Internasional

Jenderal Pengganti Qassem Soleimani Ungkap Rencana Aksi Pembalasan terhadap AS

Mayor Jenderal Esmail Ghaani menjanjikan pembalasan setimpal atas pembunuhan Qassem Soleimani.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Gaya Lufityanti
sputniknews.com
Mayor Jenderal Esmail Ghaani 

TRIBUNJOGJA.COM, TEHERAN – Mayor Jenderal Esmail Ghaani, pengganti Qassem Soleimani sebagai Komandan Pasukan Quds Korps Garda Republik Islam Iran (IGRC), menjanjikan pembalasan setimpal atas pembunuhan sejawatnya itu.

Esmail Ghaani ditunjuk Ayatollah Ali Khamenei sesaat setelah Qassem terbunuh di Baghdad oleh rudal militer AS, Jumat (3/1/2020) pagi WIB.

Ghaani dan Soleimani merupakan kawan seperjuangan sejak perang Irak-Iran (1980-1988).

Dalam pernyataannya, Ghaani menyebutkan konsekuensi sangat panjang dan menyedihkan atas pembunuhan tersebut.  

Jenderal Iran Qasem Soleimani Dikenali dari Cincin Besar Merah di Jari

"Kami memberi tahu semua orang, bersabarlah, dan Anda akan melihat mayat orang Amerika di seluruh Timur Tengah," kata Ghaani dikutip Al-Jazeera dan Sputniknews.com, Sabtu (4/1/2020).

Pernyataan itu muncul setelah Duta Besar Iran untuk PBB Majid Takht Ravanchi meminta Dewan Keamanan PBB mengutuk apa yang dia sebut sebagai "tindak pidana" dan "terorisme negara" oleh AS.

Dalam pernyatannya, apa yang dilakukan AS itu menurut Ravanchi mengakibatkan "pembunuhan mengerikan" atas Qassem Soleimani.

Ravanchi menggarisbawahi "peran penting" Soleimani dalam membantu sejumlah negara untuk melawan dan mengalahkan "kelompok teroris paling berbahaya di dunia", termasuk Daesh atasu ISIS.

Menurutnya, serangan udara AS yang menewaskan Soleimani jelas menyangkal klaim Amerika Serikat bahwa mereka benar-benar memerangi terorisme.

Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O'Brien, dalam pernyataan lain memperingatkan pembalasan oleh Teheran atas kematian Qassem Soleimani bakal menjadi keputusan sangat buruk.

Kamu Wajib Coba! Tiga Tips Super Gampang Membuat Lipstick Tahan Lama

Meski tidak menunjukkan kutukan atau kecaman keras atas operasi militer AS terhadap Qassem Soleimani, Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR AS Eliot Engel, menyebut Trump tak meminta persetujuan Kongres sebelum menyerang.

Sebaliknya, Eliot Engel malah menggambarkan Qassem Soleimani sebagai dalang kekerasan luar biasa yang membahayakan kepentingan AS.

Menurut Engel, keputusan eksekutif Trump  tanpa persetujuan Kongres itu bisa menimbulkan masalah hukum serius dan menghina Kongres sebagai cabang kekuasaan di AS yang setara pemerintah.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, mengutuk pembunuhan Soleimani sebagai tindakan terorisme internasional.

Bagi Javad, AS memikul tanggung jawab untuk semua konsekuensi dari petualangan jahatnya di Timur Tengah dan dunia pada umumnya.

Ayatollah Ali Khamenei telah memperingatkan pembalasan keras sedang menunggu, dan semua musuh harus tahu jihad melawan AS akan semakin berlipat ganda.

Respon Prancis dan China Atas Kematian Jenderal Iran Qassem Soleimani

Serangan Terbaru

Perkembangan terbaru setelah pembunuhan Qassem Soleimani, stasiun televisi Aljazeera Sabtu pagi melaporkan serangan udara lanjutan di utara Baghdad, Irak.

Lokasi serangan disebut berada dekat pangkalan militer yang digunakan pasukan Inggris dan Italia.

Menurut wartawan Aljazeera di Baghdad, Osama bin Javaid, menyebut target serangan konvoi kendaraan kelompok Hasd al-Shaabi atau PMU Irak.

Kantor berita Associated Press mengutip sumbernya, merilis ada lima orang tewas akibat serangan pesawat tempur ini. Tidak disebut detail identitas dan latar belakang ketokohannya.

Berita pertama yang dilansir Al Masdar News, Sabtu pagi WIB, jet tempur AS menggempur konvoi kendaraan pengangkut anggota paramiliter Hasd al-Shaabi di jalan raya Taji, Provinsi Salahuddin, Irak.

Serangan udara itu berlangsung Sabtu (4/1/2020) dini hari waktu setempat, atau Sabtu pagi WIB.

Kabar diwartakan situs Al Masdar News dari Beirut, mengutip televis Irak dan Al Sumaria.

Video Detik-detik Rudal Tewaskan Jenderal Iran Qasem Soleimani

Berdasar laporan televisi Irak itu, dua kendaraan hancur, belasan anggota kelompok Hasd al-Shaabi atau Popular Mobilization Unit (PMU) tewas.

Operasi tempur udara ini terjadi 24 jam setelah pesawat nirawak Reaper yang dioperasikan militer AS menghajar kendaraan PMU yang membawa Mayjen Qassem Soleimani di Bandara Baghdad.

Qassem tewas terkena rudal bersama Deputi Komandan PMU Al Mahdi al-Muhandis, serta sejumlah petinggi PMU dan militer Iran.

Pembunuhan atas Qassem ini atas perintah Presiden AS Donald Trump. Iran dan jutaan penduduk Iran, Irak, dan para simpatisannya mengutuk kekejaman Washington ini.

Terkait peristiwa di Taji, belum ada informasi mendetail yang diperoleh media di sana. Termasuk apakah ada tokoh-tokoh penting PMU di konvoi yang diserang tersebut.

Pada perkembangan lain, situasi genting di Irak, Iran, Suriah serta Libya, memaksa Pentagon mengirimkan 4.000 prajurit tambahan ke Timur Tengah.

Pasukan dari Lintas Udara 82 yang terkenal, telah tiba di pangkalan militer AS di Kuwait.

Mereka dikirimkan menggunakan pesawat angkut terbesar dalam beberapa sortie.

Makin Genting! Jenderal Iran Serukan Aksi Pembalasan ke AS Atas Pembunuhan Qassem Soleimani

Krisis di Irak meningkat tajam setelah militer AS menggempur markas Khataib Hezbollah, menewaskan lusinan anggota milisi Syiah itu.

Serangan udara itu dibalas tembakan roket ke pangkalan AS K-1 di Provinsi Kirkuk, yang menewaskan seorang kontraktor militer atau tentara swasta AS.

Ribuan anggota Khataib Hezbollah pada 31 Desember 2019 menggeruduk Kedubes AS di Baghdad, berhasil masuk ke sebagian kantor dan melakukan kekerasan serta pembakaran.

Aksi demonstrasi itu dibalas operasi terencana lewat drone yang akhirnya menewaskan Qassem Soleimani.

AS mendakwa tokoh ini menggerakkan demonstrasi ke Kedubes AS di Baghdad.

Di Beirut, Sekjen Hezbollah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah menyerukan pembalasan atas pembunuhan Qassem Soleimani akan dilakukan para pejuang di semua penjuru dunia.

“Kami akan bekerja sepanjang hari, siang malam, untuk mewujudkan tujuan tersebut. Kami akan kibarkan bendera di semua medan dan front,” kata Nasrallah. (Tribunjogja.com/ xna)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved