri Nugroho penjaga penyewaan egrang ini menceritakan awal mula adanya Raja Egrang.
“Sejarahnya Raja Egrang dari bapak Yudi Pramono atau mbah Yudi. Tahun 2015, beliau pernah melakukan perjalanan dari Yogyakarta ke Jakarta menggunakan egrang selama 50 hari,” terang pria yang akrab disapa Danang ini.
Egrang yang digunakan oleh Mbah Yudi ketika melakukan perjalanan ke Jakarta untuk bertemu Presiden Jokowi itu merupakan egrang khusus yang diberi nama “Raja Egrang”. Ini karena kualitasnya yang sanggup menempuh perjalanan jarak jauh.
Kala itu, Mbah Yudi membawa satu misi mulia menitipkan pesan kepada Presiden Joko widodo tentang masa depan permainan tradisional Indonesia.
Raja Egrang ini pula yang dibawa Mbah Yudi melakukan perjalanan dari Yogyakarta ke Surabaya selama 18 hari.
“Tahun 2016 , beliau melakukan perjalanan dari Yogyakarta ke Surabaya selama 18 hari untuk menemui walikota Surabaya yaitu Ibu Tri Rismaharini dengan tujuan yang sama,” ungkapnya.
Setelah ini perjalanan ini, Mbah Yudi tergerak untuk membuka penyewaan alat permainan tradisional. Sebab, ia tak ingin permainan tradisional makin tergeser permainan modern di kalangan anak-anak milenial.
'Maka lahirlah penyewaan permainan tradisional yang diberi nama 'Raja Egrang'. Tujuannya agar anak-anak tetap kenal dan bisa memainkan mainan tradisonal. Kan sehat, tubuh juga ikut bergerak," tutur Danang bercerita.
Danang mengatakan, Raja Egrang menyediakan berbagai macam ukuran egrang yang disesuaikan usia, mulai dari usia anak-anak hingga usia dewasa.
“Untuk anak usia 5 tahun ke bawah, kita buatkan egrang yang panjangnya 1 meter, tinggi pijakannya 20 cm. Untuk anak SD panjang egrangnya 185 cm, tinggi pijakannya 35 cm. Dan untuk usia dewasa, tinggi pijakannya setengah meter sampai 60 cm, panjang egrang 2 meter,“ ujarnya.
Egrang tali yang dimiliki Raja Egrang berbeda dengan egrang zaman dulu yang terbuat dari tali dan tempurung kelapa (batok kelapa). Danang memodifikasi egrang dari kelapa menggunakan bambu.
“Egrang tali dulu sebutannya egrang batok, tapi kita tidak memilih menggunakan tempurung kelapa tetapi memakai bambu. Alasannya karena tempurung kelapa atau batok sekarang tipis, kalau yang mainin orang dewasa nanti pecah dan berbahaya untuk kaki, makanya kita ganti dengan bambu supaya lebih kuat,” ungkapnya.

Raja Egrang tidak mematok tarif khusus untuk pengunjung yang menyewa mainan.
Pengunjung hanya diminta memberikan uang sukarela kedalam kotak yang telah sediakan.
Mengenai tidak adanya tarif khusus, Danang mengatakan bahwa Raja Egrang ingin mengajarkan kepada masyarakat mengenai ilmu ikhlas dan ingin permainannya menjadi menyenangkan.
(mg_naillatul khasanah)