Enam Jam Ratusan Tentara Denmark Sembunyi di Bunker, Tunggu Gempuran Rudal Iran  

Enam Jam Ratusan Tentara Denmark Sembunyi di Bunker, Tunggu Gempuran Rudal Iran  

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Hari Susmayanti
www.thedefensepost.com/US Marine Corps/Cpl. Cansin P Hardyegritag
Pauskan Kerajaan Denmark yang tergabung pasukan koalisi AS dan NATO melatih tentara Irak di pusat training di Pangkalan Ayn al-Asad. Al Anbar pada 9 Mei 2015. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Serangan rudal balistik Iran, 8 Januari 2020 ke pangkalan militer Ayn al-Asad di Provinsi Al Anbar, Irak bagian barat, memang telah terinformasikan berjam-jam sebelumnya.

Pasukan AS dan koalisi internasional yang berada di Irak sudah mengetahuinya, lewat saluran-saluran intelijen. Iran pun sesudah serangan mengakui serangan pembalasan mereka terukur dan presisi.

Kisah ini diketahui dari kesaksian dua tentara Denmark, yang saat kejadian berada di pangkalan militer Ayn al-Asad, target utama serangan Garda Republik Iran.

Iran membalas kematian Mayjen Qassem Soleimani, Kepala Pasukan Quds pada 3 Januari 2020. Qassem dibunuh pihak AS setiba di Bandara Baghdad dari Damaskus, Suriah.

Pengakuan dua tentara Denmark ini dikutip situs berita Southfront.org, Senin (13/1/2020), mengutip hasil interview mereka di saluran TV2 Denmark.

“Sangat mencekam. Sulit dilukiskan lewat kata-kata. Seharusnya kami tak mengalaminya. Kami tak bisa apa-apa waktu itu, tapi kita harus bisa menerimanya,” kata Sersan John.

Denmark menempatkan 133 prajuritnya di Irak, bagian kontingen NATO yang bertugas memberi pelatihan teknis militer ke pasukan Irak.

BREAKING NEWS: Roket Bertubi-tubi Hantam Pangkalan AS di Balad Air Base Irak

Sersan John menambahkan, semua materi pelatihan militer yang ia dapatkan terasa tidak berguna dalam situasi genting itu.

Koresponden TV2 mewawancarai Sersan John dan beberapa prajurit Denmark lainnya di Kuwait, setelah pasukan Denmark dievakuasi ke negara itu sesudah serangan Iran.

Sumber yang dikutip TV2 Denmark, kontingen Denmark menerima informasi Iran akan menyerang sekurangnya enam jam sebelum operasi militer itu benar-benar dilaksanakan.

Informasi itu diterima dari otoritas level tinggi di pemerintahan dan Kementerian Pertahanan Denmark. Karena tidak tahu kapan serangan persisnya terjadi, penyelamatan langsung dilakukan begitu kabar diterima.

Semua prajurit Denmark mengamankan diri ke bunker di komplek pangkalan Ayn al-Asad. Ini kawasan militer yang ditempati ribuan prajurit AS dan koalisi internasional.

Pangkalan udara ini juga menjadi basis helikopter serbu Apache AH-64, pesawat nirawak militer MQ-9 Reaper maupun Predator.

“Kami sungguh-sungguh hanya duduk sepanjang waktu, menunggu hingga semua selesai. Aku tidak tahu persis berapa lama kami menunggu, tapi pastinya berjam-jam,” lanjut Sersan John.

Ketika rudal-rudal menghantam pangkalan Ayn al-Asad, dinding dan atap bunker bergetar. Gemuruh terdengar di permukaan, dan debu memenuhi ruang persembunyian.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved