Pemimpin Tertinggi Iran Kembali jadi Imam Shalat Jumat Setelah 8 Tahun Terakhir
Pemimpin Tertinggi Iran Kembali jadi Imam Shalat Jumat Setelah 8 Tahun Terakhir
TRIBUNJOGJA.COM - Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei terakhir kali memimpin shalat Jumat pada februari 2012 silam di Masjid Mosalla.
Kala itu, Ayatollah Ali Khamenei memimpin shalat Jumat saat bertepatan dengan peringatan Revolusi Iran ke-33 serta krisis yang berkaitan dengan kepemilikan nuklir mereka.
Kini, setelah delapan tahun berselang, Ayatollah Ali Khamenei kembali memimpin shalat Jumat.
Kali ini Ayatollah Ali Khamenei kembali menjadi imam shalat Jumat setelah mereka hampir terlibat konflik besar dengan Amerika Serikat ( AS) karena kematian jenderal Qasem Soleimani.
Berdasarkan laporan media pemerintah IRNA, Khamenei adalah Imam Teheran.
Tapi, dia selalu mendelegasikan tugasnya pada yang lain.
Dilansir AFP (17/1/2020), terakhir kali Khamenei memimpin shalat Jumat adalah Februari 2012 silam di Masjid Mosalla.
• Kisah Tentara Denmark Tunggu Gempuran Rudal Iran di Pangkalan Militer AS Ayn al-Asad
• Peran Intelijen Israel Bantu Operasi Amerika Bunuh Jenderal Iran
Saat itu bertepatan dengan peringatan Revolusi Iran ke-33 serta krisis yang berkaitan dengan kepemilikan nuklir mereka.
Dalam pidatonya seperti diberitakan CNN, Pemimpin Tertinggi Iran berusia 80 tahun itu menyebut AS sebagai "badut".
Dia juga mengkritisi sekutu AS seperti Perancis, Jerman, hingga Inggris karena dianggap tidak bisa dipercaya.
Khamenei juga memberikan belasungkawa terhadap korban pesawat Ukraina yang jatuh setelah ditembak oleh rudal Iran.
Insiden itu terjadi setelah serangan Teheran ke dua markas AS dan sekutunya Irak.
Balasan atas tewasnya Soleimani.
"Kecelakaan pesawat adalah insiden yang getir. Begitu pedih dalam setiap hati kita," ujar Khamenei diiringi teriakan "Matilah Amerika".
Namun, katanya, ada sejumlah pihak yang berusaha menggunakan kecelakaan itu untuk mengalihkan publik dari kematian Soleimani.
Dia menyebut komandan Pasukan Quds itu sebagai "martir", dan menyatakan pembalasan terhadap adalah "tindakan Tuhan, bukan manusia".
"Hari ketika rudal menghujani markas AS bukan karena perbuatan manusia. Itu adalah tindakan Tuhan," jelas Khamenei.
Selama tiga hari sejak serangan ke Pangkalan Ain al-Assad dan Irbil, Teheran berulang kali membantah menjatuhkan pesawat Boeing 737.
Namun pada Sabtu pekan lalu (11/1/2020), Teheran akhirnya mengakui bahwa mereka menjatuhkan Ukraine Internasional Airlines, dan menewaskan 176 orang.
Dalam keterangan Garda Revolusi, mereka tidak sengaja menjatuhkan pesawat Ukraina karena mengiranya sebagai musuh. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemimpin Tertinggi Iran Pimpin Shalat Jumat untuk Pertama Kalinya dalam 8 Tahun", .