Banjir Jakarta
Penolakan Netizen Jakarta Jadi Tuan Rumah Formula E hingga Dibuat Petisi, Mending Pikirin Banjir!
Banjir di Jakarta membuat warganet menolak acara Formula E yang diadakan di Jakarta pada 6 Juni 2020.Warganet sampai membuat petisi penolakan.
Penulis: Dwi Latifatul Fajri | Editor: Rina Eviana
Penolakan Netizen Jakarta Jadi Tuan Rumah Formula E hingga Dibuat Petisi, Mending Pikirin Banjir!
TRIBUNJOGJA.COM - Banjir di beberapa daerah Jakarta, Banten dan Jawa Barat membuat netizen menolak Formula-E FIA ABB 2020 di Jakarta.
Twitter ABB Formula E, memberitahukan Jakarta akan menjadi tuan rumah balapan Formula E pada 6 Juni 2020. Akun Twitter tersebut mengirimkan link tautan pendaftaran.
Namun, banyak warganet menolak dan ingin pemerintah membatalkan Formula E di Jakarta.
Melalui tagar #shameOnyouFormulaEJakarta, warganet menolak dan berharap anggaran untuk penyelenggaraan Formula E untuk memberi bantuan korban dan penanganan banjir.
Tagar #shameOnyouFormulaEJakarta jadi salah satu trending topik di Twitter.
Akun Twitter Rudi Valinka membagikan tautan petisi untuk membatalkan Formula E di Jakarta. Rudi Valinka mengumpulkan 1.000 petisi untuk membatalkan acara besar tersebut.
Hingga kini sekitar 800-an orang telah menandatangani petisi.
Melalui situs Change.org, petisi yang dibuat oleh Irawan Endro Prasetyo ini menjelaskan tentang penolakan penyelenggaraan acara Formula-E FIA ABB 2020 di Jakarta.
Alasan petisi ini dibuat agar dana yang tersedia dari pemerintah lebih berfokus pada pengelolaan banjir dan infrastruktur daripada dana untuk Formula E.
Banyak warganet menuding anggaran pencegahan banjir di Jakarta tidak sebanding dengan anggaran balap mobil listrik Formula E 2020.
"#shameOnyouFormulaEJakarta Silahkan dikaji ulang, batalkan kegiatan balap Formula E di Jakarta ini segera. Atau penduduk Jakarta yang jadi korban banjir akan membatalkan kegiatan ini, dengan cara mereka." tulis akun Twitter @kinugh.
"Secara mental, orang-orang di Jakarta belum siap untuk hiburan olahraga ini. Jalan Jakarta sangat bergelombang, tolong pikirkan keselamatan untuk semua orang. Terima kasih jika Anda mempertimbangkan untuk menggantikan Jakarta sebagai tuan rumah untuk acara Anda." tulis akun Twitter @ricosiswandi.
"JAKARTA BELUM SIAP UNTUK ACARA FORMULA E. Dengan jalan yg masih bergelombang, penataan jakarta yg semraut, kemungkinan besar acara ini akan dibatalkan. Acaranya tinggal 6 bulan, tp blm ada persiapan apa".Kalau dipaksakan event ini akan kacau." tulis akun Twitter @bejoaseli.
Anggaran
Formula E sendiri rencananya akan digelar di Monas. Meski begitu, trek balapan mobil listrik di sirkuit jalan raya perkotaan itu masih didiskusikan dan dijamin tidak akan mengganggu lalu lintas.
Dikutip dari Kompas.com, tak hanya sekali, Formula E direncanakan akan digelar 5 tahun berturut-turut dari 2020, 2021, 2022, 2023, 2024.
Alasannya agar infrastruktur yang dibangun dimanfaatkan secara maksimal dan agar Jakarta jadi destinasi wisata.
Perhelatan balap formula E direncanakan akan digelar oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 2020.
Untuk mendanai balapan ini, Pemprov DKI Jakarta pun mengajukan anggaran dalam Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah Perubahan (APBD-P) 2019 dan APBD 2020.
Tercatat, dari empat anggaran mata yang diajukan, nilainya mencapai total mencapai Rp 1,6 triliun.

Diberitakan sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta harus menyetor dana 20 juta poundsterling untuk menjadi tuan rumah balap mobil listrik Formula E. Jumlah itu setara dengan Rp 345,9 miliar. Dana itu harus disetorkan kepada Federasi Otomotif Internasional (FIA) Formula E atau disebut sebagai commitment fee.
"Jumlahnya 20 juta poundsterling. (Untuk) Formula E (sebesar) 24,1 juta dollar AS," ujar Anies kala itu.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta lalu menyetujui anggaran belanja langsung tersebut. Anggaran itu disetujui dalam pembahasan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUPA-PPAS) untuk rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) 2019 pada Selasa (13/8/2019) sore.
Anggaran yang disetujui sebesar Rp 360 miliar atau 20,79 juta poundsterling. Dalam pengajuan sebelumnya, Pemprov DKI mengajukan dana sebesar Rp 345,9 miliar dengan menggunakan kurs dollar AS, yaitu 24,1 juta dollar atau 20 juta poundsterling.
Tak lama kemudian, pada Agustus 2019 lalu, Pemprov DKI kembali mengajukan penambahan anggaran sebesar Rp 934 miliar untuk penyelenggaraan dan asuransi Formula E. Baca juga: Mengintip Sukses Singapura Naturalisasi Sungai Atasi Banjir Dalam draf yang diajukan tertulis pagu anggaran indikatif sebesar Rp 934 miliar.
Rinciannya 22 juta poundsterling untuk biaya penyelenggaraan dan 35 juta euro untuk asuransi. Jika dikonversi dengan menggunakan rupiah (1 poundstreling Rp 17.205), 22 juta poundsterling setara Rp 378,46 miliar. Lalu 35 juta euro (1 euro Rp 15.892) setara Rp 556,22 miliar. Total Rp 934 miliar.
Anggaran Jakpro
Dana lainnya berasal dari Jakpro yang merupakan BUMD DKI Jakarta. Perusahaan tersebut juga mengajukan suntikan modal berupa penyertaan modal daerah (PMD) sebesar Rp 305,2 miliar dari APBD DKI tahun 2020.
PMD sebesar Rp 305,2 miliar itu akan digunakan untuk sejumlah hal. Pertama, Rp 5 miliar untuk pre feasibility study (FS) dan research and development (R&D). Kemudian, Rp 112 miliar untuk civil works dan perbaikan jalan raya, Rp 48 miliar untuk dinding dan pagar, Rp 67,2 miliar untuk pembuatan trek dan jalur balap.
Selanjutnya, Rp 10 miliar untuk layanan umum, seperti keamanan, kebersihan, pengelolaan sampah, toilet, manajemen lalu lintas, dan layanan parkir.
Lalu, Rp 6 miliar untuk honor tim pelaksana lokal. Honor itu ditujukan untuk 50 orang selama 12 bulan. Honor tiap orang Rp 10 juta per bulan. Ada juga anggaran Rp 25 miliar untuk biaya tak terduga dan Rp 32 miliar untuk safety dan race materials( Tribunjogja.com | Dwi Latifatul Fajri )