Bantul
Sempat Gagal Lelang, Jembatan Gantung Selopamioro Dibangun Tahun Ini dengan Anggaran Rp 13,9 Miliar
Sempat Gagal Lelang, Jembatan Gantung Selopamioro Dibangun Tahun Ini dengan Anggaran Rp 13.9 Miliar
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Jembatan gantung Selopamioro di Kecamatan Imogiri ambruk akibat siklon cempaka pada tahun 2017 silam. Alhasil, sudah dua tahun masyarakat setempat, terutama di Dusun Jetis dan Dusun Wunut bertahan tanpa jembatan.
Padahal di antara dua dusun itu terbentang luas sungai Oya. Akses satu satunya yang diandalkan masyarakat selama ini masyarakat menggunakan perahu karet saat menyeberang. Atau bisa memutar, namun jaraknya cukup jauh.
Pembangunan jembatan, sebenarnya sudah ada anggaran. Namun prosesnya menuai jalan panjang.
Awalnya, jembatan penghubung Desa Selopamioro dan Sriharjo itu akan dibangun pada tahun 2019. Namun ternyata gagal lelang. Pengerjaan kemudian diundur.
Komisi A DPRD Bantul akhirnya melakukan inspeksi mendadak (Sidak). Kepastian kemudian didapatkan. Jembatan gantung tersebut rencananya akan segera dibangun pada tahun 2020 dengan anggaran Rp 13.9 miliar.
"Beberapa waktu lalu, komisi A memang melakukan pansus pengawasan. Di antara pansus pengawasan itu, titik yang perlu kita sidak adalah jembatan di Kedung Jati, Selopamioro ini. Kemarin sempat gagal lelang sehingga pengerjaan mundur. Itu menjadi catatan kami," kata Ketua Komisi A DPRD Bantul, Agus Salim, saat memimpin sidak, Selasa (14/1/2020)
Menurut Agus, dalam pansus tersebut, bukan hanya Jembatan Kedung Jati Selopamioro namun ada enam titik lainnya.
Sejauh ini baru ada satu jembatan yang sudah terlaksana pembangunannya. Sementara lima jembatan lain belum dibangun lantaran mengalami gagal lelang.
• Jembatan Nambangan dan Jembatan Gantung Selopamioro Segera Diperbaiki
Termasuk jembatan Selopamioro, hingga saat ini belum dibangun. Sehingga dalam sidak ini pihaknya menekankan agar realisasi jembatan bisa segera dilakukan tahun 2020.
Diusahakan jangan sampai gagal lelang lagi. Pasalnya, Jembatan tersebut merupakan akses utama penghubung masyarakat.
"Harapan kami jembatan ini akan segera dibangun dan selesai. Sebagai akses jalan penghubung masyarakat. Sekaligus sebagai daya tarik wisata," paparnya.
Disinggung alasan gagal lelang, Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengungkapkan, gagal lelang sebelumnya dikarenakan ada kendala di detail engineering desain (DED).
Sebelumnya, DED untuk lima jembatan itu menurutnya dibuat secara global. Tidak detail dibuat tiap titiknya sehingga sulit dilaksanakan.
Kali ini menurutnya sudah ada perubahan desain. Dibuat lebih detail setiap titik jembatan. Bahkan pembangunan jembatan di Selopamioro nantinya ada tiang penyangga di tengah jembatan. Tiang itu pada DED sebelumnya tidak ada sehingga sulit dikerjakan.
"Adanya tiang penyangga itu nantinya akan lebih kokoh dari terjangan banjir," kata dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekontruksi BPBD Bantul, Ari Widiantara, menyebutkan pembangunan jembatan Selopamioro akan dibarengkan dengan pembangunan jembatan lainnya.
Ada lima paket yang akan dibangun tahun ini. Antara lain, jembatan Selopamioro, Jembatan Dzighru Ghofilin, Jembatan Kiringan, Jembatan Karanggayam, dan Jembatan Benyo Desa Sendangsari.
Kelima Jembatan tersebut akan dibangun serentak tahun ini. Total anggarannya sebesar Rp 57 miliar. Uang tersebut bersumber dari dana hibah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Kalau untuk jembatan Selopamioro ini saja, anggarannya Rp 13.9 miliar," terangnya.
• Dengar Alasan Pelaku, Orangtua Korban Klitih di Bantul Tak Terima, Minta Diberikan Hukuman Setimpal
Dijelaskan Ari, masing-masing proyek pembangunan jembatan saat ini sudah masuk lelang dan saat ini tahap pembukaan penawaran di ULP.
Pihaknya berharap, awal Februari sudah ada pemenang lelang sehingga Maret 2020 sudah mulai tahap awal pengerjaan.
"Targetnya memang September pengerjaan sudah selesai," harap dia.
Diceritakan Ari, Jembatan Selopamioro yang berada di Dusun Jetis ini akan dibangun dengan lebar 8 meter dan panjang total 80 meter.
Jembatan nantinya dibuat gantung, memiliki badan jalan 6 meter dengan trotoar masing-masing 1 meter kanan dan kiri.
Sebagai penguat pondasi, pihaknya juga akan membangun talud di sisi kanan dan kiri masing-masing sepanjang 100 meter. Untuk mendukung potensi wisata yang ada di sana, dikatakan Ari jembatan baru tersebut juga akan dilengkapi dengan ornamen-ornamen unik.
"Harapannya jembatan ini nantinya menjadi kebanggaan masyarakat. Dilengkapi dengan ornamen-ornamen. Bisa digunakan sebagai spot Selfie untuk mendukung pariwisata," ujar dia. (Tribunjogja/Ahmad Syarifudin)