Gunungkidul
Fogging Tidak Bisa Sembarangan Dilakukan untuk Atasi DBD
Jika fogging dilakukan secara asal, dapat membahayakan kesehatan masyarakat sekitarnya.
Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Wisang Seto Pangaribowo
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Untuk mengatasi Demam Berdarah Dengue (DBD) tidak bisa dengan melakukan fogging secara asal.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawati beralasan, hal ini dikarenakan jika fogging dilakukan secara asal, dapat membahayakan kesehatan masyarakat sekitarnya.
Ia pun mengharuskan penanganan DBD melalui beberapa tahap.
"Jika ditemukan kasus DBD, maka sebelum 24 jam puskesmas atau rumah sakit harus melaporkan kepada dinkes. Lalu setelah adanya laporan dinkes akan melakukan Penyelidikan Epidemologi (PE), di lingkungan rumahnya," katanya saat dihubungi, Jumat (13/12/2019).
• Antisipasi Penyebaran DBD, Dinkes Sleman Keluarkan Surat Edaran
Selanjutnya telah dilakukan PE dan terbukti ada jentik-jentik barulah akan dilakukan fogging.
Ia menjelaskan saat musim penghujan seperti saat ini kasus DBD biasanya akan naik hingga menjelang pertengahan tahun.
"Biasanya Desember itu naik, nanti Januari akan meningkat kembali lalu hingga bulan Maret lalu menurun saat pertengahan tahun biasanya grafiknya seperti itu," katanya.
Dirinya menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan juga melakukan upaya pemberantasan jentik-jentik nyamuk dengan 3M.
"Masyarakat bisa mencegahnya dengan menguras bak mandi, menutup penampungan air, mengubur barang bekas yang bisa membuat air menggenang," imbuhnya.
• Tutorial Super Mudah Menghilangkan Kantong Mata
Sementara itu data Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari mencatat pada tahun ini hingga pertengahan bulan Desember ada sebanyak 363 orang yang dirawat akibat DBD.
“Dari jumlah tersebut yang dirawat di RSUD tidak ada yang sampai meninggal dunia data tersebut juga sudah kami laporkan kepada dinas kesehatan," katanya.
Dia menjelaskan, jumlah pasien DB di RSUD Wonosari terdiri dari usia anak dan dewasa.
Heru memastikan semua pasien penderita DB telah tertangani dengan baik.
Dengan demikian dapat mempercepat proses penyembuhan pasien. (TRIBUNJOGJA.COM)