Sate, Tengkleng dan Bakso Jadi Saksi Guyubnya Umat Beragama Jawa Tengah
Ganjar Pranowo bersilaturahmi ke Keuskupan Agung Semarang dan kediaman Ketua Persekutuan Gereja Indonesia Wilayah (PGIW) Jawa Tengah, Rabu (25/12/201
TRIBUNJOGJA.COM, SEMARANG - Berbagai sajian makanan tertata rapi di atas meja. Ada Sate, Tengkleng dan Bakso ditemani teh panas dan camilan lainnya.
Di sekelilingnya, berkumpul orang-orang penting di Provinsi Jawa Tengah sambil bercanda dan tertawa bersama.
Ucapan Selamat Natal silih berganti disampaikan. Senyum bahagia menyatu dalam nyanyian lagu-lagu Nusantara.
Itulah sekelumit gambaran saat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, bersilaturahmi ke Keuskupan Agung Semarang dan kediaman Ketua Persekutuan Gereja Indonesia Wilayah (PGIW) Jawa Tengah, Rabu (25/12/2019).
Bersama Kapolda Jateng dan Pangdam IV Diponegoro dan sejumlah tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB), Ganjar ikut mangayubagyo perayaan Natal tahun ini.
Suasana semakin damai saat aneka menu makanan itu disajikan oleh ibu-ibu pengajian dan para santri.
Tanpa lelah, mereka bahu membahu membantu kelancaran perayaan Natal umat Kristiani, tanpa melihat suku, agama dan golongan. Yang ada hanya Persatuan Indonesia.
"Suasananya sangat ceria dan penuh kegembiraan. Semua guyub rukun dan sungguh membahagiakan. Kehadiran teman-teman FKUB bersama pak Ganjar dalam perayaan Natal kali ini sungguh luar biasa," kata Uskup Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiatmaka.
Beginilah lanjut Uskup Agung, seharusnya kehidupan di Indonesia.
Semua masyarakat dapat hidup rukun, menjadi sahabat satu sama lain, menjadi saudara tanpa mempermasalahkan perbedaan.
"Kabeh dadi dulur (semua jadi saudara). Semoga ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari, ini akan menciptakan kondisi hidup bersama yang damai. Top pokoknya," tegasnya.
Hal senada disampaikan Ketua Persekutuan Gereja Indonesia Wilayah (PGIW) Jawa Tengah, Pendeta Eka Lasa Purwibawa.
Ia menceritakan, bawa kondisi kerukunan antar umat beragama di lingkungannya sangat tinggi.
"Setiap tahun, warga selalu berbondong-bondong membantu kami. Mayoritas muslim, itu yang masak ibu-ibu pengajian," terangnya.
Dirinya memang sedang menginisiasi berdirinya rumah moderasi.