Pendidikan
Sejumlah Kepala Sekolah di Yogyakarta Tanggapi Soal Wacana Penghapusan UN
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menuturkan, pihaknya masih mengkaji terkait wacana penghapusan UN untuk SD, SMP dan SMA.
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Wacana penghapusan Ujian Nasional (UN) kembali dimunculkan oleh pemerintah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menuturkan, pihaknya masih mengkaji terkait wacana penghapusan UN untuk SD, SMP dan SMA.
Menanggapi hal tersebut, Kepala SDN Serayu Yogyakarta, Kupiyosari mengatakan, penghapusan UN tersebut dinilai lebih menguntungkan siswa.
Sebab kata dia, siswa tidak terbebani dengan adanya UN.
• Jadwal Ujian Nasional SMA/MA 2020 yang Dirilis Badan Standar Nasional Pendidikan
"Kalau anak yang diuji hanya akademiknya saja, kompetensi lainnya nggak ter-cover, padahal selama sekian tahun proses pembelajaran itu intinya di proses, dari yang tidak tahu menjadi tahu, yang belum bisa menjadi bisa," ujarnya Jumat (29/11/2019).
Menurutnya, apabila UN hanya berfokus pada teori saja, maka nilai-nilai keterampilan tidak tercukupi.
Ia menilai, sebaiknya pelaksanaan ujian diserahkan kepada masing-masing sekolah.
Sebab kata dia, yang memahami kompetensi dan kemampuan para siswa adalah sekolah.
"Kalau UN, ujian sekolah yang menentukan, jadi bukan UN, karena yang betul-betul tahu kompetensi anak kan sekolah, yang memantau anak, mendampingi anak kan sekolah yang tahu," kata dia.
• Download Kisi-kisi Ujian Nasional SMA/MA 2019 Gambaran Soal Bahasa Indonesia dan Inggris, Matematika
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Yogyakarta Niken Sasanti mengatakan pihaknya mengaku tidak keberatan apabila UN akan dihapuskan.
"Namun tentu nantinya ada tes atau assessment dalam bentuk lain untuk pemetaan mutu sekolah," ujarnya kepada Tribunjogja.com.
Ia mengatakan, yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, UN digunakan untuk seleksi masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, misalnya dari SMP ke SMA.
Hal ini membuat para siswa berjuang untuk mendapatkan nilai UN terbaik sehingga bisa mendapatkan sekolah yang baik pula.
• Tips Hadapi Ujian Nasional bagi Para Siswa SMK, SMA dan Sederajat
"Banyak orang tua yang menekan anak-anaknya supaya belajar keras untuk UN, akhirnya anaknya dimasukkan bimbingan belajar, didatangkan guru les privat. Tidak sedikit anak yang tertekan gara-gara UN," jelasnya.
Meski demikian, menurutnya, standar penilaian pendidikan tetap diperlukan untuk pemetaan mutu pendidikan.
"Namun perlu kajian yang mendalam untuk menentukan bentuk tes apa yang dipakai sebagai pengganti UN mengingat Indonesia sangat luas, sangat beragam dan pada kenyataannya masih ada kesenjangan mutu pendidikan," ungkapnya.
Senada, Kepala SMAN 6 Yogyakarta Munjid Nur Alamsyah menyetujui wacana penghapusan UN.
Menurutnya, sebaiknya penilaian akhir diserahkan kepada masing-masing sekolah.
"(UN SMA) tidak menentukan kelulusan, hanya untuk pemetaan, biaya operasional terlalu tinggi tapi manfaatnya kecil. Jadi sebaiknya penilaian akhir diserahkan pada sekolah masing-masing," tuturnya.
Menurutnya, perlu ada tinjauan ulang untuk semua penilaian akhir.
Dan yang paling pokok, kata dia, penilaian akhir tersebut harus mampu mencerminkan kemampuan anak yang obyektif.
"Kalau ada yang lebih baik dari UN, silahkan. Kalau tidak ada, serahkan penilaian akhir ke masing-masing sekolah," kata dia.(TRIBUNJOGJA.COM)