Wabah Virus Corona
Cerita Tim Medis Tangani Pasien Virus Corona: Tak Ada Waktu ke Toilet, Terpaksa Pakai Popok Dewasa
Tim medis tak punya waktu pergi ke toilet dan mencopot baju pengaman di tengah usaha mereka merawat pasien virus corona, mereka pakai popok dewasa
Cerita Tim Medis Tangani Pasien Virus Corona: Tak Ada Waktu ke Toilet, Terpaksa Pakai Popok Dewasa
TRIBUNJOGJA.COM - Sejak virus corona mewabah di Wuhan, China, rumah sakit yang ada di wilayah tersebut dibanjiri pasien.
Bahkan sejumlah rumah sakit kekurangan ruang isolasi, obat-obatan dan tenaga medis lantaran jumlah pasien yang membeludak.
Tim medis berjibaku dengan pasien yang diduga terjangkit virus corona sejak penyakit itu mewabah akhir Desember 2019 lalu.
Saking sibuknya menangani pasien virus corona, tim medis harus memakai popok dewasa, karena mereka tak punya waktu pergi ke toilet di tengah usaha mereka merawat pasien virus corona.

Para pekerja kesehatan berjibaku menangani para pasien yang positif terinfeksi patogen mematikan itu, di tengah ribuan kasus yang muncul.
Berbagai video yang tidak bisa terkonfirmasi kebenarannya merebak di media sosial, menunjukkan suasana rumah sakit tempat pasien dirawat.
Dalam laporan media setempat, tim medis yang kelelahan tetap mengenakan pakaian hazmat mereka untuk merawat pasien positif virus corona.
Mereka menuturkan, pakaian itu membutuhkan waktu lama untuk bisa dilepaskan ketika mereka harus pergi ke toilet untuk buang hajat.
Seorang dokter di Rumah Sakit Union Wuhan di Weibo mengatakan, mereka memakai popok untuk orang dewasa demi mempersingkat waktu.
"Kami tahu bahwa pakaian perlindungan ini mungkin adalah hal terakhir yang kami pakai. Kami tak bisa membuang-buang waktu," ucapnya dilansir Daily Mirror Minggu (26/1/2020).

Presiden Xi Jinping menyatakan, China terancam menghadapi "suasana sedih" yang sudah merenggut kegembiraan perayaan Tahun Baru Imlek Sabtu (25/1/2020).
• Kisah Kepanikan Pasien Terinfeksi Virus Corona di RS Wuhan: Jika Aku Mati, Kalian Juga Mati!
Sebabnya, virus dengan kode 2019-nCov (Novel Coronavirus 2019) itu sudah merenggut puluhan nyawa, di mana sebagian besar korban terpusat di Provinsi Hubei.
Dengan lebih dari ribuan kasus yang sudah dilaporkan, Hong Kong kemudian mengumumkan keadaan darurat, membatalkan perayaan dan memperketat kunjungan ke daratan utama.
Hingga saat ini, terdapat 16 negara termasuk Negeri "Panda" yang mengumumkan kasus positif.
Di antaranya adalah AS, Australia, Kanada, hingga Vietnam. AS melalui Kementerian Luar Negeri menuturkan berencana mengevakuasi warganya menggunakan pesawat carteran keluar dari Wuhan, kota yang menjadi asal penyebaran virus corona.
Pernyataan yang sama juga disuarakan Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas. Sementara Jepang juga memikirkan opsi mengeluarkan warganya dengan jalur darat. Virus tersebut menjadi perhatian dunia karena disebut mirip Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) yang membunuh ratusan orang pada 2002-2003.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meningkatkan tingkat risiko global dari virus corona yang mematikan, dari level "sedang" menjadi "tinggi,".
Ini dilakukan lantaran jumlah total kasus 2019-nCoV yang dikonfirmasi secara global terus meningkat.
• Angka Kematian Akibat Wabah Corona Virus Tembus 106 Kasus
• Virus Corona Telah Menyebar ke 16 Negara di Dunia, Berikut Daftar Lengkapnya
Pihak berwenang China pada hari Selasa (28/1/2020) mengatakan bahwa jumlah kasus terdaftar dari virus corona baru di seluruh negara telah meningkat menjadi 4.515 kasus, dengan jumlah kematian saat ini sebanyak 106 orang.
Pihak berwenang dari provinsi China Hubei mengatakan sebelumnya bahwa setidaknya 100 orang telah meninggal pada 27 Januari 2020 akibat virus corona baru yang mematikan yang dijuluki 2019-nCoV dan mengkonfirmasi bahwa jumlah kasus yang terdaftar di wilayah itu telah meningkat menjadi 2.714.
"Pada 24:00 pada tanggal 27 Januari [16:00 GMT], jumlah kasus yang dikonfirmasi dari infeksi virus corona tipe baru di Provinsi Hubei telah mencapai 2.714 orang [1.590 di Wuhan], 100 orang meninggal [85 di Wuhan] " demikian bunyi pernyataan itu.
Administrasi Imigrasi Nasional China juga dilaporkan menyerukan kepada warga untuk mempertimbangkan kembali perjalanan ke luar negeri untuk mengurangi gerakan lintas-perbatasan sebagai cara untuk membendung penyebaran virus corona baru.
Pada hari Senin saja, pihak berwenang Hubei mengkonfirmasi 1.291 kasus, 24 di antaranya fatal.
Pihak berwenang di kota Tianjin Cina telah menerapkan langkah-langkah strategis dalam upaya untuk membendung penyebaran epidemi dan memerintahkan penciptaan fasilitas medis tunggal yang terpisah untuk memerangi penyebaran infeksi mematikan itu.
Pemerintah di seluruh dunia telah memberlakukan kesiapsiagaan tinggi di tengah wabah epidemi baru yang pertama kali dilaporkan pada akhir Desember 2019.
2019-nCoV telah terdeteksi di Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Vietnam, Kamboja, Singapura, Malaysia, Thailand, Nepal, Australia, Prancis, Jerman, Kanada, dan Amerika Serikat.
Penanganan Coronavirus

China mengutarakan kepercayaan dirinya dalam melawan wabah virus corona di negaranya.
Hal ini diungkapkan Duta Besar Tiongkok untuk PBB, Zhang Jun saat bertemu dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa Antonio Guterres pada Senin (27/1/2020) malam.
"Kami memiliki kemampuan penuh dan percaya diri mampu memenangkan pertempuran melawan epidemi," katanya sebagaimana dilansir CNN.
Menurut Zhang, prioritasnya saat ini adalah bagaimana menyelamatkan warganya dengan melakukan langkah cepat dengan menempatkan mekanisme pencegahan dan pengendalian nasional.
“Tiongkok telah bekerja dengan komunitas internasional dalam semangat keterbukaan, transparansi, dan koordinasi ilmiah. Dengan rasa tanggung jawab yang besar untuk mencegah penyebaran penyakit dan menyelamatkan nyawa," katanya. (Kompas.com/AP/SputnikNews/CNN)