Wabah Virus Corona
Teka-teki Sumber Wabah Virus Corona Wuhan China Mulai Terkuak, Diduga Berasal dari Ular
Sejumlah ahli sempat dibuat bingung akan munculnya wabah virus corona di Wuhan. Namun perlahan-lahan, misteri yang melingkupi virus corona mulai terku
Teka-teki Sumber Wabah Virus Corona Wuhan China Mulai Terkuak, Diduga Berasal dari Ular
TRIBUNJOGJA.COM - Belakangan ini, wabah virus corona di Wuhan, China menggemparkan publik. Sejumlah negara termasuk Indonesia juga melakukan antisipasi untuk pencegahan masuknya virus corona.
Sejumlah ahli sempat dibuat bingung akan munculnya wabah virus corona di Wuhan. Namun perlahan-lahan, misteri yang melingkupi virus corona mulai terkuak.

Hasil analisis genetika mengungkapkan bahwa virus corona yang mewabah di Wuhan, China dan kini sudah mencapai berbagai negara di dunia kemungkinan berasal dari ular.
Virus corona ini memang pertama kali mewabah di pasar makanan laut di Wuhan.
Namun, perlu diketahui bahwa pasar tersebut tidak hanya menjual makanan laut saja, tetapi juga hewan-hewan liar hidup lainnya, seperti kelelawar, ular, kelinci hingga marmut.
Hal ini membuat para ahli kebingungan dari hewan mana virus corona jenis baru ini berasal.
• Virus Corona Sudah Makan 9 Korban Jiwa, Pemerintah Indonesia Pasang 135 Thermoscanner
Untuk menjawabnya, sekelompok peneliti yang dipimpin oleh Wei Ji dari Peking University of China melakukan perbandingan genom antara lima sampel virus yang baru dengan 217 virus serupa yang didapatkan dari berbagai spesies.
Rupanya, virus corona baru ini secara genetik paling mirip dengan virus yang terdapat pada ular, meskipun ia juga mirip dengan virus pada kelelawar.
Temuan ini membuat para ahli meyakini bahwa virus corona jenis baru yang sedang mewabah ini kemungkinan berasal dari ular.
Meski demikian, seperti diungkapkan oleh Haitao Guo dari University of Pittsburgh in Pennsylvania yang menelaah studi ini, temuan ini masih berupa spekulasi dan membutuhkan eksperimen lebih lanjut.
• Wabah Coronavirus : Inilah Tempat-tempat di Wuhan yang Disterilkan dan Wajib Masker
Peter Rabinowitz dari University of Washington in Seattle juga sependapat.
Dia berkata bahwa kemiripan virus jenis baru dengan virus pada ular dan kelelewaran mungkin bisa dijelaskan demikian: virus berasal dari ular, tetapi kemudian bergabung dengan virus pada kelelawar dan membentuk virus jenis baru yang sedang mewabah.

Dugaan Rabinowitz ini bukan sesuatu yang mustahil karena di pasar makanan laut Wuhan, ular memang biasa dikurung dalam jarak dekat dengan kelelawar.
Setelah bergabunglah, ujar Rabinowitz, virus corona jenis baru kemudian masuk ke pernapasan manusia.
"Ini baru spekulasi, tetapi jika virus ada pada sekresi atau feses ular, bisa jadi ia kemudian menguap dan dihirup (oleh manusia) jika ada cukup banyak ular dan cukup banyak manusia," katanya.
Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam Journal of Medical Virology.
Tak perlu resah
Masyarakat diminta untuk tidak perlu resah atas isu terkait Novel Coronavirus atau Virus Corona dari Wuhan, China yang telah menyebar ke berbagai negara tetangga. Direktur Pencegahan dan Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan ( Kemenkes), dr Wiendra Waoruntu M.Kes menyampaikan, saat ini tidak ada dugaan warga yang tinggal di Indonesia terjangkit virus Corona.
"Masyarakat enggak boleh resah. Tapi kita persiapkan masyarakat supaya bisa menjaga dirinya dalam persiapan yang bisa dilakukan adalah pencegahannya," kata Wiendra pada jumpa pers terkait update virus Corona, Rabu (22/1/2020).
Berdasarkan data terakhir yang diterima oleh Kementerian Kesehatan RI, belum ada Warga Negara Indonesia baik yang berada di China yang terjangkit virua Corona, begitu juga dengan masyarakat di negara Indonesia sendiri.
• Kenali Virus Corona - Ini Gejala Awal hingga Cara Pencegahannya
Namun, hal yang seharusnya dijadikan perhatian oleh masyarakat adalah bagaimana melakukan antisipasi pada diri individu, maupun berbagai sarana prasarana yang terlibat langsung dalam penanganannya nanti. "Orang-orang pada resah, itu karena (China) punya direct flight (penerbangan langsung) ke Indonesia," tuturnya.
Oleh sebab itu, pemerintah melalui petugas di bandara yang ada penerbangan langsung dari China juga sudah siap siaga dengan menggunakan sistem detektor thermal scanner yaitu pendeteksi panas tubuh.
Menyikapi hal ini, PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia) menyarankan warga melakukan 4 hal, antara lain:
1. Masyarakat jangan panik.
2. Masyarakat tetap waspada terutama bila mengalami gejala demam, batuk disertai kesulitan bernafas, segera mencari pertolongan ke RS terdekat
3. Health Advice Melakukan kebersihan tangan rutin, terutama sebelum memegang mulut, hidung dan mata; serta setelah memegang instalasi publik.
Mencuci tangan dengan air dan sabun cair serta bilas setidaknya 20 detik.
Cuci dengan air dan keringkan dengan handuk atau kertas sekali pakai. Jika tidak ada fasilitas cuci tangan, dapat menggunakan alkohol 70-80 persen handrub.
Menutup mulut dan hidung dengan tissue ketika bersin atau batuk. Ketika meiliki gejala saluran napas, gunakan masker dan berobat ke fasilitas layanan kesehatan.
4. Panduan bepergian ke luar negeri, khususnya China Hindari menyentuh hewan atau burung.
Hindari mengunjungi pasar basah, peternakan atau pasar hewan hidup. Hindari kontak dekat dengan pasien yang memiliki gejala infeksi saluran napas.
Patuhi petunjuk keamanan makanan dan aturan kebersihan. Jika merasa kesehatan tidak nyaman ketika di daerah outbreak terutama demam atau batuk, gunakan masker dan cari layanan kesehatan.
Setelah kembali dari daerah outbreak, konsultasi ke dokter jika terdapat gejala demam atau gejala lain dan beritahu dokter riwayat perjalanan serta gunakan masker untuk mencegah penularan penyakit.(Kompas.com)