Iran Tembak Jatuh Pesawat Ukraina Karena Dikira Serangan Musuh

Otoritas Iran akhirnya mengakui bahwa pihaknya secara tak sengaja menembak jatuh pesawat sipil milik Maskapai Penerbangan Internasional Ukraina

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
bbc.com
Laporan Media AS, Ada Dugaan Tembakan Misil Iran ke Pesawat Ukraina 

Obyek itu juga berada dalam ketinggian jangkauan radar dengan bentuk yang menyerupai obyek yang mengancam.

Hingga kemudian dilakukan penembakan terhadap obyek yang belakangan diketahui itu merupakan pesawat sipil Ukraina.

Presiden Iran Minta Maaf

Presiden Iran Hassan Rouhani
Presiden Iran Hassan Rouhani (SputnikNews)

Presiden Iran Hassan Rouhani pun menyampaikan permintaan maaf dan belasungkawa di Twitter.

"Investigasi internal Angkatan Bersenjata telah menyimpulkan bahwa ada misil yang ditembakkan karena human eror hingga menyebabkan kecelakaan pesawat Ukraina yang mengerikan & kematian 176 orang tak bersalah. Investigasi terus dilakukan untuk mengusut tragedi yang tak termaafkan ini," tulisnya.

"Republik Islam Iran sangat menyesali kesalahan yang mengerikan ini," tambahnya.

"Pikiran dan doaku ditujukan untuk semua keluarga yang sedang berduka. Saya mengucapkan belasungkawa yang tulus."

Iran sebelumnya memberikan bantahan

Dugaan tentang keterlibatan Iran dalam peristiwa jatuhnya pesawat Ukraina ini memang sudah beredar sejak beberapa hari lalu, tak lama setelah tragedi memilukan tersebut.

Namun otoritas Iran sebelumnya sudah membantah soal dugaan pesawat itu jatuh akibat ditembak rudal Iran.

Salah satunya bantahan yang disampaikan Kepala Badan Penerbangan Sipil Iran, Ali Abedzadeh.

"Cerita rudal menghantam pesawat itu tidak benar. Itu rumor tanpa dasar," kata Abedzadeh seraya menambahkan saat insiden itu, sejumlah pesawat Iran dan maskapai asing ada di sekitarnya.

Abedzadeh seperti dikutip Sputniknews, Jumat (10/1/2020) pagi WIB, mengatakan penyelidikan tengah berlangsung.

Tim gabungan Iran dan Ukraina mempelajari data rekaman kotak hitam pesawat.

Seorang pejabat badan penerbangan sipil Iran yang enggan disebut namanya, mengatakan pembacaan data kotak hitam akan dilakukan di luar Iran, kemungkinan Prancis. (*/AP/Reuters/Sputniknews)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved