Daftar Pesohor yang Berdarah Campuran Seperti Agnez Mo : Tak Ada yang 100 Persen Berdarah Indonesia
Tes DNA mengungkap asal-usul leluhur pesohor tanah air. Studi ini membuktikan tak ada yang 100 persen berdarah Indonesia seperti halnya Agnez Mo
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
Agnez Mo yang kini berkarier di Amerika Serikat menjadi perbincangan hangat.
Ini terjadi setelah dirinya mengaku tak memiliki darah Indonesia sama sekali.
Pengakuan itu ia sampaikan di menit ke 7 dalam sebuah video di YouTube saat ia menjadi bintang tamu di program Build yang dipandu oleh Kevin Kenny.

Hal itu dilontarkan oleh pemilik lagu Nanana ini saat Kenny bertanya mengenai dirinya yang berbeda dengan kebanyakan orang Indonesia.
"Sebenarnya saya sama sekali tidak memiliki darah Indonesia, saya ini berdarah Jerman, Jepang, China. Saya hanya lahir di Indonesia," ucap Agnez dalam sesi wawancara tersebut.
"Saya tidak ingin mengatakan bahwa saya tidak merasa memiliki keterikatan dengan Indonesia, karena saya merasa orang-orang di sana selalu bisa menerima saya. Hanya saja ada perasaan 'saya tidak seperti orang-orang lainnya'," jelas Agnez.

Atas pernyataannya itu, Agnez sempat dikecam dan disebut tidak memiliki rasa nasionalisme setelah sukses berkarier di luar negeri.
Namun, tidak hanya kecaman yang datang menghampirinya, sebagian yang lain juga menyampaikan pembelaannya dan menyebut Agnez hanya menyampaikan kondisinya.
Serupa dengan Agnez Mo, sejumlah pesohor tanah air pun diketahui memiliki darah campuran. Bahkan beberapa di antaranya tak ada darah Indonesianya sama sekali.
Simak wawancara selengkapnya di sini :
Ini diketahui lewat Proyek DNA Penelusuran Leluhur Orang Indonesia Asli yang diadakan oleh majalah sejarah Historia beberapa waktu lalu.
Ada pesohor Ariel Noah, Najwa Shihab dan sejumlah pesohor lainnya.
Bagaimana hasilnya?
1. Najwa Shihab
Najwa Shihab semakin yakin bahwa Indonesia adalah bangsa yang begitu kosmopolitan. Beragam etnis, suku, dan budaya hidup berdampingan selama berabad-abad lamanya.
Hal itu Najwa dapatkan setelah dirinya menjadi salah satu dari 16 relawan yang diteliti DNA-nya dalam sebuah kegiatan terkait asal usul orang Indonesia yang diinisiasi oleh majalah sejarah daring Historia.

Dari hasil penelitian, Najwa Shihab memiliki sepuluh fragmen DNA dari moyang yang berasal dari Afrika Utara, Asia Timur, Asia Selatan, Timur Tengah, Eropa Selatan, Afrika, Eropa Utara, diaspora Asia, diaspora Afrika, dan diaspora Eropa.
Komposisinya sebesar 48,54 persen South Asian, North African 26,81 persen, African 6,06 persen, East Asian 4,19 persen, African Dispersed 4,15 persen, Middle Eastern 3,48 persen, Southern European 2,20 persen, Northern European 1,91 persen, dan Asian Dispersed 1,43 persen.
2. Ariel Noah
Vokalis grup band NOAH, Nazril Irham atau populer dikenal Ariel yang menjadi salah satu relawan ternyata asal DNA yang cukup beragam.
Diketahui, Ariel lahir di Pangkalan Brandan, Lagkat, Sumatera Utara, pada 16 September 1981. Ariel lahir dari pasangan pasangan Nazmul Irphan dan Darlina Darwis.

Hasil penelitian DNA tersebut menunjukkan Ariel memiliki empat perpaduan DNA. Terdiri dari DNA East Asian sebesar 15,14 persen, Asian Dispersed 5,02 persen, Middle Eastern 0,05 persen, dan South Asian sebesar 79,78 persen.
Dengan begitu, Ariel memiliki gen dari leluhur India, Jepang, Yunani, dan Asia-Amerika.
3. Mira Lesmana
Produser film Mira Lesmana, ia ternyata memiliki asal usul DNA dari empat bangsa.
Itu adalah East Asian 49,66 persen, South Asian 38,10 persen, Asian Dispersed 12,21 persen, dan Middle Eastern 0,03 persen.

Sebagai informasi, wanita yang akrab disapa Miles ini lahir di Jakarta, 8 Agustus1964. Mira Lesmana lahir orangtua berdarah Jawa.
Istri Mathias Muchus ini merupakan anak musisi jazz Indonesia, Jack Lesmana dan penyanyi senior Indonesia berdarah Jawa Nien Lesmana.
4. Sutradara Riri Riza
Riri Riza memiliki empat perpaduan asal usul DNA.
Yakni, DNA dari South Asian sebesar 46,24 persen, East Asian 33,95 persen, Asian Dispersed 17,27 persen, lalu Middle Eastern 2,53 persen.
Metode Tes DNA
Penelitian genetik ini memakai DNA mitokondria yang diturunkan melalui jalur maternal ibu, kromosom Y yang hanya diturunkan dari sisi paternal ayah, serta DNA autosom yang diturunkan dari kedua orang tua.
Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) merupakan asam nukleat yang menyimpan semua informasi tentang genetika.
DNA inilah yang menentukan jenis rambut, warna kulit, dan sifat-sifat khusus manusia.
Dijelaskan Deputi Fundamental Eijkman Institute Prof Dr Herawati Aru Sudoyo, DNA dapat diperoleh dari materi biologis apapun.
"Jadi sumbernya bisa darah, usap pipi, saliva (Air liur), dan lain-lain. Dites yang dilakukan itu digunakan materi dari sel-sel yang diambil dari saliva," ujar Herawati di Museum Nasional, Selasa (15/10/2019).
16 partisipan diminta menempelkan air liurnya dengan sebuah korek kuping dan dimasukkan ke dalam sebuah wadah agar dapat diteliti gen yang ada di dalam liur tersebut.
Dihubungi Kompas.com, Rabu (16/10/2019), Hera menjelaskan setelah sampel DNA diambil, kemudian diisolasi, lalu diperbanyak jutaan kali dengan teknik PCR (polymerase chain reaction), dimurnikan.

Memperbanyak DNA sampai jutaan kali bertujuan untuk mencari marka spesifik "ancestry dengan menggunakan referensi yang sudah ada dalam bank DNA.
"Ada yang tanya, kenapa kok bisa (sampel DNA) hanya dari air liur atau bercak darah? Kalau itu sebenarnya urusan teknologi. Tapi yang kita lakukan secara teknisnya, kita memperbanyak DNA yang ada tersebut sampai jutaan kali, karena itu kita mampu untuk melihat perbedaan-perbedaan (hasil gen) itu,” kata Prof Hera.
Meski semua pokok biologis dari tubuh manusia bisa dijadikan sampel untuk uji DNA, tapi air liur dan bercak darah dianggap sebagai pokok biologis yang mudah dianalisis dengan struktur gen yang ada.
Lamanya proses deteksi DNA dari awal pengambilan sampel sampai mendapatkan hasilnya dari laboratorium Australia, hanya dibutuhkan tiga minggu saja.
Menanggapi banyaknya peminat yang ingin melakukan tes DNA untuk mengetahui identitas asalnya, diakui Hera bahwa Indonesia sendiri belum bisa melakukannya.
Namun bagi masyarakat yang ingin melakukan secara pribadi di laboratorium komersial, umumnya harus mengeluarkan biaya Rp 5,7 juta per tes. (*/kompas/kompas_2)