Viral Video Pusaran Angin Besar di Permukaan Laut Mirip Puting Beliung, Begini Penjelasan BMKG
Video mirip angin puting beliung yang disebut terjadi di Kawasan Pelabuhan Kamal, Madura pun sontak viral dan menyita perhatian netizen.
Viral Video Pusaran Angin Besar di Permukaan Laut Mirip Puting Beliung, Begini Penjelasan BMKG
TRIBUNJOGJA.COM -Sebuah video yang memperlihatkan fenomena pusaran angin besar di atas laut mirip puting beliung beredar di media sosial.
Video mirip angin puting beliung yang disebut terjadi di Kawasan Pelabuhan Kamal, Madura pun sontak viral dan menyita perhatian netizen.

Dikutip Grid.ID dari akun Instagram @ndorobeii Senin (9/12/2019), video singkat fenomena angin puting beliung dari warganet tersebut mendadak viral dan menjadi perbincangan.
"Ndoro ijin melapor telah ada kejadian angin puting beliung di daerah Kamal mau arah ke suramadu... !!! Kiriman @dafatamborez168," tulis akun @ndorobeii pada keterangan fotonya.
Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui secara pasti kapan fenomena tersebut terjadi.
Biasanya angin puting keluar dari awan jenis (CB) dan banyak terjadi di wilayah daratan.

Miming menjelaskan apabila ada fenomena yang mirip dengan puting beliung terjadi di atas permukaan air.
Angin tersebut dinamakan 'waterspout.'
"Mekanisme pembentukan kedua fenomena tersebut adalah sama, berasal dari sistem awan CB," jelas Miming.
Angin puting beliung terbentuk dari sistem awan jenis CB.
• BMKG Prediksi Masih Ada Potensi Hujan dan Angin Kencang dalam 2-3 Hari ke Depan di Yogyakarta
Tetapi tidak semua awan CB dapat menimbulkan fenomena puting beliung.
"Seperti kondisi labilitas atmosfer yang melebihi ambang batas tertentu yang mengindikasikan udara sangat tidak stabil dan kondisi angin di sekitarnya," lanjut Miming.

Miming mengatakan, biasanya fenomena puting beliung terjadi pada masa peralihan musim.
Fenomena tersebut biasanya terjadi sekitar bulan Maret-Mei atau September-Oktober.
Bocah main di pusaran angin
Beberapa waktu lalu, sebuah video anak-anak asyik bermain di pusaran angin puting beliung viral di media sosial.
Video bocah bermain di pusaran angin puting beliung itu pertama kali dibagikan di akun Twitter @merapi_news. Banyak warganet yang mengomentari unggahan video pendek tersebut.
Salah satu akun Twitter Video @merapi_news mengunggah video pendek berdurasi 23 detik. Video tersebut menampilkan lapangan luas dan ada angin ribut di tengah lapangan tersebut.
Tiba-tiba anak-anak murid sekolah dasar (SD) memakai baju seragam pramuka berlari menuju tengah pusaran angin puting beliung. Sontak orang dalam video tersebut berteriak.
"Woe woe Fuad minggiro..." (Woy, woy, Fuad minggir),"teriak suara orang tersebut.
Anak kecil yang berlari dalam pusaran angin kencang tersebut, masuk ke dalam pusaran sampai tidak terlihat dalam rekaman.
Setelah anak bernama Fuad tersebut masuk pusaran, ada sekelompok anak sd berbaju pramuka mendekat ke arah lapangan.
Video tersebut sudah ditonton 17 ribu kali, mendapat 800-an suka dan 720 retweet.
"Cuma Di Negara Berkode +62 Angin tornado tak ada harga dirinya.
Karang iseh bocah. "
"@vebryardiansyah via temanggungku Gandurejo, Temanggung
ojo ditiru(Jangan Ditiru)" Tulis akun @merapi_news.
Dikonfirmasi oleh Tribunjogja.com, perekam video bernama Vebry mengungkapkan kejadian tersebut terjadi setahun yang lalu.
"Dulu aku kirim ke salah satu Instagram (Temanggungku). Cuman DM’ku enggak dibaca. Nah tadi pagi aku buka Instagram banyak banget notif yg masuk, itu kejadiannya di Lapangan Gandurejo Bulu Temanggung. Kejadiannya sekitar September atau Oktober 2018" ungkap Vebry via Whatssapp.
Vebry juga mengungkapkan anak kecil bernama Fuad itu baik-baik saja meski berada di tengah pusaran angin. Mungkin karena masih kecil dia belum tahu bahayanya berada di tengah pusaran angin.
"Anak-anak seusia mereka itu usia yang ingin tahu banyak hal. Mereka gak takut kalo sebenarnya angin itu sedikit bahaya, mereka berani melakukan itu karena jiwa mereka kuat, anak-anak dengan penuh semangat. Semoga cita-cita mereka tercapai dan jadi orang sukses" tambah Vebry.
Warganet Twitter memberi komentar lucu pada postingan tersebut.
@Idrist1st : Dadi kelingan jaman semono di apusi, jare ono omah buto, jebul lemah mlebu moto
Jadi ingat jaman dulu, dibohongi. Katanya itu tanah rumah raksasa ternyata tanah masuk mata
@moehammadeffye1 : Anak" E gundala bee min
Anaknya Gundala itu min
@KoesHotma : Krn tornado g ada harganya dibanding nmax...
@handokoputra76 : Enggak salah kalau negara berkode +62 jadi negara tersantai
@Amaliapspsr_ : Rung reti rasane ditibake pas wes neng duwur
Tak tahu rasanya dia dijatuhkan dari atas
@bayusetyaji_u : konon di dalam pusaran ada "mah buto" nya
@komodoers : Sangar tenan cah2 kui.. wis sekti seko lahir.
Keren banget anak itu. Sudah sakti dari lahir.
@fatkhulputra : Angin tornado dikumbah cah silik yo ngeneki... rakajen babarblas
Angin tornado dikerjain anak kecil ya gini. Tidak dihargai sama sekali.
@aditya__bagas : Rasane koyo dolanan 'ombak banyu' ng sekaten mesti. Wkwk
Rasanya seperti bermain ombak air di Sekaten.
Peringatan BMKG
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) memprediksi puncak musim hujan terjadi pada Januari-Februari 2020.
Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca, Miming Saepudin, saat konferensi pers di Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Kamis (31/10/2019).
"Musim hujan 2019-2020 belangsung normal sesuai klimatoligisnya. Puncak musim hujan terjadi pada Januari hingga Februari 2020," ucap Miming.
Ia mengatakan, pada dua bulan sebelum puncak musim hujan, cuaca akan ekstrem.
Hal-hal yang perlu diwaspadai di antaranya turunnya hujan lebat disertai petir, angin puting beliung, angin kencang, dan hujan es.
Miming juga mengatakan, pada November perlu diwaspadai terjadinya gelombang tinggi di perairan barat Sumatera hingga selatan Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Perlu diwaspadai potensi cuaca ekstream mulai dari puting beliung, hujan es, hujan lebat disertai petir dan angin kencang pada periode transisi musim pada November-Desember 2019," ujar Miming.
"Potensi gelombang tinggi juga harus diwaspadai pada November saat ini. Potensi gelombang tinggi selama bulan November 2019 perlu diwaspadai di wilayah perairan barat Sumatera hingga selatan Bali-NTB," kata dia.(*)