Gunungkidul

Seorang Warga Ponjong Diduga Terkena Antraks

Hal tersebut diketahui pada 28 Desember 2019 lalu ada hewan ternak yang mati mendadak dan dagingnya dikonsumsi oleh satu orang terduga terkena antraks

Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Ari Nugroho
weeklytimesnow.com.au
ilustrasi Anthrax 

Laporan Reporter Tribunjogja Wisang Seto Pangaribowo

TRIBUNJOGJA.COM,GUNUNGKIDUL - Satu orang terduga terkena antraks di dusun Gombang, Kecamatan Ponjong saat ini masih mendapatkan penanganan medis di rumah sakit.

Hal tersebut diketahui pada 28 Desember 2019 lalu ada hewan ternak yang mati mendadak dan dagingnya dikonsumsi oleh satu orang terduga terkena antraks.

Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawati, saat ditemui wartawan, Jumat (3/1/2020).

Cegah Antraks Muncul Lagi, Hewan Ternak di Kawasan Menoreh Disuntik Vaksin

"Kami menyebutnya suspect, karena saat ini masih menununggu hasil laboratorium untuk pemeriksaan darah, ini mungkin memakan waktu lama bisa 10 hari karena harus dikirim ke laboratorium di Bogor," jelasnya.

Sambung Dewi, untuk pemeriksaan darah untuk suspect antraks tidak bisa dilakukan di sembarang laboratorium.

Oleh sebab itu pihaknya mengirim contoh darah ke laboratorium di daerah Bogor.

"Saat ini kami Dinkes Gunungkidul bersama dengan Puskesmas melakukan pemantauan setiap hari selama 2x60 hari, untuk memantau kesehatan masyarakat," ucapnya.

Dewi mengatakan waktu 2x60 hari tersebut dikatakan masa inkubasi, pihaknya tidak mau kecolongan ada masyarakat yang menjadi suspect kembali sehingga untuk pemantauan dilakukan dalam waktu yang cukup lama.

"Jadi orang yang terkena antraks itu bisa disembuhkan dengan mengkonsumsi antibiotik, selain satu orang yang menjadi suspect kami juga memberikan antibiotik kepada masyarakat yang kemungkinan melakukan kontak dengan hewan Sapi yang mati," paparnya.

DPP Gunungkidul Pastikan Sapi yang Mati Beberapa Hari Lalu Bukan Karena Antraks

Ia menambahkan untuk antibiotik antraks saat ini sudah tersedia di puskesmas sehingga masyarakat dihimbau untuk tidak panik.

Selain melakukan pemantauan medis, Dinkes Gunungkidul juga memberikan edukasi terhadap masyarakat agar tidak mengkonsumsi daging hewan ternak seperti sapi, kambing, atau kerbau yang mati mendadak karena sangat berbahaya bagi kesehatan.

"Kami mengimbau kepada masyarakat agar tidak mengkonsumsi hewan ternak yang mati mendadak, jika hewan ternak terkena antraks dan disembelih maka dari darah hewan tersebut antraks akan menjadi spora dan sangat berbahaya karena bisa menular lewat udara, sentuhan langsung, debu," jelas Dewi.

Sementara itu Kasi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Veteriner, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Retno Widyastuti mengatakan pihaknya telah selesai melakukan langkah-langkah pencegahan penyebaran antraks.

"Kami sudah selesai lakukan langkah-langkah pencegahan tetapi untuk lebih jelas langsung menghubungi kepala dinas pertanian dan pangan," pungkasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved